Prolog

1.6K 71 10
                                    

Seorang bocah lelaki berusia 8 tahun duduk meringkuk di sudut kamarnya yang gelap dengan kedua tangan kecilnya yang menutupi telinganya..

Tubuh kecil itu bergetar hebat karena ketakutan.. meski keributan yang tercipta dari kedua orangtuanya bukan yang pertama kali terjadi, namun tetap saja, bocah itu selalu ketakutan mendengarnya.

"Mau sampai kapan kamu kayak gini, Mas? mau sampai kapan?!! aku tau kamu stress gara-gara perusahaan kamu bangkrut, tapi bukan gini caranya!! mabuk-mabukan... apa dengan hal itu bisa membuat semuanya lebih baik, hah!!" teriakan seorang wanita menggema di ruang tamu rumah sederhana itu.

"Cih! aku kayak gini gara-gara siapa, hah!! gara-gara siapa?!! semua ini gara-gara kamu Farah.. mentang-mentang aku sekarang miskin terus kamu bisa seenaknya nyari pria lain di luar sana!!" suara pria yang tak kalah lantang juga mengisi rumah itu.

"Aku cuma hidup realistis!! udah hampir setahun kamu nganggur dan gak nafkahin aku!! selama ini aku yang kerja dan cari nafkah, jadi.. jangan salahin aku, kalo aku cari pria lain yang mau tanggung jawab sama hidup aku sama Bintang.. ini semua juga gara-gara kamu, Mas Aryo!!"

PLAKK!!!

Tamparan keras melayang pada pipi kanan Farah sehingga membuat wajah wanita itu berpaling.

"Apapun alasannya selingkuh itu bukan pembenaran, Farah!!"

"AKU UDAH MUAK SAMA KAMU, MAS!!" teriak Farah sembari menatap Aryo dengan wajah memerahnya, sedangkan Aryo hanya menatap tajam wajah sang istri meski ada rasa menyesal yang ia rasakan dalam dirinya.

"Aku mau cerai.."

"FARAH!! JANGAN GILA KAMU!!"

"GILA? AKU YANG GILA? KAMU YANG GILA, ARYO!!"

"Aku gak peduli lagi sama kamu.. aku bakal segera urus surat perceraian kita.."

"Farah! kamu gak mikirin gimana perasaan Bintang, hah!! dia masih kecil, Farah!!"

Mendengar ucapan suaminya, Farah lantas berdecih tak suka dan menatap nyalang Aryo.

"Perasaan Bintang? sejak kapan kamu peduli sama perasaan Bintang? kalo kamu peduli sama anak kamu, harusnya kamu jadi ayah yang bertanggung jawab untuk anak kamu.. bukan malah jadi ayah brengsek kayak gini. Aku gak peduli lagi sama kamu!! aku akan bawa Bintang!!"

                           ****

Cerai...

Bintang bahkan tak tahu apa arti kata itu, namun yang ia tahu, sejak kedua orangtuanya mengucapkan perkataan itu, hidupnya tak lagi sama.

Bintang memang di bawa oleh sang ibu, Farah ibunya memang menikah lagi dengan pria yang lebih kaya dari sang ayah, namun Bintang tak pernah merasa bahagia di rumah keluarga ayah tirinya yang bergelimang harta itu, karena semakin lama.. Bintang semakin sadar, bahwa sang ibu mendapatkan suami barunya itu dengan cara merebutnya dari wanita lain, dengan cara menghancurkan rumah tangga orang lain..

Kehadiran Bintang dan Farah di rumah mewah itu juga seolah tak pernah di anggap oleh kedua putra dari Bima, ayah tirinya. Semakin lama, Bintang sadar, kehadirannya dan sang ibu di benci di rumah itu.

                           ***

Bintang ingat, saat itu ia baru setahun menjadi bagian keluarga Bimasena Dewangga, keluarga ayah tirinya, saat itu tepat hari ulang tahunnya yang ke-10, tak ada yang mengingat hari ulang tahunnya, bahkan Farah, ibu kandungnya sendiri yang seolah terlalu sibuk dengan keluarga barunya, namun di hari itu.. luka hati Bintang seolah terobati saat Aryo, ayah kandungnya datang ke sekolah dan mengajaknya bermain ke danau sekaligus merayakan hari ulang tahunnya, ayahnya yang belakangan ini selalu bersikap tempramental dan kasar pada hari itu berubah menjadi ayah Bintang yang penyayang seperti dulu.

BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang