Ponsel Wendy berdering begitu kencang hingga memekik telinganya. Ia meraba ke arah nakas di samping tempat tidurnya, berusaha meraih ponselnya dan mematikan alarm paginya yang berisik itu.
Perlahan Wendy mengerjapkan matanya, memandangi layar ponselnya dengan lekat, membaca berulang apa yang terpampang di lockscreennya.
"Monday..ah siaaal. Cepet banget perasaan hari Sabtu sama Minggunya. Mana udah jam setengah 7." Gumam Wendy yang merasa masih memerlukan hari libur untuk beristirahat. Ia berusaha mengumpulkan "nyawanya" sebelum akhirnya ia beranjak dan bersiap untuk berangkat ke kantor.
Seperti biasa Wendy akan membawa bekal sarapan yang sudah disiapkan koki di rumahnya dan juga obat yang perlu ia minum. Tepat 30 menit waktu berlalu, Wendy dengan setelan jasnya sudah siap untuk berangkat bekerja. Sejeong pun juga sudah tiba dan menunggu Wendy di teras rumah sejak 15 menit yang lalu.
"Mam, papa udah berangkat?" Tanya Wendy saat bertemu Tiffany di dapur.
"Udah dong, kan papa ada flight ke Dubai pagi ini."
"Ah iya, sorry Seung Wan lupa. Aku berangkat ya ma, Sejeong udah di depan dari tadi." Wendy pun mengecup pipi ibunya dan bergegas menuju mobilnya.
*****
Hari Senin selalu menjadi hari tersibuk Wendy di setiap minggunya. Report hasil evaluasi mingguan menjadi bahan briefing yang perlu dibahas setiap Senin pagi. Seperti hari-hari Senin yang lain, seluruh BoD sudah standby di ruang rapat sejak pukul 08.30, dan biasanya Wendy akan memimpin rapat pada pukul 08.45.
Briefing berjalan normal seperti biasanya. Semua agenda minggu ini sudah tertata rapi dan perusahaan Wendy siap menghelat beberapa acara yang sudah direncanakan.
Setelah Wendy selesai dengan semua rapat-rapat yang menyita waktunya seharian penuh, ia teringat bahwa ada hal yang perlu ia putuskan. Tentang top model yang menjadi guest star dalam acara outdoor catwalk. Ia masih dirundung rasa penasaran akan sosok Irene. Merasa tak ingin berlarut-larut, Wendy pun berinisiatif mencari informasi di internet. Siapa Irene sebenarnya?
"Irene..model internasional kebanggaan Korea Selatan. Really? Sampai ada artikel berita tentang ini? Apa dia memang setenar itu?" Wendy bergumam sendiri. Jari telunjuk kirinya reflek menggesek lembut bibirnya, sebuah gestur yang biasa ia munculkan ketika rasa penasarannya sedang memburu di pikirannya.
"Tunggu. Dia terlihat cantik di sini. Aku menyukai tatanan rambutnya." Gumam Wendy berbicara dengan layar monitor di hadapannya.
Wendy secara tak sadar menggigit jari telunjuknya saat sedang memandangi monitor desktopnya. Ia tidak menyadari bahwa perlahan ia menaruh rasa ketertarikan terhadap Irene.
Kucari tau tentangmu. Tanggal dan tahun lahirmu. Kupelajari rasi bintang untuk menebak pribadimu.
Saking asyiknya mengamati wajah Irene, Wendy sampai tidak menyadari bahwa Sejeong kini berada di hadapannya. Sejeong hanya berdiri diam di depan meja kerja Wendy, sembari terus memandangi raut wajah dan tingkah Wendy yang benar-benar di luar prediksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Road
RomansaSemuanya terasa asing bagi penglihatanku, tapi entah mengapa hatiku merasa ini semua begitu familiar. Jalan ini terus membuatku melangkah, meski terkadang aku tersadar langkahku tak membuatku berpindah dari titik awal. Aku sempat jalan di tempat, me...