[Perhatian! Sebagian pembaca mungkin tidak nyaman dengan adegan di chapter ini. Mohon bijak dalam memilih bacaan]
"Jika kau memang ingin melindungi Irene dan Wendy, apa alasanmu menginginkan kecelakaan itu terjadi? Semua perbuatanmu tidak bisa membayar dampak yang kau timbulkan." Ujar detektif Lee kepada Sejeong.
Tangis sejeong berhenti. Ia berusaha mengatur nafasnya kembali, menghapus sisa air mata yang ada di pipi dan pelupuk matanya.
"Semua masih karena Eunbi. Skandal soal Irene juga karena Eunbi. Bahkan pria yang berkali-kali mencoba menggoda Irene adalah perbuatan Eunbi. London adalah titik di mana Eunbi mengerahkan hampir seluruh pesuruhnya, supaya nama Irene dan Wendy menjadi buruk. Ia sangat picik, ia mencurigai Wendy telah memiliki kekasih, dan tau bahwa Wendy akan menolak cintanya, sehingga ia menjadi semakin tamak, bahkan ayahnya menggunakan perjodohan sebagai senjata untuk tawar menawar kerja sama perusahaannya. Obsesinya untuk memiliki Wendy begitu besar, sampai ia tak segan-segan mencelakai Irene dan Wendy."
Irene sangat terkejut mendengar cerita dari Sejeong. Hal yang sama dirasakan oleh Wendy dan Seulgi.
"Aku kehabisan akal, karena orang-orangku kalah jumlah di London saat itu. Mengirimkan bala bantuan juga tidak akan sempat. Mereka bergerak terlalu cepat. Akhirnya aku terpaksa menarik Irene supaya ia harus kembali ke Korea, dengan mencelakai Wendy." Nafas Sejeong kembali berat. Ia sekuat tenaga menahan tangisnya, meski air mata tetap mengalir dari matanya.
Melihat Sejeong seperti itu, Wendy merasa cukup hancur. Ia tidak pernah melihat sahabatnya menangis seperti itu. Bagi Wendy, semua yang dilakukan Sejeong memang karena untuknya. Ia sangat mengingat bagaimana masa kecilnya selalu dibantu oleh Sejeong, bahkan dalam banyak hal Sejeong selalu rela mengalah demi Wendy.
"Situasi saat itu, sudah banyak paparazi yang masing-masing dilindungi oleh bodyguard dari SOHO di depan apartemen Irene. Jumlah yang terlalu banyak sama sekali tidak memberi ruang untuk orang-orangku mendekat ke sana. Aku tidak bisa membayangkan jika mereka bisa merekam Wendy yang mendatangi Irene, sedangkan skandal Irene belum bisa dikonfirmasi dan diredam saat itu. Biasnya informasi akan semakin parah jika Wendy tertangkap sedang bersama Irene. Para paparazi itu akan gila-gilaan menjual foto Wendy dan Irene kepada para media pembuat gosip. Aku tidak bisa mempertaruhkan karier Wendy dan Irene. Aku terlalu menyayangi keduanya." Lanjut Sejeong sedikit terbata-bata.
"Tunggu. Menyayangi keduanya? Setauku kau tidak terlalu dekat dengan Nona Irene. Apa kau...?" Ujar detektif Lee yang sedikit bingung. Menurutnya wajar jika ia mengaku sayang pada Wendy, karena memang ia sahabatnya. Tapi Irene? Bukankah mereka tak ada hubungannya?
"Ya, dugaanmu benar. Irene adalah cinta pertamaku yang tak akan pernah aku ungkapkan. Kebahagiaan Wendy adalah yang utama. Bahkan aku lega Wendy dan Irene saling melengkapi untuk kebahagiaan mereka." Sejeong menyatakan dengan lugas, tanpa ia ketahui bahwa semua orang yang ia sebutkan dapat mendengarnya dengan jelas.
Di balik kaca, Seulgi dengan mulutnya yang menganga mendengar pengakuan yang begitu mengejutkan itu, memandangi Wendy dan Irene secara bergantian. Wendy dengan wajahnya yang penuh dengan rasa bersalah, dan Irene dengan wajahnya yang tidak mempercayai bahwa sahabat Wendy dan teman masa mudanya itu menyimpan rahasia ini begitu rapat. Pernyataan cinta sepihak yang akhirnya tak bisa disebut rahasia lagi.
Wendy dan Sejeong adalah teman dekat semenjak mereka berada di taman kanak-kanak yang sama. Usia Sejeong lebih tua setahun, namun mereka berada di kelas yang sama. Paras Irene kecil sudah mampu membuat Sejeong berdebar. Laki-laki polos kala itu hanya dapat mengekspresikan rasa sukanya dengan terus membuat Irene tertawa.
Semenjak keluarga Bae memutuskan pindah ke Hongkong, Sejeong tidak melupakan Irene begitu saja. Bahkan di masa kuliahnya, ia selalu menggunakan keahliannya untuk mencari di mana Irene, sampai akhirnya ia tau bahwa Wendy sudah mulai mengekspresikan rasa sukanya kepada Irene. Sejeong tidak memiliki pilihan selain mengakhiri rasa sukanya kepada Irene. Tapi ia telah berjanji pada dirinya sendiri untuk melindungi kedua orang yang ia sayangi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Road
RomanceSemuanya terasa asing bagi penglihatanku, tapi entah mengapa hatiku merasa ini semua begitu familiar. Jalan ini terus membuatku melangkah, meski terkadang aku tersadar langkahku tak membuatku berpindah dari titik awal. Aku sempat jalan di tempat, me...