44. Terimakasih

1.3K 189 46
                                    

SELAMAT MEMBACA ❤️

---------------------

"Aku ingin
kau selalu ada di sini
Tuk temani
hari yang trus berganti."

(Daun Jatuh - Antara Pagi dan Kau)

●○•♡•○●

Dengan melawan hujan yang semakin lama semakin terasa derasnya, Dika tetap melajukan motornya. Kali ini, dengan kecepatan yang sedikit lambat dibanding sebelum hujan.

"Mas ... Mas!" Sena menepuk-nepuk bahu Dika tiba-tiba.

"Apaan, Na? Ngagetin gue aja lo, ah!" hardik Dika.

"Ye ... itu mah elu yang bengong! Bawa motor kok bengong. Kata gue juga elu tuh capek! Sini gue yang bawa!" tawar Sena. Lebih tepatnya, memaksa.

"Tanggung, Na."

"Tanggung apaan orang baru setengah jalan. Udah, mampir dulu ke abang-abang nasi goreng yang biasa. Mas Abi titip beli nasi goreng sama mi goreng buat si Sapta. Lu mau apa?" tanya Sena.

"Gue barusan udah makan. Beli aja yang disuruh Mas Abi. Nanti, gue yang bayar."

"Lha, ini Mas Abi ngasih duit. Kalo tahu dibayarin sama lu, takutnya Mas Abi ngerasa nggak enak karena lu ngeluarin duit mulu. Lu tahu sendiri kan Mas Abi gimana," tutur Sena.

"Ya duitnya buat lu aja udah. Bilang aja itu ke Mas Abi pake duitnya. Kelar urusan," kata Dika.

Sena yang mendengar itu pun tersenyum lebar. "Sayang banget deh aku sama Mas," katanya seraya melingkarkan tangannya ke pinggang Dika.

Dika yang mendengar itu pun hanya bisa terkekeh. "Kayak begini aja lo baru bersikap manis."

"Pokoknya, nanti abis beli nasi goreng, gue yang bawa motornya. Ngeri-ngeri sedep gue dibonceng lu!" kata Sena.

Dika hanya bisa menarik napas panjang. "Iyaaa ... heran deh. Hari ini lu bawel banget," katanya.

●○•♡•○●

"Lho kalian masih ngapain disini? Udah malem kok mainin laptopnya Mas Sena?"

Dika melihat Sapta dan Kara yang masih berada di ruang tamu. Jika biasanya mereka tengah menyusun lego, kali ini berbeda. Kara terlihat tengah mengajari Sapta di depan laptop milik Sena.

"Ngerjain makalahnya si Sapta itu. Udahan dulu! Besok lagi aja! Kan libur. Biarin aja laptopnya nyala! Mau Mas pake abis makan. Ayo, makan dulu!" ajak Sena pada Kara dan Sapta.

Sapta yang memang sudah terlihat sangat mumet dan sumpek karena tugasnya itu pun seketika langsung menggandeng lengan Dika untuk berjalan bersama.

"Baju Mas basah. Nanti kamu juga kebasahan," kata Dika seraya cepat menghindar dari Sapta.

Sapta pun menghentakkan kakinya, seraya mendumal, "Ah, kesel banget! Di peluk aja nggak mau!" Sapta pun segera mengekori Sena ke ruang TV.

"Bukan nggak mau, Ta. Kan baju Mas basah," kata Dika meski pun Sapta sudah tak terlihat.

"Hah ... adek lu, noh! Jinakin, gih!" kata Dika pada Kara.

IN THE END ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang