37. Harapan Untuk Masa Depan

1.5K 206 56
                                    

SELAMAT MEMBACA ❤️

---------------------

"Kita kan tangkap
Banyak kejadian yang menarik
Koleksi suasana asyik
Perasaan-p'rasaan yang baik

Cintanya besar-besaran
Meski mesranya kecil-kecilan."

(Sal Priadi - Mesra-mesraannya Kecil-kecilan dulu)

●○•♡•○●

Dika pernah bilang, jika ia berjanji akan mengajari Sapta memasak, jika Sapta mendapatkan izin dari Mas Raga. Dan diluar dugaan, saat itu Mas Raga benar-benar memberi izin meski hanya ketika hari Minggu saja.

Sebagai seorang kakak, dan sebagai seorang lelaki sejatiㅡbegitu katanyaㅡ Dika benar-benar menepati janjinya untuk mengajari adik bungsunya itu memasak.

Pagi-pagi sekali, Dika dan Sapta sudah berada di pasar. Karena jarak antara pasar dan komplek perumahan mereka tidak begitu jauh, Dika mengajak Sapta untuk berjalan kaki sekalian berolahraga.

Bukan tanpa alasan Dika membawa Sapta ke pasar sepagi buta itu. Selain memasak, Sapta juga harus tahu berbagai jenis bumbu yang akan di pakainya nanti.

"Mas, kira-kira aku belajar masak apa hari ini biar bisa dimakan sama semuanya?" tanya Sapta ketika mereka tengah berjalan menyusuri setiap sudut pasar.

"Kamu maunya apa? Pasti dimakan habis, kok," kata Dika.

Sapta berpikir sejenak. "Sayur sop dulu aja, ya. Kayaknya, kalau aku merhatiin Mas Raga masak sayur sop itu nggak ribet-ribet banget. Biar nggak mubadzir juga kalau nggak enak," kata Sapta.

Dika terkekeh mendengar jawaban adiknya. "Ta ... Ta. Nggak bakal ada yang mubadzir. Kalau kira-kira emang kurang enak, kan bisa di tambahin lagi bumbunya. Udah, nggak usah cemasin dulu hal-hal yang kayak gitu. Yang penting, kamu coba dulu! Bener mau masak sayur sop aja?" jelas dan tanya Dika.

Sapta mengangguk. "Iya, Mas. Semenjak aku pulang dari rumah sakit, Mas Raga belum pernah masak sayur sop lagi. Aku pengen," kata Sapta.

Dika menangguk. "Oke. Ayo kita cari bahan-bahannya. Sekalian juga Mas mau beli buah. Mas Abi lagi sariawan tuh," tutur Dika seraya menggandeng lengan Sapta menuju ke tempat sayur langganannya.

●○•♡•○●

Meski hari libur, keluarga Mas Abi tidak membiasakan diri untuk bermalas-malasan. Setiap hari, Mas Abi membangunkan keenam adiknya untuk ikut sholat subuh berjamaah di masjid komplek. Setelahnya, akan langsung beres-beres rumah.

Jika libur seperti sekarang, Mas Abi akan memberi kelonggaran untuk adik-adiknya jika ingin tidur lagi. Asalkan, bangunnya tidak lebih dari jam delapan pagi.

Tidak ada yang protes. Karena, selama masih tinggal di lingkungan yang dulu pun mereka sudah terbiasa hidup dengan pola yang seperti itu.

"Sapta kemana?" tanya Kara yang baru saja bangun.

"Ke pasar sama Mas Dika. Tumben kamu tidur lagi?" tanya Mas Abi yang heran.

Kara yang masih setengah sadar pun menjatuhkan dirinya ke karpet yang berada di ruang TV.

"Si Adek, tuh! Semalem nontonin video orang-orang yang ngerakit lego di hp aku. Berisik banget. Heboh sendiri dia," adu Kara.

IN THE END ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang