Menjadi ketua OSIS menjadikan Arkan siswa yang begitu sibuk belakangan ini, apalagi sekolahnya akan mengadakan acara pentas seni satu bulan lagi, acara itu juga menjadi tugas terakhir bagi Arkan di organisasi karena ia akan lepas jabatan dan akan lebih fokus pada ujian nasional. Sebagai tugas terakhirnya, tentu Arkan tak ingin mengecewakan banyak pihak, terutama pihak sekolah dan juga para pengurus OSIS yang ia ketuai. Arkan akan melakukan yang terbaik demi kesuksesan acara pentas seni sekolahnya bahkan ia rela jika harus pulang terlambat setiap harinya karena harus mengurus banyak hal di ruang OSIS.
Seperti kali ini, Arkan dan beberapa anggota OSIS tengah mengurus beberapa hal, namun perhatian Arkan teralih saat melihat Gama yang menghampirinya. Gama memang sering keluar masuk ruang OSIS belakangan ini, selain karena klub seni akan ikut berpartisipasi dalam acara pentas seni, ia juga harus mendiskusikan banyak hal dengan anggota OSIS terutama dengan Arkan si ketua OSIS.
"Kenapa muka lo kusut gitu?" ujar Arkan yang melihat ekspresi sahabatnya yang begitu muram.
"Gue di tolak, Ar."
"Di tolak? di tolak siapa? lo nembak cewek, Gam? gila lo! siapa ceweknya?! kenapa lo gak pernah cerita sama gue?"
Gama melirik tajam Arkan yang tak berhenti mengoceh. Ia lalu menggeplak kepala Arkan membuat Arkan mengaduh, siapa lagi yang berani melakukan hal itu pada ketua OSIS yang terkenal dingin selain Gama?
"Apaan sih lo? sakit tau!"
"Diem makanya, gue belum selesai ngomong Kalandra!"
Arkan hanya memutar bolamatanya malas lalu kembali pada tumpukan proposal yang tengah ia kerjakan itu.
"Gue di tolak sama Bintang adek lo."
"Gam, lo normal kan?"
"Astaga!! diem dulu Arkan!!" gerutu Gama membuat Arkan hanya memasang wajah cemberutnya.
"Gue nawarin Bintang buat jadi temen duet gue, tapi dia gak mau. Dia nolak tawaran gue."
Mendengar hal itu Arkan lantas tertawa menyebalkan dan Gama tak tahu apa yang lucu hingga sahabatnya itu tertawa.
"Apanya yang lucu sih?"
"Haha.. ya lo lucu aja, ngapain nawarin tuh anak nyanyi? emang tuh anak bisa nyanyi apa? ngomong aja irit banget gimana bisa nyanyi?"
"Seperti anda tidak irit ngomong saja, kawan!" ledek Gama membuat Arkan mencebik kesal, Gama kemudian mengeluarkan ponselnya lalu memutarkan video Bintang yang tengah menyanyi yang diam-diam ia ambil kemarin. Reaksi Arkan nampak begitu tak percaya dengan apa yang ia lihat dan ia dengar saat ini.
"I-ini serius si Bintang?"
"Lo aja kakak tirinya yang ketemu tiap hari kaget gitu denger suaranya apalagi gue."
Ya, Arkan memang cukup terkejut dan tak menyangka juga bahwa Bintang memiliki suara yang begitu indah, namun ia berusaha menyembunyikan rasa terkejutnya saat ini.
"Gue harus gimana ya ngebujuk Bintang supaya mau tampil?" gumam Gama yang masih di dengar Arkan namun Arkan nampak mengacuhkan sahabatnya itu.
"Ar, bantuin gue kek! bujuk Bintang supaya mau tampil sama gue."
Arkan yang mendengar itu lantas menatap tajam Gama, tak tahukah Gama bahwa hubungannya dengan Bintang saja sangat buruk, bagaimana mungkin ia membujuk adik tirinya itu?
"Oh ya, gue lupa! lo gak suka ya sama adek tiri lo.
"Bagus kalau lo tau. Sekarang mendingan lo pergi aja dari pada ngerecokin gue. Gue lagi banyak kerjaan jadi jangan ganggu gue!"

KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG
FanfictionTentang Bintang dan segala lukanya.. Jungkook local fiction By:Windicandy