Chapter 9 - Sepatu

74 7 4
                                    

Suasana di dalam mobil Wendy masih tetap hening. 30 menit telah berlalu semenjak percakapan terakhir mereka. Beberapa kali Irene memperhatikan Wendy, hanya ada tatapan kosong dan ekspresi dingin. Itu adalah wajah yang selalu ia lihat ketika Wendy sedang marah, terutama ketika ia sedang mengutuk dirinya sendiri. Sedikit merasa bersalah, Irene pun akhirnya mencoba membuat suasana menjadi lebih hangat.

"Makanlah." Irene mengambil cemilan dan mencoba menyuapi Wendy.

"Hm? Aaa.." Wendy membuka mulutnya. Irene pun tersenyum melihat kelucuannya.

"Kamu beneran masih sama kaya dulu kecil. Imutnya."

Mendengar pujian itu, Wendy menjadi sedikit salah tingkah, sementara Irene masih dengan pandangan kagum dan senyuman yang tidak ia sadari.

"Nuna, apa kamu sekarang benar-benar menerima keberadaanku? Baru kali ini aku mendapat pujian darimu."

"Yaaah, yang benar saja. Memang selama ini aku jahat padamu? Ini makan lagi."

"Um..baru..um nyam..baru kali ini aku mendengarmu memujiku." Wendy berbicara dengan mulut yang penuh dengan makanan. Hal itu membuat Irene tertawa lepas.

"Hahaha, kamu benar-benar menggemaskan Wendy!" Melihat Irene tertawa lepas membuat Wendy ikut menjadi senang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hahaha, kamu benar-benar menggemaskan Wendy!" Melihat Irene tertawa lepas membuat Wendy ikut menjadi senang. Tatapan kosongnya dengan sekejap berubah menjadi tatapan bahagia.

"Nuna, aku senang akhirnya kau tertawa selepas ini." Irene pun tersenyum. Syukurlah ia berhasil membuat suasana menjadi lebih hangat lagi. Wendy pun menyadari ada debar jantung yang tidak biasa di dirinya. Selepas ekspresi Irene yang tersenyum itu Wendy terus terbayang dengan senyum yang diberikan Irene padanya.

"Nuna, apa kau memang sudah secantik ini dari dulu?" Wendy tanpa sadar bergumam sendiri sambil memandang jalan di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nuna, apa kau memang sudah secantik ini dari dulu?" Wendy tanpa sadar bergumam sendiri sambil memandang jalan di depannya.

"Hm? Ku barusan bilang apa, Wendy?"

"Ah ti-tidak..jalannya cantik..aku tidak menyangka jalan dan pemandangannya secantik ini..A-apa kamu menikmatinya, nuna?"

"Ya, tentu saja." Irene tersenyum lagi.

The RoadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang