***Flashback***
Beep..beep..beep..
Alarm ponsel Irene berdering, menandakan bahwa saat ini sudah pukul 05.30. Gadis paling bahagia sedunia itu pun terbangun dan membuka matanya dengan rasa semangat yang menggebu. Ia mengecek ponselnya dengan segera dan ternyata sudah ada notifikasi panggilan tak terjawab dari Wendy. Irene pun bergegas menelpon balik.
"Seung Wan ada apa menelponku? Maaf aku baru bangun."
"Siang sekali bangun mu, nuna. Ini Bali, jangan sia-siakan waktumu dengan hanya tidur."
"Yaaah, ini juga masih jam 5.30. Masih pagi tau."
"Aku saja sudah bangun sejak sejam yang lalu. Ayo kita berjalan-jalan sebentar sebelum ke airport. Sekalian breakfast."
"Baiklah, aku bersiap dulu."
Tiga puluh menit berlalu, Wendy pun sudah menunggu Irene di depan kamarnya. Tak lama setelahnya, Irene memunculkan batang hidungnya di depan Wendy. Keduanya saling melempar senyum begitu bertemu pandang di depan pintu kamar Irene. Setelah saling menyapa, mereka pun memutuskan untuk berjalan santai di pantai dekat hotel.
"Aaah, cuacanya sangat enak untuk jalan pagi. Apalagi ditemani nunaku." Ujar Wendy sambil meregangkan otot tangannya.
"Nunaku? Hahaha. Sejak kapan kau mempelajari panggilan itu?"
"Terucap begitu saja barusan haha. Nuna sendiri yang mengklaim kemarin saat telepon pertama kita. Kau satu-satunya nunaku."
"Hahaha, dasar. Apa semua hal kamu anggap serius?"
"Ya. Kalau itu tentang nuna." Wendy tersenyum memandang ke arah Irene.
Mendengar perkataan itu Irene hanya tersenyum. Pipinya sedikit merona.
"Nuna, biarkan kuambil fotomu di sini. Keluarkan kemampuan modelmu!"
"Hahaha ada-ada aja."
"Woaaah, lihat ini nuna. Sepertinya aku masih cukup handal untuk menjadi seorang fotografer."
"Hahaha, hasil jepretanmu lumayan."
"Ah..hanya lumayan? Ku kira ini sangat bagus. Padahal baru saja aku ingin menjadikannya wallpaper baru ponselku."
Mendengar perkataan dari Wendy membuat wajah Irene memerah kembali.
"Hey. Jangan menggoda nuna terus menerus. Sini gantian nuna yang fotoin kamu."
"Aish, aku tidak menggodamu. Hasil jepretanku memang bagus nuna."
"Sudahlah cepat berdiri di sana dan berpose."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Road
RomansaSemuanya terasa asing bagi penglihatanku, tapi entah mengapa hatiku merasa ini semua begitu familiar. Jalan ini terus membuatku melangkah, meski terkadang aku tersadar langkahku tak membuatku berpindah dari titik awal. Aku sempat jalan di tempat, me...