Hai, jumpa lagi sama ALZEICIA
TOLONG DIBACA YA!
Sudah agak lama ya tidak lanjut...
Ada yang nungguin enggak sih?Jadi Author mau info dikit ges..
Kayaknya, aku mau istirahat bentar deh. Soalnya tabungan chapter udah menipis, otak aku buntu enggak tahu jalan keluar.Jalan keluar enggak tuh. Bercanda ges.
Jadi, aku sedikit bingung, ini cerita mau di bawa kearah mana dan mau di selesaikan bagaimana. Jadi rencana aku mau mikirin matang-matang dulu sekalian memperbaiki penulisan yang kurang enak di pandang mata.Aku juga bakal baca ulang cerita ini dari awal untuk memberi sedikit bumbu-bumbu perubahan yang lebih baik. Aku juga bakal nulis sampai tabungan chapter di aku mencukupi untuk aku publish setiap minggu.
Jadi tetap pantau terus ALZEICIA. Semoga dengan istirahat nya aku cerita ini mengalami perkembangan yang baik. Kalau lagi gabut bisa sesekali mampir kesini untuk baca dikit-dikit dari chapter 1,kali aja ada sedikit perubahan. Ya, kalau enggak dibaca juga enggak masalah, karena enggak berpengaruh sama kelanjutan cerita.
Aku berterimakasih banget untuk para pembaca yang memberikan dukungan berupa vote dan komen. Walau sedikit tapi itu membuat aku semangat menulis. Tetap tunggu Alzeiron dan Celsia ya🤗
Bima memasuki area komplek rumahnya dengan emosi yang masih belum reda. Ia menyipitkan matanya saat melihat sosok gadis yang ia kenal duduk di pinggir jalan dengan memeluk lututnya sendiri. Wajahnya menunduk membuat nya tak bisa melihat jelas gadis itu.Motor nya berhenti di seberang jalan. Laki-laki itu turun lalu berjalan menuju ke arah gadis yang ia lihat.
"Celsia?"
Bima melihat gadis itu mendongak dengan mata berair dan hidung yang memerah. Ia menangis, lagi?
"Lo ngapain disini?" tanya Bima saat gadis itu sedang menyeka kasar air matanya.
Suasana komplek begitu sepi dan Celsia terlihat begitu menyedihkan. Duduk sendiri dengan mata berderai air mata. Sungguh malang!
"Ngamen!" jawab ketus Celsia membuat Bima terkekeh.
Laki-laki itu duduk di sampingnya. Ia memandang wajah gadis itu dari samping. "Kenapa nangsi lagi, hmm?"
"Gue enggak nangis!" Celsia mengelak walaupun masih sesegukan. Malu sekali karena ketahun lagi dengan laki-laki yang sama.
"Terus lo lagi kayang? Lo kira gue buta apa?" ucap Bima malas. Suara nya sedikit ketua saat mengucap.
"Alzeiron lagi?" tebak laki-laki itu
KAMU SEDANG MEMBACA
ALZEICIA(ON-GOING)
Teen Fiction[ON GOING] ^_^ ^_^ ^_^ Celsia mencintai Alzeiron dengan teramat sangat. Penolakan laki-laki itu sudah menjadi makanan sehari-hari untuk nya. Akhirnya ia menawarkan kesepakatan untuk membawa laki-laki itu ke sebuah hubungan. ∆^∆ "Cintai Aku, Al! Jad...