5. Jiwa Yang Ringkih

2.2K 210 12
                                    

SELAMAT MEMBACA ❤️

(Direkomendasikan sambil mendengarkan
Suara Kayu ft. Feby Putri - Kembali Pulang)

DILARANG PLAGIAT / COPAS‼️

---------------------

"SENAAA!!! SANDAL GUA LU PAKE YA? EMANG KAMPRET!"

Terdengar teriakan Dika dari luar rumah. Dika baru saja kembali dari kamar mandi umum sambil mengibas-ngibaskan rambutnya yang masih basah.

"Kenapa sih, Mas? Masih pagi banget loh ini." tegur Kara yang baru saja selesai sholat subuh.

"Kakak lu, noh! Main comot sandal orang sembarangan! Kaga liat nih gue nyeker?" kata Dika sewot.

"Apaan, sih?" tanya Sena yang baru keluar dari dapur.

Dika langsung menunjuk Sena penuh dendam kesumat. "Elu tuh ya kaga ada sopan-sopannya jadi adek! Gua tau sandal lu putus pas kita kecebur di sawah. Tapi, kaga sandal gue juga yang lu embat!"

Namun, tak disangka. Mendengar itu, Sena malah tertawa terbahak-bahak. "Itu mah sandal lu ada yang nyolong, kocak! Gua balik aja masih nyeker, Mas!" terang Sena sambil tertawa.

Pundak Dika langsung turun melemas seketika. "Apes banget dah ah." keluhnya, lalu berjalan masuk untuk berganti pakaian.

"Capek banget gue punya Abang anak ajaib semua." gumam Kara. Namun terdengar oleh Sena.

"Noh! Adek lu si Sapta lebih ajaib!" Sena terkekeh seraya mengusak rambut Kara, lalu kembali masuk ke dalam rumah.

●○•♡•○●

Terkadang, sekolah menjadi tempat pelarian dari sebuah rumah yang tidak seperti rumah. Meski harus berkelahi dengan beberapa mata pelajaran yang terkadang membuat jengkel, tak dapat di pungkiri bahwa di dalamnya juga ada kebahagiaan yang tidak bisa ditemui di tempat lain.

Kara dengan santainya memerhatikan kakak kelasnya bermain sepak bola, dengan buku sketsa yang selalu setia berada bersamanya.

"Kara!"

Lagi-lagi, suara yang membuat Kara risih. Hal ini adalah salah satu hal menyebalkan yang Kara temui di sekolahnya.

"Kara, gue bingung sama lo. Lo ganteng, lo pinter, tapi kenapa lo nggak punya cewek, sih?" tanya perempuan dengan nama Tania Aulia di name tagnya itu

"Serius lo kesini cuma buat nanya itu doang?" tanya Kara. Tania mengangguk.

"Pertama, gue nggak berduit. Kedua, gue belom berduit. Ketiga, gue nggak bakalan ngegaet cewek sebelum gue punya duit. Gue nggak mau jadi cowok yang nggak modal. Lagian, emang kenapa sih kalo gue nggak punya pacar? Pacaran nggak bisa bikin gue kaya. Dari apa yang gue bilang tadi, lo paham artinya, kan? Sampai lulus sekolah nanti, gue nggak ada niatan buat punya cewek!" jelas Kara panjang lebar, lantas meninggalkan Tania sendirian.

●○•♡•○●

Cuaca yang terik, menjadi sedikit tantangan untuk orang-orang yang tengah berjuang demi kehidupan.

Dengan keringat yang mengucur, Mas Abi tengah membersihkan kaca gedung sebuah kantor. Sesekali, Mas Abi menyeka keringatnya sambil terus bekerja.

IN THE END ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang