Happy Reading, Love.
"Merendahkan orang lain tidak akan membuat dirimu terpandang lebih tinggi darinya."
[ ʚ;ɞ ]
Hampir satu minggu Zefanya kembali melakukan rutinitas seperti biasa. Ia masih cukup kesulitan dan beberapa kali lepas kontrol, tapi perlahan kondisi Zefanya mulai berangsur membaik. Saat ini gadis dengan rambut sebahu itu tengah membaca buku sembari menunggu Katlyn yang masih sibuk melakukan penelitian di lab biologi.
Semerbak aroma citrus yang ia kenal mengganggu indra penciumannya, hanya dengan mencium baunya saja hatinya mampu bergejolak. Zefanya kenal siapa pemilik parfum tersebut, sekitar sepuluh meter dari hadapannya, Alano berdiri. Gadis itu bergegas membereskan bukunya, ia harus pergi dari sini saat ini juga.
“Zee, kenapa harus selalu menghindar? Did I do something wrong to you?” tegur Alano menahan Zefanya yang hendak pergi.
“Siapa yang menghindar? Perasaan lo aja kali,” balas Zefanya yang masih mencoba tenang.
“Setelah menolak dua kali satu kelompok sama gue, selalu buang muka saat lihat gue, bahkan lo selalu pergi ketika ketemu gue. Apa itu semua belum jelas kalau lo memang lagi hindari gue?” urai Alano.
“Kiara barusan hubungi gue biar gue balik sama dia saja, kelamaan kalau gue balik sama Katlyn,” alibi Zefanya.
“Kiara sudah balik duluan, tadi gue lihat dia balik sama temannya anak IPA 1,” timpal Alano.
Zefanya mendesis kesal, sementara Alano yang melihatnya hanya terkekeh ringan. “Sorry if this makes you uncomfortable, honestly I just want to be friends.” Alano mengulurkan tangannya.
Zefanya menatap sejenak uluran tangan Alano tersebut. “You didn't do anything wrong, so you don't need to apologize.”
“Kalau gitu, mau balik sama gue aja? Katlyn kayanya masih lama,” tawar Alano.
Zefanya menggeleng pelan. “Gue nunggu Katlyn aja, dia mau nginep di rumah gue malam ini,” tolak Zefanya.
“Gue masih ada di ruang OSIS sampai jam lima, kalau lo berubah pikiran langsung telefon gue aja.” Zefanya mengangguk paham.
Alano beranjak pergi, tapi baru lima langkah Zefanya menahan laki-laki itu. “Al,” panggil Zefanya pelan.
Alano yang masih bisa mendengarnya membalikkan badan menghadap Zefanya kembali. “Lo berubah pikiran? Mau balik sekarang?” tawar Alano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marakarma
Teen Fiction"𝓙𝓪𝓭𝓲 𝓹𝓮𝓶𝓮𝓷𝓪𝓷𝓰𝓷𝔂𝓪 𝓸𝓻𝓪𝓷𝓰 𝓫𝓪𝓻𝓾 𝓪𝓽𝓪𝓾 𝓶𝓪𝓼𝓪 𝓵𝓪𝓵𝓾?" ִֶָ 𓂃˖˳·˖ ִֶָ ⋆౨ৎ⋆ ִֶָ˖·˳˖𓂃 ִֶָ Terbiasa dengan sepi, bukan berarti menyukai kesendirian. Zefanya Stephanie Amberson, gadis keturunan Indonesia-Denmark yang tinggal...