Diam Diam Bucin

287 46 17
                                    

"Apa menurut mu aku akan bersama nya?" dia melempar tanya itu tiba tiba.

Aku berfikir sejenak "dia sumber bahagia lo Ron, cinta masa lalu lo. Apa lo akan bahagia bersama cinta pertama lo?" tanyaku disela sela ketidak siapanku menerima jawaban yang paling tak ingin aku dengar.

Diluar ekspektasiku, dia mengangguk cepat dengan raut wajah bahagia yang mau tak mau aku harus mengigit bibir menahan getir yang kurasa. Benar dugaanku bahwa dia masih mencintai cinta masa lalunya. Dia belum bisa melupakan cinta pertama nya yang sudah pasti adalah Keyza.

"Sebenarnya gue udah coba untuk mencintai orang lain hanya saja semesta selalu mengiringku pada dia yang selalu menjadi central hidup ku" ucapanya yang semakin membuat hati ku bagai tersayat sayat.

"Gue tau Ron" sahutku masih dengan wajah sendu.

"Apa yang lo tau?"

"Lo gak akan bisa mencintai wanita lain selain Cinta pertama lo. Dia yang menjadi sumber bahagia lo, type wanita yang lo idam diam kan dan yang paling layak untuk mendampingi lo. Dan gue dengan penuh kesadaran diri menyadari itu semua ada di diri Keyza" aku menunduk dengan air wajah yang tak ingin ku perlihatkan pada lelaki batak manis itu

Dia menarik gemas hidungku kemudian menjetikkan jemarinya pelan pada keningku. Aku sedikit meringis seraya mengusap salah satu bagian tubuh yang di jadikan sasaran kejailan Rony barusan "lo Kenapa sih" aku mencubit pinggangnya namun hanya di respon dengan tawa renyah darinya.

"Pertanyaan itu harus nya aku tanyain ke kamu?" dia menggeser tubuh nya lebih merapat dengan ku sambil memperhatikan dahi dan pangkal hidungku.

"Kamu kenapa sih suka nya menyimpulkan sendiri tanpa bertanya terlebih dahulu?" dia mengelus sudut dahiku. Seketika tubuhku menegang dan kaku.

"Tapi itu faktanya, Keyza cinta pertama lo dan perempuan yang selalu lo impikan untuk menjadi pasangan hidup lo" aku menepis tangan kokoh itu.

"Tuh kan...lo dari dulu ambekan. Tapi paling jago bikin gue baper"

Aku melirik sekilas pada nya meminta penjelasan tentang ucapanya barusan. Si empunya tatapan teduh namun deep itu merangkai sebuah senyum kemudian membaa jemariku dalam genggaman tangannya.

"Beberapa hari setelah aku sampai di Turky ada DM masuk yang ternyata itu dari Keyza. Mulanya dia hanya menanyakan kabar dan seputar aktivitas project yang saat itu aku kerjakan. Aku pun menyambut baik komunikasi yang kayakini hanya bentuk silaturahmi. Tapi Entah karena apa, akhirnya dia menceritakan kegagalan rencana pernikahannya hanya karena dia merasa bersalah dengan calon suami nya dan itu semua karena dia masih mencintai ku" dia menjeda penjelasan nya seakan mengamati irasku yang ku buat nampak biasa saja meskipun hati ku saat ini sedang berkecamuk.

Sekuat tenaga aku menutupi rasa gelisah dan tak nyaman tapi aku mawas diri bahwa Rony berhak menentukan jalan yang ingin dia pilih. Andai ini memang yang harus nya berlaku, aku akan mendukungnya untuk meraih cinta yang dia inginkan. Lama ku tarik ujung bibirku mengukir senyum kemudian mengenggam erat jemarinya seakan menyatakan bahwa aku siap mendengar apapun yang akan dia sampaikan.

"Dia bahkan mengatakan padaku bahwa rasa yang dia milik belum berkurang sedikit pun untuk ku Sekali pun saat ini dia tau bahwa kita sudah bertunangan. Dan dia menanyakan bagaimana dengan hatiku?"

Aku kembali mengangguk seraya tersenyum tipis lagi lagi menyakinkannya bahwa saat ini aku baik baik saja. Karena bagi ku, cepat atau lambat kebenaran ini harus ku ketahui.

"Lo harus nya jujur sama dia Ron. Gue gak apa apa kok dan mama papa lo pasti ngerti. Gue pasti bantu lo" Sekuat apapun aku tampak biasa biasa saja saat mengutarakan ini, percayalah bahwa ada hati yang menangis.

My ChacaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang