27

293 21 0
                                    

Sella dan niana yang sudah berada di airport pun segera chek in, syukur nya saat perjalanan mereka ke airport mereka tak mendapatkan halangan apapun.

Niana memang berniat mengantar sella sampai Singapore karena dia merasa khawatir kalau harus melepas sella sendirian.

Sella dan niana sudah selesai pemeriksaan barang dan lainnya, kini mereka berdua sudah masuk kedalam pesawat dan hanya menunggu take-off saja.

Sedangkan di apartemen Jean sudah ada Harvi, Andy's, Cristian, juan, James, marvey dan juga Jean.

Mereka pun larut dalam perkumpulan itu, tertawa melepaskan penat,sampai akhirnya Jean yang tiba-tiba saja menangis dalam keadaan mabuk.

"Gw kangen sella" ucap Jean yang diiringi isak tangis, membuat teman temannya sedikit iba sekaligus jijik melihat temannya seperti itu.

Juna pun mendekati Jean, merangkul Jean, "gw juga kalo jadi sella kesel ya berjam-jam nunggu laki nolongin mantan" ucap juna yang membuat temannya tertawa tidak dengan Jean yang makin kencang menangis.

"Sella kamu dimana sih hikss" ucap Jean yang menangis seperti anak kecil, "eh diem lu jangan makin kenceng nangis nya" ucap juan yang mengapit kepala Jean di ketiaknya.

Kelakuan Jean dan juna pun di abadikan oleh Harvi, Harvi berniat akan mengirimkan nya ke niana agar sella melihat.

Mereka semua akhirnya memutuskan pulang karena besok mereka masih harus bekerja, menyisakan Jean yang sudah tertidur pulas di kamarnya, karena Harvi memindahkan temannya dulu sebelum pergi dari apartemen Jean.

Selama perjalan di pesawat sella hanya berdiam diri memandang jendela pesawat itu yang memperlihatkan awan awan.

Kini sella dan niana sudah sampai Singapore dan tengah dalam perjalanan menuju ke rumah Harvi.

Dalam perjalanan itu pun sella lebih banyak diam.

"Lu kenapa, lu ke inget Jean ya" tanya niana yang di angguki sella, "gw tau lu khawatir sama Jean tapi lu mau tau kan seberapa besar cinta Jean buat lu, anggap aja ini sebagai pelajaran buat Jean biar lain kali harus a ware kalo lu itu orang yang harus lebih diperhatikan apalagi lu lagi dalam keadaan hamil" ucap niana dan sella mengiyakan.

"Ya udah yuk udah sampe nih" ajak niana saat mobil yang mereka naiki sudah sampai di depan rumah milik Harvi.

Niana membawa sella masuk kedalam rumah itu, didalam rumah itu sudah ada seorang asisten rumah tangga yang akan membantu sella.

"Sell mau langsung istirahat atau mau makan dulu" tanya niana, "aku mau langsung istirahat aja deh" balas sella, "ya udah nanti kalo laper bilang gw ya" ucap niana yang di angguki sella.

Sella pun menuju kamarnya diantar asisten rumah tangga itu.

Niana mendapatkan telfon dari Harvi, Harvi menanyakan apakah sudah sampai di rumah nya dan setelah nya Harvi mengirimkan video Jean yang tadi Harvi rekam.

"Hahaha kocak banget bapak bapak calon anak satu, makanya jangan bikin kecewa temen gw gini kan jadinya lu" ucap niana yang mereaction video kiriman Harvi.

Pagi pun tiba Jean yang baru saja bangun benar-benar merasa hampa karena tidak ada sella di sampingnya yang menyambutnya saat dia bangun tidur.

"Sell, kamu dimana sih, kemana kamu sekarang, gimana keadaan kamu sekarang sell, kamu aman kan, kandungan kamu juga kan" ucap Harvi yang memandangi foto mereka berdua di taman.

"Jean.... Jean... Jean kamu udah bangun belum, ini mamah udah bawa in sarapan buat kamu" teriak Tiffany di luar kamar Jean.

"Mamah, tumben kesini pagi pagi" tanya Jean saat mendekati Tiffany yang duduk di ruang tamunya.

"Yah kamu kan sekarang seperti duda ya ga ada istri yang merawat jadi mamah khawatir takut kamu ga sarapan jadi mamah kesini deh" ucap Tiffany.

"Ih mamah amit-amit deh aku jadi duda" balas Jean, "ya kalo gak mau jadi duda ya buruan cari menantu mamah sama cucu yang dalam kandungan nya" ucap Tiffany.

Jean dan Tiffany yang tengah sarapan bersama pun terhenti saat bell apartemen berbunyi.

"Biar aku aja yang buka mah" ucap Jean saat Tiffany hendak berdiri akan membukakan pintu.

"Pagi tante" sapa kira kepada Tiffany, "buat apa kamu kesini" balas Tiffany, bukannya mendapat sapaan balik kira malah mendapatkan pertanyaan seperti itu.

"Aku cuma mau ngucapin terimakasih aja tante, ke Jean" balas kira, "lu udah bener bener sembuh" tanya Jean kepada kira, "udah ko Jean, oh iya sella mana gw bawa cake buat dia" ucap kira.

"Sella ga ada, dia pergi gara-gara kamu, gara-gara Jean nolongin kamu sampai lupa ninggalin sella di taman berjam-jam demi bawa kamu ke rumah sakit" ucap Tiffany kesal.

"Tante maaf in kira, Jean gw minta maaf ya, gara-gara gw sella pergi, dia pasti kecewa banget, gw jadi ga enak sama sella" ucap kira.

"Udah lu ga salah ko, gw yang salah seharusnya gw waktu itu langsung kembali ke sella bukan malah ikut ambulans yang bawa lu padahal disitu lu juga udah di tangani sama pihak medis" ucap Jean lesu.

"Jean tolong lu cari sella ya, sampai ketemu gw mau minta maaf dan terimakasih langsung sama dia " ucap kira yang di angguki Jean.

"Udah udah Jean kamu harus siap siap berangkat ke kantor, dan kamu kira, saya rasa kamu sudah tidak ada kepentingan lagi dengan Jean ataupun saya" ucap Tiffany.

"Iya tante, Jean, kira pamit ya, maaf udah ganggu kalian" ucap kira, "ayo kira gw anter, lu jangan masukin hati omongan mamah gw ya" ucap Jean mengantarkan kira kedepan pintu apartemen, "iya Jean, gw ngerti ko pasti mamah lu juga kesel sama kejadian ini, sekali lagi maaf ya Jean" ucap kira yang di angguki Jean.

Jean yang sudah berangkat ke kantor nya sama halnya dengan Tiffany yang akan pergi dengan genk arisan nya.

Tiffany dan teman temannya yang baru saja sampai di Singapore karena akan berbelanja pun segera menuju mall yang dituju.

Jean yang baru saja sampai di kantor nya sudah di sambut oleh tumpukan tumpukan berkas yang harus di selesaikan.

"Vi jadwal gw seminggu kedepan ada kunjungan keluar ga" tanya Jean ke Harvi, "nggak ada sih lu cuma keluar kota aja minggu ini" balas Harvi yang di angguki Jean.

"Vi tadi kira ke apart gw" ucap Jean, "ngapain dia sepagi itu ke apart lu" tanya Harvi,"dia mau ngucapin terimakasih, tapi malah dapet omelan dari mamah"ucap jean.

"Oh ada tante Tiffany juga gw kira cuma lu berduaan aja, bagus lah itu tandanya tante Tiffany sayang sama sella" ucap Harvi.

"Vi sella ga ada hubungi niana gitu atau lu" tanya Jean, "sejauh ini gak ada" bohong Harvi.

Jean dan Harvi mengerjakan tugas mereka masing-masing, berbeda dengan niana dan sella yang tengah sarapan di taman belakang rumah itu.

"Sarapan disini enak banget ternyata" ucap sella yang sudah mulai  ceria, "iya, gak sia sia gw cuti dadakan, bisa liburan tipis disini" ucap niana.

"Oh iya niana lu pulang kapan" tanya sella, "sore ini gw balik sell, lu gak apa apa kan gw tinggal, nanti gw sama Harvi bakal jenguk lu pas weekend ok" ucap niana.
"iya, gak apa apa ko kan ada si bibi" ucap sella yang di angguki niana.

Tiffany yang merasa malas untuk pulang dia memilih untuk mengunjungi rumah Jean yang di Singapore, dia berniat akan menginap beberapa malam disana, dan dia juga sudah menghubungi asisten rumah tangga nya.


Selamat membaca.

Jean & sella Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang