6. Martabak Manis

13 1 0
                                    

Happy reading, Love.

"Tidak ada yang dapat membohongi hubungan darah, bagaimana pun juga hasil buah cinta tentu saja akan mirip seperti sang empunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak ada yang dapat membohongi hubungan darah, bagaimana pun juga hasil buah cinta tentu saja akan mirip seperti sang empunya."

[ ʚ;ɞ ]

Malam ini sang candra tampak purnama bertakhta di cakrawala. Indurasmi ditemani gemintang yang bertabur indah menciptakan lukisan semesta yang sempurna. Gadis dengan toffee blonde hair itu tampak fokus pada layar MacBook yang menampilkan sesosok laki-laki tampan berambut kelam.

Lengkungan laksmi terpatri sempurna di paras ayunya. Beberapa kali ia merasa seperti ada kupu-kupu yang terbang dari dalam perut, rasa bahagianya membuncah dengan pipi merah merona karena gombalan sang pujaan hati.

“How’s your day? Hari ini kamu jadi daftar ekskul basket di sekolah kamu?” tanya Raymond dari panggilan video yang sedang mereka lakukan.

Zefanya mengangguk semangat. “That's right! I'll start training tomorrow.”

“Wow, seriously? You should train seriously to become a basketball player like me.”

“Of course, Babe!” balas Zefanya menggebu.

Senyum riang milik Zefanya perlahan menghilang, ia menyirit saat melihat sekelebat tubuh perempuan dari panggilan video yang dia lakukan dengan Raymond. “Who's in your apartment right now?"

Raymond membalikkan badannya, ia bangkit dari tempat tidur guna menutup pintu kamarnya yang tadi sedikit terbuka. Setelah menutup pintu kamarnya, dia kembali pada Zefanya yang masih menatap penasaran.

“There are some of my friends in my apartment, kita lagi kumpul buat acara sekolah satu minggu lagi. Jadi di sekolah aku mau mengadakan bazar gitu, so we're going to sell but we're still confused about what products we'll sell later,” urai Raymond.

“Ada ceweknya juga?” Raymond mengangguk singkat. “Kita di sini beramai-ramai, Babe. The girls are Amara and Akhsara, they are the secretary and treasurer of my class,” papar Raymond.

“Don't overthink it, aku gak macem-macem kok. I respect you, how could I bring a girl to my apartment?” sambung Raymond membujuk Zefanya.

Zefanya hanya tersenyum kecil. “I believe you.”

“Terima kasih, Sayang. so then I'd like to ask permission to close our video call, can I? Aku mau ke anak-anak dulu. I'll call you later when I'm done,” pamit Raymond.

“Iya, Sayang.”

“As my apology for not being able to accompany you, aku gofood in martabak manis coklat kacang kesukaan kamu, ya. Tungguin aku sambil makan martabak manis biar kamu gak bete.” Zefanya tersenyum kecil, Raymond selalu mempunyai cara untuk menaikkan mood-nya.

MarakarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang