42. 18+ Oh...

1.1K 145 18
                                    

"Hai, Relan. ^^"

Kedatangan Arsel kembali membuat geger seluruh gedung sekolah saat itu. Bagaimana tidak, setelah sekian lama menghilang, Arsel yang tiba-tiba disambut berbagai pertanyaan dari beberapa siswa/i disana.

Kehadiran Arsel kembali tentu saja membuat pawang Relan yang lain menjadi lebih waspada. Hanya mereka yang tahu bagaimana brengseknya seorang Arsel memperlakukan Relan saat ia culik.

Dengan kekuatan kekuasaan dari Ayahnya, berita miring mengenai dia dapat dengan mudah ditangkal, bahkan kejadian saat ia menculik Relan pun tidak terendus baunya.

Rupanya, keluarga Rein tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan keluarga Arsel, bisa dibilang kalah jauh?

Relan saja terkejut dengan kehadiran Arsel, yang mana anak itu seperti tidak memiliki rasa bersalah sedikitpun terhadapnya.

Sedari tadi, ia selalu menempel pada Rein bak perangko. Rasa-rasanya, Relan seperti berada di dekat malaikat mautnya saat ini.

"Orang segila itu malah bebas?" Relan bergumam tidak percaya.

"Background dari keluarga Arsel sepertinya sangat kuat. Keluargaku sepertinya bukan tandingan keluarga mereka. Relan, kamu dalam bahaya." Rein juga tampak khawatir. Siapa yang menyangka jika Arsel hadir kembali setelah sekian lama.

Arsel kembali mendekati Relan seperti dulu lagi. Orang itu memliki obsesi yang gila bahkan melebihi dirinya.

"Relan-chan! Kamu nggak apa-apa, 'kan?"

"Hah? Aku ok, kok. Emang kenapa?"

"Itu, Arsel, dia sudah kembali, 'kan?" Nara bertanya dengan raut serius.

Relan hanya diam. Ternyata kedatangan Arsel membuat pihak lain menjadi takut juga? Kalau begini siapa yang akan melindunginya?

"Elan!" Shakiel berlari dengan tergopoh-gopoh menghampiri Relan. "Elan, kamu sehat, 'kan? Nggak kena serangan panik?"

"...."

"Hah... Si brengsek itu rupanya kembali tanpa rasa takut," Dean yang entah sejak kapan ada disana dan ikut nimbrung dengan Michael disampingnya.

'Uhm... Kenapa mereka semua mengelilingiku seperti ini? Apa karena Arsel?'

'Efek seorang Arsel se-dahsyat ini, ya... Sebenarnya, aku juga takut,' Relan membatin prihatin atas nasibnya. Ia akui sangat menyenangkan rasanya menjadi bahan obsesif orang lain. Tapi, ada kalanya, ia sadar itu bukanlah hal yang baik dan cenderung membuat celaka jika berlebihan. Ingat saja, ketika ia disekap oleh Arsel, dirinya sering mendapat pukulan dari orang itu.

Ok, dirinya mungkin seorang Masokis, bilang saja dia gila karena menyukai kekerasan fisik terhadapnya. Tapi... Suatu saat dirinya bisa tiba-tiba merasakan rasa sakit. Semi-masokis?

Relan lupa, jika saat inipun dirinya berdekatan dengan para Psikopat. Ia tanpa sadar melirik kearah Dean yang juga tengah menatap dirinya.

'Gila...'

.
.
.
.

"Elan! Ke kantin, yuk? Mumpung jamkos!"

"...."

"Males, kamu sendiri aja, aku mau ke toilet."

"Hmph! Elan nggak pernah lagi ke kantin bareng Shaki..." mata Shakiel berkaca-kaca seperti ingin menumpahkan air mata drama.

"...." melihat itu, Relan tentu saja tidak akan luluh. Jurus klasik seperti ini tidak akan mempan padanya. Ia langsung pergi meninggalkan Shakiel. Sebenarnya, ia kebelet buang air kecil. Dengan langkah terburu-buru Relan masuk kedalam bilik.

Dirasa sudah selesai, Relan terlebih dahulu membasuh kedua tangannya lalu bercermin sejenak.

Ia berjalan santai keluar dari bilik, melewati lorong sepi, bagaimanapun itu adalah area toilet.

"Relan."

Saat menoleh, Relan melihat Dean berdiri tak jauh dibelakangnya. Menyadari jika itu adalah Dean, Relan mundur beberapa langkah kebelakang dengan pelan, "Mau apa kamu?" tanyanya dengan nada ketus.

"Hmm... Coba tebak?" Dean malah bertanya kembali sambil maju beberapa langkah. Melihat itu, tentu saja Relan mundur kebelakang dan bersiap untuk lari.

Sialnya, saat ia berbalik untuk lari, di depannya sudah ada Michael yang berdiri tegak disana.

"Relan.^^" Seolah terjebak, Relan menjadi bingung sesaat. Kemana arah untuk dia lari sekarang? Didepannya hanya terdapat ruangan kosong terbengkalai yang mungkin itu adalah gudang yang sudah tidak terpakai. Keadaan sekitar sangat sepi entah kenapa, yang biasanya ada aja siswa/i yang lewat disana sekedar ke toilet. Mungkin hari itu adalah hari sialnya.

"Kamu sedang memikirkan apa, Relan?" terlalu larut dengan pikirannya, bahkan sekarang Dean dan Michael telah berada di dekatnya, dua titan ini tengah menghimpitnya!

'Ah... Aku terlalu leng— uh...?!' mata Relan terbelalak tidak percaya saat Dean dengan cepat mengecup bibirnya.

Pergerakannya juga terbatas karena ditahan oleh Michael dibelakangnya

"Buka bibirmu, Relan." Pinta Dean yang tentu saja ditolak oleh Relan.

"Uh!!" Dean menjambak rambut Relan lalu mengecup bibirnya dengan lebih brutal lagi. Michael dibelakang, ia mengendus-endus wangi tengkuk Relan dan memberi beberapa kecupan disana, meninggalkan bekas kemerahan.

"Ah! Aduh!" Relan mengaduh sakit saat Dean menggigit bibir bawahnya, rasa perih langsung ia rasakan. Momen inilah, Dean melumat dan memasukkan lidahnya kedalam mulut Relan.

Michael membawa kedua tangannya turun ke area dada Relan, ia memainkan kedua nipple tersebut. Perlakuan seperti ini, membuat kekuatan pertahanan diri Relan menghilang, kakinya terasa lemas, bahkan untuk berdiripun tidak ia sanggup.

Ia hampir terjatuh kelantai, tapi ditahan oleh Michael maupun Dean.

"Ah!" merasakan jambakan pada rambutnya sekali lagi, Relan menjerit secara refleks karena rasa sakit.

Kali ini, Michael yang menarik rambut Relan, membuat anak itu mendongak kearahnya. Michael melumat bibir Relan, membiarkan lidahnya bermain di dalam sana.

Dean sibuk memberikan tanda merah pada leher Relan, ia juga mencium dengan rakus jakun Relan yang naik turun.

Mendapat perlakuan seperti ini, membuat kekuatan Relan semakin lemah, ia merasa kedua kakinya semakin lemas.

"Berhenti kalian, sialan!!"

"Oh...?" Dean maupun Michael hanya menatap remeh pada Relan.

"Uh, hei! Lepaskan ak—  umfh!!"



.
.
.
~TBC~

Mampus, gue gantungin! Awokawok ᐠ( ᐛ )ᐟ
Btw, ini berasa timeskip, ya. Tiba-tiba aja Arsel balik. (Saya kehabisan ide:v)

....

SeeU minggu depan lagi, babay!
( ͡°з ͡°)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigrated and Owned a HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang