35

470 25 1
                                    





Jean yang baru saja selesai mandi dan bergantian dengan sella, kini jean tengah mengenakan pakaian yang sudah sella siapkan sebelum ia mandi.

Saat sella selesai mandi dia sudah tidak melihat keberadaan Jean,"pasti Jean buru buru banget "ucap sella kediri sendiri.

Sella sudah selesai memakai pakaian dan merias wajahnya tipis, sella turun kebawah menuju meja makan yang di sana sudah ada mamah dan papah mertuanya.

" pagi mah, pah"sapa sella.
"Pagi sayang" balas Tiffany.
"Pagi juga sell" ucap dimas.

"Mah, pah, Jean udah berangkat ya" tanya sella.
"Iya, dia buru buru banget, sampe ga sarapan" balas Tiffany.
"Jean ada meeting sama klien penting hari ini" ucap dimas memberitahu alasan Jean terburu buru.

Sella akhirnya menyantap sarapan bersama mamah dan papah mertuanya.

Saat sarapan itu sudah selesai dimas pun akhirnya bergegas berangkat ke kantor yang di antar kan Tiffany kedepan pintu.

Sella membereskan meja makan itu sebelum akhirnya Tiffany datang dan melarang sella untuk membereskan meja makan itu.

"Udah udah, kamu mending istirahat, santai di sofa, ini udah tugas asisten rumah tangga kita" ucap Tiffany melarang sella membereskan meja makan.

Sella akhirnya menuruti perintah mamah mertuanya itu untuk bersantai di sofa.

Sella lupa ponselnya masih di atas dan sedang sella charge, sella bergegas ke kamar nya ingin mengambil ponselnya.

Setibanya sella di kamar dia baru melihat map biru milik Jean, "pasti ini berkas Jean yang tertinggal" ucap sella sendiri.

Sella akhirnya memutuskan untuk pergi ke kantor Jean menggunakan supir dan mobil nya Tiffany.

Saat dalam perjalanan sella merasa aneh Karena ada satu mobil yang sella lihat semenjak keluar dari area rumah sampai ke jalan raya ini masih berada di belakang mobilnya.

"Pak, liat mobil hitam di belakang kita" tanya sella ke supir.
"Iya mbak, saya liat dari tadi mobil itu berada di belakang kita" balas supir itu.
"Pak tolong lebih cepat ya, saya takut" ucap sella.
"Baik mbak" balas supir itu.

Supir itu menaikan kecepatan berkendara nya sesuai perintah sella.

Dan akhirnya sella pun tiba di depan gedung kantor suaminya, sella menyuruh supir itu parkir di depan karena sella hanya ingin mampir sebentar saja.

Saat sella keluar dari mobil tiba-tiba saja tangannya di tarik oleh seseorang membuat sella berteriak membuat semua penjaga kantor itu berdatangan.

"Pak tolong saya" ucap sella saat di ancam pisau oleh laki-laki itu.
"Menjauh kalian, atau dia saya bunuh" ucap si laki-laki itu.

Salah satu karyawan Jean pun berlari ke ruang rapat ingin memberitahu keadaan istri bossnya yang dalam bahaya.

"Pak, maaf saya lancang, tapi istri anda dalam bahaya di bawah pak" ucap pegawai itu.
"Sekarang dimana istri saya" tanya Jean.
"Di parkiran depan pak" balas pegawai itu.

Jean dengan tergesa-gesa menuju parkiran depan yang di ikuti Harvi.

"Lepas" pinta sella.
"Gak akan, boss gw mau ketemu lu" ucap laki-laki itu.
"Siapa boss lu" tanya sella.

Sella dengan seribu cara pun menggunakan akalnya untuk menendang kaki laki-laki itu namun bukan nya laki-laki itu tersungkur malah sella yang tersungkur kedepan karena dorongan reflek dari laki-laki itu.

"Aaakhh, perut aku sakit" ucap sella tertatih.

Saat itu terjadi para penjaga pun segera mengamankan sella dan laki-laki itu yang sudah tidak bisa berkutik yang tiba-tiba saja mulai banyak laki-laki tinggi mengumpul dari segi arah.

"Darah, darah itu bu sella berdarah" ucap salah satu karyawan.

"Sella" teriak Jean khawatir melihat sella.
"Cepet nyalakan mobil nya kita bawa sella ke rumah sakit" titah Jean yang di angguki supirnya.
"Vi tolong awasi orang itu" ucap Jean yang di angguki Harvi.

Jean dan sella pun segera pergi menuju rumah sakit sepanjang perjalanan sella menangis dan Jean pun semakin khawatir.

Dan akhirnya mobil yang membawa sella pun sampai dengan selamat ke rumah sakit itu.

Sella segera di ambil alih oleh petugas rumah sakit, sella segera di bawa ke ruang UGD.

Tak beberapa lama seorang dokter keluar dan langsung meminta Jean ke ruangan nya.

"Pak sebaiknya hari ini ibu sella mengambil tindakan operasi cesar" ucap sang dokter.
"Emangnya ada masalah di kandungan istri saya dok" tanya Jean.
"Akibat dari benturan di perut nya tadi bisa saja mengakibatkan bayi anda meninggal, untung nya itu semua tidak terjadi, namun kandungan istri anda sekarang menjadi lemah" jawab sang dokter.

"Kalau begitu, lakukan operasi itu segera dok, selamatkan istri dan anak saya" ucap Jean.
"Baik kalau begitu silahkan tanda tangani surat dan isi formulir di administrasi depan " titah dokter itu.

Jean menghubungi kedua orang tuanya dan juga niana sahabat istrinya, Jean pun juga menghubungi Harvi ingin tahu apa jawaban si penguntit namun nihil dia tidak ingin memberi tahu siapa yang mengutusnya.

Kini sudah ada kedua orang tua Jean dan juga niana, mereka tengah menemani Jean di depan ruang operasi.

Tiffany pun sama halnya dengan Jean yang sedang khawatir tapi dia bisa menyembunyikan itu dan dia merangkul putranya memberi semangat untuk putranya.

Di saat yang bersamaan Harvi terus mencecar pertanyaan kepada laki-laki itu, saat dia sedang bertanya handphone laki-laki itu berbunyi.

Harvi segera mengambil handphone dari saku celana laki-laki itu.

Harvi segera mengangkat panggilan itu.

"Hallo, gimana udah lu bawa sella" tanya wanita itu.
"Kalo bisa lu bunuh sella sekarang, gw mau Jean jadi milik gw secepatnya, paham" ucap wanita itu lagi.
"Clara" ucap Harvi dan setelahnya panggilan itu terputus.

Harvi segera menelfon teman temannya yang lain untuk melacak keberadaan Clara dan membawa polisi untuk menangkap Clara.

"Jadi bener bos lu itu Clara" tanya Harvi yang mulai kesal.

Laki-laki itu masih diam dengan tangan dan kaki yang terikat.

"Jawab bodoh" ucap Harvi sambil menodongkan pistol.
"I iya, dia Clara" ucap laki-laki itu.

Harvi membekap mulut laki-laki itu dengan sapu tangan yang sudah di beri obat bius dan langsung melakban mulut nya saat laki-laki itu kehilangan kesadarannya.

Marvey dan Arjuna pun mendatangi tempat yang sudah di share oleh Harvi.

Mereka juga membawa polisi untuk membawa laki-laki itu ke kantor polisi.

Harvi juga sudah memberi tahu Jean kalau Clara dalang di balik ini.

Dimas pun segera mengerahkan anak buahnya untuk mencari Clara.

Saat keadaan genting itu makin terasa tangisan bayi itu terdengar dari dalam ruang operasi.

"Pah, mah anak Jean lahir" ucap Jean bahagia.
"Iya sayang anak kamu selamat" ucap Tiffany.
"Selamat nak, kamu udah jadi ayah sekarang" ucap dimas.
"Selamat je, lu sekarang jadi ayah" ucap niana juga.

Suster pun keluar membawa bayi Jean yang berhasil selamat.

Bayi itu langsung di serahkan ke Tiffany karena belum ada yang berani memegang nya.

"Sus, gimana keadaan ibunya" tanya Jean menanyakan keadaan sella.
"Ibunya, masih dokter tangani pak" balas suster itu.
"Tolong selamatkan istri saya sus" pinta Jean.
"Jean lu harus yakin sella pasti selamat ya" ucap niana yang sama khawatir nya.

Dokter sudah memindahkan sella kedalam ruang rawat pasca melahirkan.

Jean juga menaruh beberapa penjaga di depan ruangan sella dan juga ruangan bayinya.

Karena kabar dari Harvi Clara belum di temukan.


Selamat membaca.
1 atau 2 chapter lagi cerita ini tamat guys.

Tapi tenang bakal ada cerita baru lagi yang cast nya jenselle.

Jean & sella Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang