chapter 15 found out

162 21 28
                                    

Hari menjelang malam hoseok pun mengajak solar pulang bersama karena wanita itu tak membawa mobil, jadi hoseok mau mengantar nya kebetulan hoseok ingin ke arah yang sama dengan solar.

"Terima kasih ya asisten jung atas tumpangan nya, aku minta maaf jika merepotkan." Ucap solar tak enak.

"Santai saja aku memang mau ke arah yang sama." Lirik hoseok.

"Oh ya ngomong-ngomong ada apa istri pimpinan memanggil mu?" Tanya solar penasaran.

"Hanya tentang pekerjaan kok." Bohong hoseok.

"Begitu ya." Solar tak bertanya apapun lagi.

Sampailah mereka di sebuah toko kue solar menyuruh hoseok menurunkan nya di sini, hoseok pun setuju dan masuk ke toko untuk membeli kue.

"Ibu aku pulang." Pekik solar memanggil ibunya.

"Anak ibu, kau sudah makan sayang?" Tanya nya.

"Belum hehe, ibu bagaimana?" Solar memeluk ibunya.

"Tentu menunggu mu!"

Hoseok kaget karena ternyata toko ini adalah milik solar, dia juga tak pernah cerita punya toko kue.

"Eh apa kau teman nya solar nak?" Tanya nya pada hoseok.

"Ah iya bibi, saya jung hoseok." Malu hoseok.

"Kebetulan sekali, terima kasih sudah mengantar anak ku. Kau mencari apa?" Ibu solar tersenyum ramah.

"Sama-sama, eum aku mau kue ulang tahun yang berukuran sedang untuk seseorang." Senyum hoseok.

"Ada!" Ibu solar memberikan kue ultah itu.

"Berapa harga nya?" Hoseok mengambil dompet nya.

"Tidak perlu, itu tanda terima kasih ku." Ibu solar sangat baik.

"Ey tidak! Aku harus membayar nya bibi, kau kan sedang berjualan." Hoseok tak enak.

"Jangan di pikirkan, tapi lain kali ajak teman mu beli di sini ya. Ambil saja bawa untuk orang itu!"

"Hahh baiklah, sekali lagi terima kasih bibi, solar aku pamit ya." Melambai pada keduanya.

Hoseok keluar dari toko menuju rumah nya dia rasa hari semakin malam, mengingat kejadian siang tadi membuat hoseok tidak mood dia benci jika sudah berkaitan dengan yoongi.

Di dalam perjalanan hoseok tidak sepenuh nya fokus pada jalan, dia masih terngiang-ngiang dengan ucapan ibu yoongi.

Begitu menyakitkan sekali tapi memang itu fakta yang tak bisa di ubah. Tapi bukan berarti hoseok adalah pria gila uang, dia cukup punya hanya untuk membeli rumah di sekitaran gangnam.

"Hah.. otak ku rasanya lelah." Hoseok menghentikan mobilnya di taman bermain

Dia sendiri menatap bulan di atas ayunan andai saja hoseok bisa terbang, dia hanya akan duduk menatap semua orang di atas sana. Saat sedang melamun memikirkan itu tiba-tiba terlintas rasa menyerah.

"Apa mungkin aku harus mengundurkan diri?" Lirih hoseok.

Taman bermain itu kebetulan cukup dekat dengan restoran nya sehingga banyak yang mengenal hoseok. Seperti jungkook yang baru saja keluar dari toserba melihat seseorang duduk sendiri, dia mengerutkan kening nya bingung karena teras familiar dengan orang itu.

"Oh anak bibi jung!" Jungkook baru ingat.

Dia berjalan mendekati hoseok yang sibuk menunduk memainkan pasir.

"Sedang apa kau di sini?" Tanya jungkook.

Hoseok mendongak bibirnya maju tanda kesal karena jungkook melihatnya.

Love All Wins(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang