7. Perlahan-Lahan Menjadi Asing (1)
Di usianya yang kedelapan belas tahun, barulah Julian menyadari bahwa hidup dengan terlepas dari tuntunan orang lain sepenuhnya benar-benar tidak mudah. Semua hal jadi terasa membingungkan untuknya.
Untuk pulang saja Julian jadi tidak tahu harus pergi ke mana. Viscounty sudah bukan lagi rumahnya. Apa lagi manor Roderick.
Jadi, ada di mana rumahnya sekarang?
Seandainya Julian tidak memutuskan untuk hidup mandiri tepat setelah lulus dari akademi, seandainya ia bersikap tebal muka sampai akhir dan dengan tidak tahu malu tetap tinggal di manor Roderick, semuanya pasti akan jadi cerita yang berbeda.
Namun, Julian tidak bisa melakukannya.
Ferdinand Roderick bukan sekadar sahabat ayahnya, tetapi juga penyelamat keluarga mereka, keluarga Bechtel.
Kalau bukan karena Ferdinand, yang membantu meringankan pembayaran hutang atas nama George Bechtel, nasib Julian sekarang pasti bukan sekadar menjadi seorang anak yang ditinggal mati kedua orang tuanya secara mengenaskan, tetapi juga sebagai anak sebatang kara yang ditinggalkan beban hutang yang besar.
Karena itu, sudah seharusnya Julian bersikap tahu diri, kan?
Entah bagaimana dengan pendapat orang lain, tapi setidaknya Julian berpikir begitu.
Itu sebabnya Julian memutuskan untuk mengembara, berkeliling ke segala penjuru untuk mencari atap yang baru. Atap yang bisa menjadi tempatnya berteduh, yang bisa menjadi tempatnya berlindung.
Namun, sejauh ini belum ada satu tempat pun yang terasa seperti rumah bagi Julian. Semua tempat yang ia kunjungi pada akhirnya hanya menjadi tempatnya singgah, bukan tempat menetap, karena belum ada yang bisa membuatnya merasa nyaman sebagaimana yang ia rasakan di Viscounty maupun di manor Roderick.
Selain homesick, Julian juga harus menghadapi permasalahan lain, yaitu persoalan finansial.
Berbagai jenis pekerjaan sudah ia coba demi menyambung hidup. Menjadi kuli angkut, tukang bersih-bersih, penjaga toko, bahkan sampai yang paling ekstrem menjadi anggota guild prajurit bayaran.
Meski cukup berbahaya, pada akhirnya prajurit bayaranlah yang menjadi pekerjaan terlama yang Julian tekuni, sebab upah yang dirinya terima rasanya paling setimpal dengan rasa lelah yang ia dapatkan jika dibandingkan dengan pekerjaan-pekerjaan lain yang pernah ia geluti.
Tidak mudah memang, tapi tanpa terasa sudah lebih dari satu tahun ia menyambung hidup dengan mengandalkan uang dari pekerjaan ekstrem tersebut.
Pekerjaan sebagai seorang prajurit bayaran bertahan hingga usianya dua puluh tahun. Dan sampai situ saja, hanya sampai ketika ia dua puluh.
Julian yang tiba-tiba merasa berada di titik jenuh akhirnya memutuskan untuk mengambil cuti sementara.
Pada hari yang sama, ketika ia tengah melewati jalan setapak di tengah hutan untuk pulang, ia melihat sebuah kereta kuda mewah lengkap dengan seperangkat pengawalnya tengah diserang oleh sekelompok bandit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Won't Get Divorce!
Historical FictionKetika keinginannya untuk bisa mengulang waktu terwujud, Edith segera berusaha memperbaiki hubungannya dengan suaminya, Julian. Ia berjanji tidak akan lagi berteriak, memaki, ataupun melemparkan surat perceraian pada sang suami, juga akan memaklumi...