Hal Baru Rasa Lama

564 34 0
                                    

"Jinggamu meresap setiap butir air mata yang pernah mengalir deras dan bermuara di telaga jeraku"

(Tsalsa Andriana)

 
**
Segera dan tak menyisakan sedikit pun makanan dipiring itu, aku pun meneguk seperempat air putih yg tersanding manis disisi kanan hidangan kami siang ini.

Ku raih tas berisi dokumen penyebab gendang telingaku hampir pecah diteriaki hari ini.

"Kamu mau kemana??"tanya Nadiya terheran.

"Ada dokumem penting yg harus ku berikan sama Mr.bos sebelum SP 1 kudapat"jawab ku asal sambil bersiap meninggalkan meja.

" oh jadi yang telpon tadi sih ayang Bos ya?" sembari tersenyum genit kearahku dengan mengedip ngedipkan mata kiri nya.

Aku tersenyum miring, bisa bisanya dia melabeli sang bos dengan sebutan "ayang".

"Iya iya..ayangmu itu minta aku nganterin dokumen ini segera. mana cuma di kasih waktu 5 menit.emang aku manusia super" omelku padanya

"Kamu sih...pikun sebelum waktunya"tersenyum mengejek sembari menyeruput jus mangga kesukaannya.

" nye nye nye.."ledekku balik dengan segera mempercepat langkah dan melambaikan tangan tanpa menoleh pada si gadis berwajah oriental yg masih mematung tak sempat berpanjang lebar lagi padaku.

"Jangan lupa, bayar ni ya Nadiya sayang!!"

"Dasarrr..."

"Huaha..ha" Tak aku menyembur

#
Dengan berat hati,aku mulai mengetuk pintu berwarna cream bertuliskan nama general manager.
Hening tanpa suara dari dalam.
Berkali kali aku coba mengetuk pintu dihadapanku itu.
Tapi masih tak ada jawaban dari dalam sana.
Ku putar gagang pintu yg sedari tadi seolah menghipnotisku untuk membukanya karena rasa penasaranku lebih besar dari takutku akhirnya aku melangkah kan kaki secara perlahan dan ku amati seisi ruangan dengan warna yang didominasi oleh soft colour.

Dalam hati aku sedikit keheranan,kenapa bisa seorang pria maskulin menyukai warna sesoft seperti itu.
Dia msh sama,masih menyukai warna soft. Dia juga masih menyukai lukisan-lukisan abstrak yang terpampang nyata tepat di tengah tengah ruangan.
Kuamati sekilas dan sebuah vas bunga mengelitik mataku untuk lebih mendekat.

tiba- tiba

"Apa yg kamu lakukan disini??"suara yg terdengar sedikit tegas mengagetkan ku.

Aku menelan saliva menandakan keterkejutanku dengan kehadirannya.

"Maa..aaaff pak...saya cuma mau mengantarkan ini.tadi saya coba mengetuk pintu berkali kali tapi tak ada suara"

Dia menautkan kedua alisnya.

'Saya fikir terjadi sesuatu pada bapak di dalam. Jadi saya masuk saja. tapi saya gak ada maksud apa apa kok pak.sumpah!!!"ujar ku berusaha memberi penjelasan

.
"Emangnya kamu fikir akan terjadi apa sama saya???"tanyanya sedikit bingung kemudian duduk di kursi kebesarannya.

"Bisa aja bapak pingsan gara-gara keseringan jutekin orang"jawabku tanpa sadar,segera kututup mulutku sendiri".

"Apa????"tanya lagi tapi kali ini seolah tak percaya dengan kalimat yang kuucapkan barusan.

"Ga..gakkk ada apa apa kok pak"jawabku terbata.

"Ini pak dokumennya"aku menyodorkan dokumen yang dimintanya dan buru buru pergi.

"Permisi pak"
Aku menuju pintu.

"Lain kali,jangan masuk tanpa ijin"

Titahnya sambil melihat isi dokumen yg kuberikan tadi.

"Dan jangan melalaikan pekerjaanmu"sambungnya masih tanpa menoleh kearahku.

My ChacaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang