Happy Reading, Love.
"Bukan munafik, tapi terkadang sifat menyesuaikan dengan siapa lawannya."
[ ʚ;ɞ ]
Setelah berlatih sebulan lamanya akhirnya hari ini adalah hari di mana pertandingan pertama Zefanya dilaksanakan. Gadis cantik dengan toffee blonde hair dibalut jersey berwarna putih bertuliskan nomor punggung 05 tampak menguasai permainan dengan luwes. Matanya menyorot tajam fokus pada setiap pantulan bola basket.
Waktu pertandingan tersisa enam menit lagi, sementara scores SMA Candramarwa dengan SMA Cakrabuana masih seri. Bola oranye itu akhirnya jatuh di tangan Zefanya, tidak menyia-nyiakan kesempatan Zefanya langsung membawanya menuju ring lawan. Dalam satu lemparan bola basket itu masuk sempurna yang menambah tiga poin untuk sekolah Zefanya.
Sorak gembira dari tribune penonton pendukung SMA Candramarwa menggema, banyak yang meneriaki nama Zefanya guna menyemangati gadis itu. Rambut sebahunya yang ia kucir dengan keringat bercucuran menambah kesan menawan dari gadis berdarah Denmark tersebut.
Dua menit terakhir waktu pertandingan akan berakhir bola kembali berada dalam rengkuhan Zefanya, ia tampak kesulitan saat dua lawan menghadangnya secara bersamaan. Zefanya menatap sekitar, timnya berpencar siap menerima lemparan bola dari Zefanya. Akan tetapi jika dia melemparnya kemungkinan besar bola akan direbut oleh tim lawan.
Zefanya menatap ring milik tim SMA Cakrabuana, jaraknya cukup jauh dari tempat Zefanya berdiri saat ini. Bayangan Raymond yang mengajarinya dua tahun lalu memenuhi pikirannya, membuat ia yakin jika dia bisa melempar bola basket di tangannya tersebut dan memasukkannya dengan sempurna ke ring milik lawan.
Zefanya mulai mendribel bolanya kembali, ia bersiap untuk meloncat dan melempar bola tersebut. Semua pandangan tertuju pada bola yang baru saja Zefanya lempar, gemuruh tepuk tangan dan sorak ceria menggema saat bola basket yang dilempar Zefanya masuk ke ring lawan.
Para pemain dari tim Zefanya berlari ke arah gadis itu, mereka merangkul Zefanya erat. Pertandingan akhirnya dimenangkan oleh SMA Candramarwa dengan selisih lima poin yang diperoleh Zefanya pada menit-menit terakhir.
“That’s so sick, Zee! You rock!” puji salah satu temannya.
“Gak salah Pak Adi masukin lo ke tim inti basket SMA Candramarwa.”
“I admit that you are talented.”
Zefanya tersenyum kecil mendengar pujian-pujian tersebut. “Thanks, kalian juga hebat. Ini kemenangan milik kita,” balas Zefanya rendah hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marakarma
Teen Fiction"𝓙𝓪𝓭𝓲 𝓹𝓮𝓶𝓮𝓷𝓪𝓷𝓰𝓷𝔂𝓪 𝓸𝓻𝓪𝓷𝓰 𝓫𝓪𝓻𝓾 𝓪𝓽𝓪𝓾 𝓶𝓪𝓼𝓪 𝓵𝓪𝓵𝓾?" ִֶָ 𓂃˖˳·˖ ִֶָ ⋆౨ৎ⋆ ִֶָ˖·˳˖𓂃 ִֶָ Terbiasa dengan sepi, bukan berarti menyukai kesendirian. Zefanya Stephanie Amberson, gadis keturunan Indonesia-Denmark yang tinggal...