[ON GOING]
^_^ ^_^ ^_^
Celsia mencintai Alzeiron dengan teramat sangat. Penolakan laki-laki itu sudah menjadi makanan sehari-hari untuk nya. Akhirnya ia menawarkan kesepakatan untuk membawa laki-laki itu ke sebuah hubungan.
∆^∆
"Cintai Aku, Al! Jad...
SORRY YA AKU JARANG POST SOALNYA MALAS TAHU KEBANYAKAN READERS CUMA BACA DOANG TANPA MAU MEMBERIKAN DUKUNGAN
JADI GUYS JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN
KALAU ADA TYPO TOLONG DI TANDAI YA
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Celsia berjalan dengan kresek makanan keluar dari minimarket. Gadis itu berjalan santai di komplek rumah nya. Ia melihat tak jauh dari poisisnya berdiri ada Bima dengan pakaian olahraga. Celsia yang melihat itu langsung berbalik dan berjalan cepat. Mengingat kejadian beberapa hari yang lalu, ia belum siap menanggung malu bertemu dengan Bima.
"Kok lo lari sih? Gue tahu ya lo lihat gue" Celsia hampir terjungkal kebelakang saat mendengar suara Bima dan melihat laki-laki itu yang sudah berdiri di samping nya
Celsia kembali menetralkan raut wajahnya. Entah secepat apa laki-laki itu berlari hingga hanya butuh beberapa detik untuk berdiri di sampingnya
"Si-siapa yang lari? Gue cuma putar balik aja karena mau jalan-jalan dulu" kata Celsia dengan sedikit gugup
"Heleh, alasan lo" Bima menyipitkan matanya lalu tersenyum saat sesuatu melintas di benaknya, "gue tahu. Lo malu ya karena kejadian beberapa hari lalu" goda Bima sambil menaik turunkan alisnya
"En-enggak siapa yang malu? Lagian gue enggak ngelakuin dosa" ketus Celsia membuat Bima mengangguk
"Lo lagi ada masalah ya sama Alzeiron?" tanya Bima
Celsia menggeleng, "Enggak"
"Kalau enggak ngapain lo nangis sampek terisak-isak malam itu?" tanya Bima penasaran
"Lo kepo banget deh! Lo sebenarnya siapa Al sih? Lo beneran teman nya Al?" tanya Celsia kesal
"Lo yakin mau tahu gue siapa?"
"Yakinlah" tegas Celsia dengan yakin
"Tunggu aja ya, gue pasti bakal ceritain siapa gue sebenarnya" ungkap Bima membuat dahi Celsia menyernyit heran
"Kenapa harus tunggu? Sekarang aja, mumpung gue sama lo lagi berhadapan di tempat yang sama. Lagian kalau lain kali belum tentu kita masih hidup" seru Celsia
Bima menggeleng, "Enggak sekarang, gue lagi tunggu hari yang pas"
"Emang lo siapa sih sampek mau denger cerita lo aja gue harus nunggu?"
