"Sejeong, kau bisa ke ruanganku sebentar?" Pinta Wendy melalui telepon di ruang kerjanya.
Tak jeda lama dari itu, Sejeong langsung muncul di hadapan Wendy.
"Ada yang kau perlukan, Seung Wan?"
"Tolong jelaskan ini. Kenapa perjanjiannya jadi seperti ini?" Wendy menunjuk sebuah dokumen.
"Ah, perjanjian kerja sama dengan SOHO? Seperti yang kau baca, Seung Wan. Mereka setuju merestrukturisasi perjanjiannya. Daan, yes, mereka akan berinvestasi ke 4 cabang kita. Cabang-cabang terakhir yang perlu kita selamatkan."
"Sejeong, aku bukannya tidak bisa membaca isi perjanjian itu. Tolong jawab dengan benar pertanyaanku."
"Memangnya apa yang kurang jelas, Seung Wan?"
"Kau gila? Apa yang kau lakukan sampai SOHO bisa dengan cepat menyetujui ini semua? Yaaaah! Pasti terjadi sesuatu kan, Sejeong? Jangan bilang.."
Wendy terdiam begitu meihat wajah Sejeong yang nampak berusaha keras menyembunyikan senyumnya.
"Sudah kuduga..Sejeong, batalkan! Apapun kesepakatanmu dengan SOHO, aku tidak setuju dan batalkan semuanya!"
"Mwo? Apa maksudmu? Apa yang harus ku batalkan?"
"Jangan kau kira aku tidak bisa menangkap ekspresimu, Sejeong! Aku tidak mau kau berkorban lagi. Pasti kau menggadaikan sesuatu milikmu kepada SOHO kan? Sejeong! Aku ini CEO-nya, aku yang akan bertanggung jawab penuh. Kau tidak perlu sejauh i-..."
"Hentikan Seung Wan!" Sejeong berkata dengan nada serius.
Sang CEO pun terdiam. Meski ia sudah kerap mendapati ekspresi sekretarisnya yang sedang sangat serius itu, tak bisa dipungkiri jika wajah yang kini sedang menatapnya masih saja terlihat menakutkan.
"Kau pasti tidak membacanya sampai belakang kan, Seung Wan? Kau hanya membaca sampai konsep perjanjian berakhir dan meninggalkan halaman terakhir."
"Hm? Memangnya ada apa di halaman terakhir?" Wendy pun langsung membuka lembar terakhir dari dokumen perjanjian itu. Matanya secara otomatis langsung membulat sebesar bola bekel. Tanpa sadar ia juga membuka mulutnya saat masih mengamati apa yang terlihat di hadapannya, mengekspresikan betapa kagetnya ia saat ini.
"Yaaah! Kim Sejeoooong!" Wendy memandangi sekretarisnya dengan mulutnya yang masih menganga begitu lebar. Pria yang ditatap itu hanya tertawa karena merasa geli melihat ekspresi Wendy yang sangat kaget.
Wendy pun kembali membaca tangkapan layar iMessage Sejeong dengan Eunbi. Ia membaca setiap chat yang mereka lakukan. Beberapa kali ia merasa ada desir geli. Mendapati Sejeong yang terlihat di mabuk asmara sangat aneh bagi Wendy.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Road
Roman d'amourSemuanya terasa asing bagi penglihatanku, tapi entah mengapa hatiku merasa ini semua begitu familiar. Jalan ini terus membuatku melangkah, meski terkadang aku tersadar langkahku tak membuatku berpindah dari titik awal. Aku sempat jalan di tempat, me...