Chapter 3 - Interaksi

96 8 0
                                    

Kesehatan Wendy yang memburuk pada Senin malam membuatnya terpaksa harus bekerja dari rumah. Sebenarnya ia bersikeras untuk tetap berangkat ke kantornya, tetapi Sejeong terus menolak dan menghalangi. Begitulah Wendy, yang tidak bisa menang terhadap Sejeong dalam masalah pekerjaan dan kesehatannya.

Sejeong sendiri sering kali memperlihatkan kompetensinya yang sangat luar biasa dan di luar dugaan. Bagi Wendy, kemampuan Sejeong sejajar dengan Seulgi. Pada beberapa kesempatan, Wendy bahkan menawarkan posisi direktur kepada Sejeong, namun ditolak. Sekretaris pribadinya itu memilih untuk loyal kepada Wendy dan tidak meninggalkannya.

"Kalau kau begitu ingin memberiku jabatan direktur, kenapa tidak kau naikkan saja gajiku hingga setara dengan mereka?"

Setidaknya itu adalah kalimat terakhir yang Sejeong utarakan. Ia sudah tidak tahan dengan ambisi Wendy yang sangat ingin membuatnya menjadi seorang direktur. Tentu saja kalimat itu tak dihiraukan Wendy.

Wendy lebih suka mengapresiasi Sejeong dengan hal lain, yang tentu saja tidak menggunakan uang perusahaan. Ia selalu memberikan dukungan untuk semua yang ingin Sejeong lakukan. Bagi dirinya, hal seperti itu tentu bernilai lebih dibandingkan sekedar nilai uang.

"Seung Wan, bagaimana keadaanmu? Jauh lebih baik?" Sapaan dari Seulgi membuyarkan konsentrasi Wendy yang saat ini sedang fokus menganalisis report di meja kerja pribadinya.

"Hey, Seul. Never feel better than this. Bahkan aku bisa roadshow ke semua negara di Benua Eropa sekarang."

"Jangan ngaco! Itu otak kamu yang ngerasa kuat, tubuh kamu sebaliknya."

"Sial, selalu saja kau tak setuju denganku. Sejak kapan kau datang?"

"Baru saja. Aku langsung naik, menyapa Sejeong sebentar sih di ruang tamu. By the way, acara outdoor catwalk kau serius akan membawa Joy, Yeri, dan Irene sebagai guest star?"

"Serius. Memang kenapa? Ada yang salah?"

"Mengapa kau memutuskannya seperti itu? Target awal kita hanya akan mengundang 1 sampai 2 orang di antara mereka. Kenapa jadi ketiganya?"

"Ya tidak masalah kan? Ketiganya memang top model yang kita kenal dan punya kan? Bahkan aku sempat menelusuri tentang Irene, dan ternyata dia adalah model Internasional yang seterkenal itu. Aku sangat optimis acara akan mendapat engagement yang luar biasa."

"Mwo? Kau mencari sendiri artikel tentang Irene? Tumben sekali, padahal biasanya kau selalu apa-apa minta ke Sejeong." Seulgi cukup terkejut dengan cerita dari Wendy. Ia pun berusaha menyindir sahabatnya itu agar bisa mengetahui lebih dalam apa niat dari Wendy.

"A-ah, kebetulan. Ya, kebetulan saja aku ingin mencari tau tentang siapa model yang akan aku ajak kerja sama." Wendy menjawab sedikit gugup.

"Hanya Irene yang kau cek?"

Wendy terdiam, seolah pertanyaan Seulgi tidak ada jawabannya. Matanya mulai menatap ke sembarang arah. Seulgi pun menangkap hal itu dan berusaha menenangkan sahabatnya.

"Kau tak perlu mengecek Irene. Dia sangat berkompeten. Percayakan semua pada dia."

"A-ah baiklah. Hm, ehm. Seulgi..apa kita tidak bisa jadwalkan pertemuan pertama untuk membahas acara ini besok?"

"Tidak. Aku tidak akan membantah Sejeong. Dia sudah memblokir semua kegiatan di luar kantormu dari hari Selasa hingga Kamis. Besok itu masih hari Kamis, Seung Wan. Kau tidak ingat kalau Jumat ada acara penting?" Nada Seulgi sedikit meninggi karena merasa sahabatnya ini mulai keras kepala.

"Haaaah..baiklah. Aku hanya tak sabar ingin membicarakan ini semua. Supaya ide-ide bisa segera kita kumpulkan."

"Tenanglah Seung Wan, perlahan saja. Kau tau kan tim yang kau buat untuk acara catwalk ini sangat kompeten di bidangnya. Sabarlah, semua akan baik-baik saja."

The RoadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang