Bintang memasuki rumahnya setelah merampungkan lesnya, ia baru bisa pulang ke rumahnya pukul sembilan malam. Saat melewati ruang keluarga, Bintang bisa melihat kehadiran Farah disana, Bintang menampilkan senyum tipisnya saat melihat Farah telah pulang dari Surabaya, namun senyumnya seketika luntur saat Farah malah memberikan tatapan dingin dan menusuk padanya, bisa Bintang lihat Farah kini berjalan cepat menghampirinya dan memberi tatapan yang begitu dingin membuat Bintang sedikit gugup.
"I-Ibu udah pulang?" gumam Bintang, namun Farah tak membalas pertanyaannya membuat Bintang meneguk ludahnya dengan susah payah.
"Bintang, apa ini!!"
Farah memperlihatkan layar ponselnya yang menampilkan foto Bintang tengah makan bersama di cafe bersama teman-temannya tadi. Bintang tentu terkejut, ia tak tahu darimana Farah bisa mendapatkan foto itu.
"Bintang, jadi ini kelakuan kamu selama Ibu sama Papa gak ada? nongkrong, kelayapan, bahkan kata Arkan, kamu selalu pulang tengah malam, kamu mau belajar jadi anak nakal apa gimana, hah!! Ibu kan udah wanti-wanti sama kamu selama ini, kamu harus fokus belajar, Bintang! bukannya malah main-main gak jelas kayak gini!!"
Entah mengapa rasanya dada Bintang seolah bergemuruh saat ini, sang ibu terus saja menyudutkan Bintang padahal Bintang merasa apa yang ia lakukan tak ada salahnya sama sekali. Toh, Bintang juga tetap mengikuti les dan belajar, nilainya juga tak menurun namun mengapa Farah selama ini seakan selalu membatasi apa yang Bintang lakukan.
"Bu.. dengerin Bintang! Bintang cuma makan bareng sama temen-temen Bintang, apa itu salah? Bintang gak lupa kewajiban Bintang sebagai pelajar. Bintang masih ikut les, Bintang juga gak lupa belajar, lalu apa salahnya kalo Bintang pengen punya sedikit waktu untuk bermain sekaligus menikmati masa remaja Bintang. Apa itu salah, Bu?" ucap Bintang dengan nada pelannya, entah sejak kapan kedua matanya mulai berkaca-kaca saat ini.
"Bintang, kamu tau kan alasan Ibu selama ini keras sama kamu!! Ibu pengen nilai-nilai kamu bagus, kamu gak sepintar Arkan ataupun Gavin yang gak perlu belajar keras aja nilai mereka selalu bagus tapi kenapa kamu buang-buang waktu buat lakuin hal yang gak berguna kayak gini, hah! harusnya kamu hanya perlu belajar, perbaiki nilai kamu supaya Papa kamu bisa banggain kamu juga!! harusnya kamu sadar posisi kamu, Bintang! kamu jangan pernah kecewakan Papa Bima yang udah keluarin banyak biaya buat sekolahin kamu di sekolah terbaik selama ini."
Entah mengapa mendengar semua ucapan Farah seolah membuat hati Bintang tertohok. Benar, Bintang tak sepintar Arkan dan Gavin, ia pun berstatus orang lain bagi Bima di rumah ini. Bintang bukanlah anak kandung Bima, namun mengapa mendengar ibunya sendiri yang mengucapkan semua itu membuat hati Bintang seolah teriris, rasanya begitu menyakitkan.
"Maafin Bintang, Bu. Bintang janji, setelah ini Bintang gak akan buang-buang waktu Bintang lagi buat hal gak berguna kayak yang Ibu bilang tadi. Bintang minta maaf." ujar Bintang lalu pergi begitu saja meninggalkan Farah. Jujur perasaannya begitu sakit saat ini saat mendengar sendiri bagaimana Farah membandingkannya dengan kedua kakak tirinya. Jika itu orang lain yang mengucapkan mungkin Bintang tak akan merasa sesakit ini.
Sementara Bintang berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Farah hanya bisa memandangi punggung anaknya yang semakin menjauh dari pandangannya. Farah bisa menyadari raut kecewa dan sedih Bintang tadi. Farah bukannya tak sadar ucapannya memang keterlaluan namun ego Farah seolah mengatakan segalanya.
Sementara di dalam kamarnya, Bintang kini tengah duduk dengan punggung yang bersandar di tepi ranjangnya. Airmatanya meluruh begitu saja meski berkali-kali Bintang menghapusnya. Bintang merutuki dirinya sendiri yang begitu cengeng saat ini, ia juga seharusnya ia tak bersikap seperti tadi pada Farah. Ia yakin ibunya akan semakin kecewa padanya, mungkin ini memang kesalahan Bintang sendiri yang malah pergi bermain bersama teman-temannya tadi dan bukannya tetap fokus belajar seperti biasanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG
FanfictionTentang Bintang dan segala lukanya.. Jungkook local fiction By:Windicandy