20. Teman Sebangku

10 2 0
                                    

Happy Reading, Love.

"Jangan memaksakan dirimu untuk hal yang belum tentu baik untukmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan memaksakan dirimu untuk hal yang belum tentu baik untukmu."

[ ʚ;ɞ ]

Ujian tengah semester akan segera dilaksanakan. Gadis berambut merah sebahu itu tampak terus menggerutu saat denah tempat duduk baru saja diberitahukan. Jika biasanya Zefanya akan sebangku dengan Kenzo, hari ini teman sebangkunya justru murid baru yang paling ia hindari, ya Alano.

Jin-jeong-hae, cuman seminggu aja, Je,” ujar Katlyn menenangkan Zefanya yang tampak gelisah.

“Gak bisa setenang itu, Kate.”

“You have to remember what Uncle Andreas said, buat berteman baik sama Alano karena dia sama sekali gak salah,” peringat Katlyn.

Zefanya menghela nafas kasar. “So be it.” Katlyn terkekeh pelan melihat raut pasrah gadis itu.

Jam pelajaran terakhir mereka akan duduk sesuai dengan denah yang akan mereka tempati saat ujian  nanti. Langkah Zefanya tampak berat, ia menyeret kedua kakinya guna beranjak ke bangku pojok yang biasa Alano tempati. Laki-laki tampan itu menyambutnya ramah, ia bahkan merapikan mejanya dan mempersilahkan Zefanya duduk.

“Kalau lo gak nyaman, gue bisa geser,” ujar Alano menjauhkan kursinya dari Zefanya.

“Chill out, memangnya kita musuhan harus jauhan gitu,” balas Zefanya berusaha tenang.

Alano kembali menarik kursinya agar lebih dekat dengan Zefanya, keduanya sibuk dengan ponsel masing-masing membuat keadaan cukup canggung. Di hadapan Zefanya ada Val dan Galen, laki-laki jakun dengan tubuh atletik itu memutar badannya agar dapat melihat Zefanya yang tengah sibuk dengan ponselnya.

“Jangan lupa contekin gue ya, Je,” celetuk Val mengajak Zefanya bercanda.

“Satu soal sejuta,” celetuk Zefanya asal.

“Mahal banget, lo mau naik haji?”

“Iya mau taubat sekalian,” kekeh Zefanya ringan.

Alano diam melihat interaksi keduanya. Zefanya memang sosok yang ramah dan bergaul dengan siapa saja, kecuali dirinya. Jika dengan dirinya Zefanya berbeda seratus delapan puluh derajat. Gadis itu tampak membatasi diri dan bersikap acuh jika dengan dirinya. Galen yang tadinya sibuk bermain game online pun ikut nimbrung mengobrol bersama Zefanya.

“Before the exam, shouldn't we have fun first?” timbrung Galen.

“Sebelum ujian tuh belajar, and then have fun after the exam,” balas Zefanya.

MarakarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang