Belum Mulai

407 35 9
                                    

Kuingat temu kali pertama, kita bahagia Kuingat malu rasanya kita duduk dan bicara

Bagaimana akhirnya bila Tak berujung saling bersama?

Kan kugenggam erat tanganmu Apa cukup bila hanya hari ini? Kucoba relakan, cinta harus selesai Meski belum mulai

Bagaimana akhirnya bila Tak berujung saling bersama?

Kan kugenggam erat tanganmu Apa cukup bila hanya hari ini? Kucoba relakan, cinta harus selesai Meski belum mulai

Arah pulang kita berbeda Kau berjalan, ku mengudara Satu jam kita yang tak sama Sampai jumpa (sampai jumpa)

Maaf bila ku jatuh cinta Kerna semalaman bersama Pagi ini, masih berdua Besok sendiri saja

Kan kugenggam erat tanganmu Apa cukup bila hanya hari ini? Kucoba relakan, cinta harus selesai

Kan kugenggam erat tanganmu Apa cukup bila hanya hari ini? Kucoba relakan, cinta harus selesai Meski belum mulia

  ( BELUM MULAI_ Insomniacks Ft. Nabila Taqqiyah)

Sembari menunggu Rony mencari lokasi parkir. Aku memutuskan untuk menunggunya di dekat pintu masuk yang berpagar besi. Tiba tiba netraku mendapati sosok wanita yang sangat familiar. Aku mengamatinya dari balik tembok dan sesuai dengan dugaan bahwa itu adalah Nadiya, sahabat baik ku.

"Sama siapa dia?" aku melihat ada pria yang menghampiri Nadiya di kursi nya. Meskipun belum dapat mengenai pria itu secara pasti,aku semakin penasaran hingga langkah kaki tanpa sadar membawa ku lebih mendekat tapi tersembunyi.

"Diaaaa?" Sedikit tak percaya dengan indra penglihatan sehingga aku menyipit kan sepasang mata mencari fokus untuk memindai wajah pria itu dari kejauhan. Dan sesuai prediksi, pria bersama Nadiya itu tak lain adalah Faro. Faro yang tak lain adalah teman lamaku dan sahabat karib Rony.

Aku mengatupkan mulut dengan tanganku sendiri. Bukan hanya kaget dengan kehadiran dua makhluk Tuhan yang sedikit somplak tapi juga merasa teramat penasaran dengan keberadaan mereka di tempat yang terkenal sebagai salah satu destinasi pilihan para pasangan romantis dengan view danau yang terbilang indah. 

"Apa kah mereka sedang berkencan diam diam?" aku bertanya pada diriku sendiri masih dengan fokus pada dua sosok tersebut. Nadiya tampak sangat bahagia karena sejak tadi dia di penuhi senyuman bahkan sesekali tertawa bersama pria dengan tinggi tubuh lebih dari 180cm.

Sebenarnya Ingin aku langsung menghampiri mereka tapi mengingat bahwa aku datang bersama Rony, niat itu segera ku tepis. Aku tak ingin Faro mau pun Nadiya nanti nya berbalik mengodaku karena memiliki banyak bahan yang akan di jadikan ledekan. Terlebih Faro yang jelas jelas akan mengulitiku habis habisan tanpa ampun.

"Ngapain Cha?"suara itu membuat aku terlonjak kaget kemudian memegang dada yang seketika bergemuruh " astarfirullahhh.."masih dengan suara pelan.

" Ssssttt..."kemudian aku memberi isyarat agar dia tak berisik maupun banyak bertanya.Tapi ini justru membuat ia hanya planga plongo di depan ku dengan tatapan penuh kebingungan.

"Ngeliat apaan sih Cha?" dia mencoba melihat objek yang sejak tadi ku amati dalam diam.

"Bukannya itu Faro sama Nad..." Suara nya sedikit keras sehingga membuat mereka yang disana spontan menoleh bersamaan. Belum sempat dia memahami situasi saat ini, aku sudah menarik tubuhnya agar ikut berjongkok disebelahku. Beruntung, kami berada diantara tembok yang atasnya terdapat pagar besi sehingga mungkin kehadiran kami dapat tersamarkan "semoga saja"ucapku dalam hati sembari merapalkan doa.

My ChacaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang