Awan berwarna abu menyelimuti langit pagi ini. Aplikasi cuaca di ponsel meramalkan kalau hari ini ada potensi hujan badai hingga 80%. Setelah kembali dari project kemanusiannya bersama Tiffany, kini Taeyon nampak menyibukkan dirinya mencari sesuatu di ruang kerjanya yang sedikit gelap karena awan mendung.
"Tiff? Sayang? Kau tau berkas yang ku letakkan di meja semalam?" Taeyon terus membuka laci di meja dan nakas yang ada di ruang kerjanya.
"Berkas yang mana? Semalam bukannya kau langsung ke kamar tidur setelah dari bandara?" Tiffany menanggapi dengan wajah penuh tanya.
"Sebelumnya aku ke sini dulu sayang."
"Hmm..sebentar, ayo kita coba cari pelan-pelan. Seperti apa berkasnya?"
"Di dalam map warna merah, isinya MoU dengan perusahaan baru Yuri."
Tiffany dan Taeyon pun menyibukkan dirinya dengan mencari berkas itu. Setiap laci dan rak buku di ruang kerja Taeyon mereka telusuri perlahan.
"Aiiih sayang, ini loh berkasnya ada di briefcase kamu." Tiffany pun menyodorkan berkasnya ke Taeyon, dan diterima dengan wajah cengengesan. Saat berkas itu diterima di tangan Taeyon, tak sengaja ada amplop terjatuh.
"Apa ini? Surat dari kepolisian?" Gumam Taeyon yang masih bisa didengar oleh Tiffany.
"Kepolisian? Apa kau dapat panggilan?"
"Sepertinya begitu. Aku akan pastikan ke sekretaris Park nanti."
Taeyon pun membawa berkas itu kembali dan mengecup bibir Tiffany sebelum melangkahkan kakinya untuk berangkat bekerja.
Sementara itu, Wendy juga tengah bersiap untuk berangkat ke kantor.
"Papa udah berangkat, Ma?"
"Udah, baru aja pergi. Kamu gimana kemarin acara ketemu temen-temen?"
"Seru, ma. Aku happy banget. Udah gitu tiba-tiba aja si Yerim sok-sokan bikin acara jadi haru. Dasar bocah."
"Hmm..kamu ini masih aja nganggep dia bocah. Tapi mama kangen deh sama mereka. Kapan-kapan kita bikin party di rumah yuk?"
"Hm, boleh. Tapi mama jangan caper ke Seulgi ya! Pikirin Soo Young."
"Yaaaah! Apa maksudmu? Mama kan menganggap Seulgi anak mama juga. Soo Young juga begitu kok."
"Iyaa, tapi ekspresi kasih sayangnya itu lho, bisa bikin ceweknya cemburu."
"Iiiih..kamu nih, udah cepet sana berangkat!"
Wendy pun melangkah kabur sambil cekikikan karena berhasil menggoda ibunya.
*****
Sesampainya Taeyon di kantor, ia langsung menanyakan kepada sekretarisnya mengenai surat dari kepolisian yang ada di map kerjanya.
"Tuan Park, kenapa aku mendapat surat panggilan dari kepolisian?" Tanya Taeyon kepada sekretarisnya.
"Itu surat pemanggilan untuk kejadian kecelakaan Seung Wan, Tuan." Jawab sekretaris Park.
"Kecelakaan Seung Wan? Bukankah semua sudah kita bereskan 2 tahun lalu?"
"Menurut detektif yang menyelidiki, ada keganjalan di sana. Beberapa hari lalu ada dua orang saksi yang melapor ke kantor polisi mengenai kejadian itu. Untuk itulah dari kepolisian ingin melakukan pembicaraan dengan Tuan."
"Apa hari ini aku ada waktu kosong?"
"Pukul 11 hingga 14, apakah tuan ingin berdialog dengan detektif itu?"
"Ya, tolong jadwalkan. Minta agar pertemuan diadakan di ruang rapat pribadi saya."
"Baik tuan."
Sekretaris Taeyon pun bergegas menghubungi detektif yang menangani kasus kecelakaan Wendy.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Road
RomanceSemuanya terasa asing bagi penglihatanku, tapi entah mengapa hatiku merasa ini semua begitu familiar. Jalan ini terus membuatku melangkah, meski terkadang aku tersadar langkahku tak membuatku berpindah dari titik awal. Aku sempat jalan di tempat, me...