Bintang membereskan alat tulisnya dan memasukannya ke dalam tas sesaat setelah bel pulang sekolah telah berbunyi.
"Bin.. lo pulang naek apa? mau pulang bareng gue gak?"
"Naek taxi kayaknya, tapi gue mau mampir dulu ke toko buku.. lo duluan aja, Rey. Lagian rumah lo kan beda arah sama rumah gue."
Mendengar itu, Reynand lantas tersenyum dan menepuk bahu Bintang.
"Ya udah, gue duluan ya.. lo jangan lama-lama mainnya, nanti di gondol cabe-cabean tau rasa!"
"Hahaha... apaan sih lo gak jelas banget, Rey."
Reynand lantas pergi, Bintang pun segera menyusul keluar dari kelasnya dan berniat berjalan keluar dari area sekolahnya, namun saat melewati area pinggir lapangan basket tiba-tiba..
BRUGGHH!!
"Akh!!"
Bintang jatuh tersungkur saat sebuah bola basket menghantam kepalanya begitu keras, pelakunya tak lain adalah Arkan yang kini berjalan ke arahnya dan mengambil bola basketnya seolah tak melakukan kesalahan apapun, sementara Bintang masih meringis sembari mengelus kepalanya yang terasa nyeri saat ini.
"Kalo jalan selain pakek kaki, mata tuh juga di pake! kena bola gue kan jadinya!" gumam Arkan sebelum ia pergi meninggalkan Bintang begitu saja tanpa mengucapkan kata maaf atau apapun itu.
Bintang membuang nafas kasar, ia berdiri meski tubuhnya agak limbung lalu menepuk seragamnya yang agak kotor, untunglah kepalanya tak terasa senyeri tadi. Bintang lebih memilih pergi dari sana daripada menghiraukan Arkan.
"Tuh anak gak papa, Ar? kenceng banget lo ngelemparnya sampe jatuh tuh anak." ucap Gama, sahabat Arkan.
"Cuma jatoh doang, gak sampe mati juga kan?" balas Arkan dengan santai, Gama mengerutkan keningnya, merasa ada yang tak beres dengan sahabatnya itu.
"Lo kenal dia, Ar?"
"Nggak.. tapi kayaknya anak kelas sepuluh, kayaknya gue bisa main-main sama dia.." ucap Arkan di sertai senyum sinisnya, Gama tak terlalu mempedulikan Arkan dan lebih memilih melanjutkan permainannya.
****
Siang telah berganti menjadi sore namun Bintang memilih tak langsung pulang setelah membeli buku di toko buku langganannya tadi, ia memilih mampir ke taman kota yang nampak ramai di sore hari ini, tak seperti biasanya yang tak terlalu ramai.
Bintang tersenyum tipis saat melihat interaksi seorang anak kecil dengan kedua orangtuanya, anak itu dan orangtuanya nampak tengah memainkan gelembung sabun, mainan favorit Bintang saat kecil dulu, sejak kecil Bintang sangat menyukai saat ia meniup benda itu dan melihat gelembung-gelembung cantik itu beterbangan di udara.
"Ayah... tiupnya yang kenceng dong, biar gelembungnya banyak."
"Haha... iya nih Ayah tiupnya lebih kenceng.."
"Bintang, ayo dong tiup lagi yang banyak gelembungnya, Ibu mau videoin Bintang sama Ayah pas lagi main gelembungnya.."
"Iya, Bu.."
Bintang tersenyum miris, rasanya dadanya seolah terasa sesak jika mengingat potongan-potongan memori indah masa kecilnya dulu.
Setelah lama berdiam diri di taman itu, Bintang memutuskan untuk pulang, ia tak mau terlambat pulang dan pulang sebelum ayah tirinya, yang ada Bima malah akan memarahinya nanti.
****
"Assalamualaikum.." ucap Bintang saat ia memasuki rumah mewah itu, terlihat hanya ada Gavin dan Arkan yang tengah bermain PS disana.

KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG
Fiksi PenggemarTentang Bintang dan segala lukanya.. Jungkook local fiction By:Windicandy