[Perhatian! Sebagian pembaca mungkin tidak nyaman dengan adegan di chapter ini. Mohon bijak dalam memilih bacaan]
Kehidupan Wendy berubah drastis setelah dirinya berhasil menemukan siapa kekasihnya. Hari-harinya kini dipenuhi dengan memori indah tentang Irene. Ruang chat yang sebelumnya hanya dipenuhi pesan-pesan tentang bisnisnya, kini ada satu nama yang tersimpan di ponselnya dan selalu ia tunggu notifikasi darinya.
My Hyunnie 🩷
"Welcome back, Seung Wan!" Sambut Sejeong sambil membawakannya weekly report untuk dievaluasi.
"Thanks Sejeong. Aku tidak akan berhasil tanpa bantuanmu. Maafkan aku, aku belum sempat membalas kebaikanmu yang ugal-ugalan ini. Kau benar-benar sangat banyak membantu. Entah apakah aku masih bisa bertemu dengan kalian jika bukan kamu yang menolongku."
"Hahaha, kau terlalu membesar-besarkan. Sebetulnya semua ini berkat Joo Hyun nuna. Dia yang pertama kali memintaku untuk melacak lokasimu. Kita patut mengacungi jempol bagaimana ia dengan sigap menghubungiku."
"Joo Hyun nuna? Dia orang pertama yang mengetahui aku kecelakaan?"
"Iya, dia yang menghubungiku lewat telepon." Jawab Sejeong sambil menata berkas-berkas yang sudah ditandatangani Wendy di atas meja kerjanya.
Ekspresi Wendy berubah menjadi penuh tanya. Tak lama setelah berkas-berkas itu selesai ditata, Sejeong berpamitan untuk keluar dari ruangan Wendy.
Tunggu..kenapa Joo Hyun nuna yang menyampaikan kabar kalau aku mengalami kecelakaan? Bukankah dia di Inggris saat itu dan tidak bersamaku? Atau saat itu aku sedang menelponnya? Tapi aku tidak punya kebiasaan menelponnya di jam kerja. Jelas sekali di riwayat kejadian kecelakaan yang ku baca, aku mengalaminya saat berkendara menuju bandara di jam kerja. Hm..aku benar-benar tidak mengerti.
Wendy pun sejenak tidak menghiraukan rasa penasarannya dan kembali untuk melanjutkan pekerjaannya.
Di tengah fokusnya, Wendy teralihkan dengan notifikasi ponselnya. Sebuah notifikasi yang sengaja ia buat berbeda, sebagai tanda bahwa Irene-lah yang mengiriminya pesan.
Ah, rupanya nuna. Sudah ku tunggu seharian, akhirnya ia mengirimiku pesan.
Wendy tersenyum begitu melihat notifikasi di layar ponselnya itu. Wanita favoritnya mengiriminya pesan singkat. Untuk pertama kalinya mereka kembali berkirim pesan setelah lebih dari 2 tahun tidak berkomunikasi. Terlihat raut wajah bahagia Wendy.
"Ehm..aku sangat berdebar. Rasanya seperti mengirimi nuna pesan untuk pertama kalinya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Road
RomanceSemuanya terasa asing bagi penglihatanku, tapi entah mengapa hatiku merasa ini semua begitu familiar. Jalan ini terus membuatku melangkah, meski terkadang aku tersadar langkahku tak membuatku berpindah dari titik awal. Aku sempat jalan di tempat, me...