5. Pembelaan Alano

9 2 0
                                    

Happy Reading, Love.

"Setiap perhatian kecil, kerap kali bisa memupuk sebuah cinta yang besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Setiap perhatian kecil, kerap kali bisa memupuk sebuah cinta yang besar."

[ ʚ;ɞ ]

Pagi ini Zefanya berangkat sendiri mengendarai mobil pribadinya, ia keluar dengan sneakers putih dan mengganti blazer SMA Candramawa dengan cardigan branded. Penampilannya cukup membuat pusat perhatian karena tidak sesuai dengan aturan yang ada. Dari kejauhan, beberapa anak OSIS yang sedang bertugas pun menatap Zefanya jengah.

Zefanya mengeram kesal saat lengannya ditarik kasar oleh salah satu anggota OSIS yang selama ini menjadi musuh bebuyutannya. Ia memutar badannya guna menatap laki-laki yang lebih tinggi darinya dua puluh senti meter itu.

“Gue semakin yakin kalau selama ini lo jadi juara paralel satu karena nyokap lo. Apa lo gak bisa baca peraturan SMA Candramawa tentang gimana cara berpakaian yang baik dan benar? Lo buta huruf atau memang buta benaran!” cerca Rafa membentak Zefanya di tengah lapangan.

Zefanya tersenyum sinis. “So you still don't accept your defeat? Apa kita perlu tes lagi kaya semester satu lalu buat buktiin gue layak atau enggak buat jadi juara paralel satu?” tantang Zefanya.

Rafa mengepalkan tangannya dan semakin mencengkeram lengan kiri Zefanya. Cengkeraman milik Rafa tidak bertahan lama karena Alano menariknya kasar, ia membawa Zefanya di belakang tubuhnya namun gadis itu justru lebih memilih berdiri di samping dirinya.

“Lo cuman murid baru, stay out of it,” sentak Rafa.

“Kalau lo mau tegur Zefanya gak usah pakai kekerasan kaya gitu. Banci lo kasar sama cewek,” tukas Alano meluap.

“Siswi berandalan kaya dia tuh gak pantes dilemah-lembuti, yang ada makin ngelunjak. Mentang-mentang anak dari donatur sekolah, does she think she can behave as she pleases?”

“Of course, gue bahkan bisa cabut beasiswa lo kalau gue mau,” balas Zefanya santai.

“Goddamn you!” Rafa hendak melayangkan tangannya guna menampar Zefanya namun ditahan oleh Alano.

“Gue tahu niat lo baik cuman mau menertibkan Zee, tapi gak dengan cara kekerasan juga, Raf. Zee is a girl after all, you shouldn't be this rude to her. Lagian hari ini yang melanggar peraturan bukan cuman Zee aja, ‘kan? Bahkan dari anak OSIS itu sendiri,” papar Alano yang membuat wajah Rafa memerah semakin kesal.

“Don't be a smartass, lo baru calon anggota OSIS. Jangan macem-macem sama gue, gue bisa aja gak lolosin lo nanti,” balas Rafa yang terbawa emosi.

MarakarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang