Bagian 16

442 44 17
                                    

Semalaman Bintang tak bisa tidur dengan nyenyak, kepalanya terasa begitu berisik di tambah dengan tubuhnya yang terasa tak enak, mungkin karena semalaman kedinginan karena berenang. Pagi harinya Bintang malah merasa tubuhnya demam dan kepalanya juga agak pening namun Bintang tak ingin bersikap manja, ia tetap bersiap untuk pergi ke sekolahnya. Ia akan berangkat lebih pagi hari ini dan akan sarapan di warung dekat sekolahnya saja, namun baru saja keluar dari kamarnya Bintang malah tak sengaja berpapasan dengan Arkan yang juga telah rapi dengan seragam sekolahnya.

"Heh babu! mau kemana lo pagi-pagi gini?" ucap Arkan dengan nada menyebalkannya, Bintang membuang nafas jengah dan berbalik menatap Arkan.

"Mau sekolah, apalagi?"

"Bikinin gue nasi goreng sebelum pergi. Lo inget kan perjanjian kita tadi malem? mulai sekarang lo itu babu gue, lo harus nurut apapun perintah gue, ngerti?"

"Gue mau berangkat sekarang Kak, takut telat, lagian Bi Sari udah masak ngapain lo nyuruh gue masak lagi?"

Mendengar itu, Arkan lantas menatap Bintang dengan tajam dan mencengkram kerah seragam Bintang.

"Lo jangan bantah ucapan gue! lo udah janji mau jadi babu gue, tugas lo cuma lakuin apapun perintah gue, jangan bantah, atau gue bisa sebarin rahasia lo sama semua orang, ngerti lo!"

Bintang membuang nafas panjang, pada akhirnya ia hanya bisa pasrah dan menuruti keinginan Arkan saat ini. Bintang kemudian pergi ke dapur dan mulai memasak nasi goreng yang Arkan minta. Gavin yang baru saja memasuki dapur di buat heran melihat Bintang yang memasak padahal di atas meja makan sarapan sudah tersedia yaitu roti panggang buatan Bi Sari.

"Bin, lo kok masak?" tanya Gavin, Bintang yang tengah mengaduk nasi goreng buatannya di atas wajan lantas berbalik sekilas dan tersenyum ke arah Gavin.

"Kak Arkan katanya pengen nasi goreng, makanya gue buatin."

Kedua alis Gavin mengernyit mendengar ucapan Bintang.

"Arkan nyuruh lo masak?"

"Iya, Kak. Tapi gak papa kok, cuma masak nasi goreng doang gue bisa kok. Lo juga nanti cobain masakan gue Kak, di jamin enak, hehe."

Tadinya Gavin sudah kesal pada Arkan namun mendengar candaan yang Bintang buat membuat senyumannya terbit seketika.

"Oh ya... gue hari ini ada kuliah siang, nanti sebelum kuliah gue cariin gelang lo ya, gue janji, gue gak bakal berhenti nyari sebelum gue dapetin lagi gelang lo."

"Makasih, Kak. Tapi gak usah di cari juga gak papa. Gue gak mau ngerepotin lo, Kak."

"Gak papa, Bin. Gak ngerepotin kok, lo sekolah aja ya yang bener, gelang lo yang di ceburin sama Arkan biar urusan gue."

"Iya, Kak. Sekali lagi, makasih."



*****

Bintang kira, Arkan hanya akan menyuruh-nyuruh dirinya saat berada di rumah saja, namun saat di sekolah pun Arkan terus saja menyuruh dirinya ini dan itu. Membawakan barang-barang miliknya ke ruang OSIS lah, membelikan Arkan makanan dan minuman di kantin lah dan masih banyak lagi dan itu membuat waktu istirahat Bintang yang seharusnya ia gunakan untuk mengisi perutnya yang tadi pagi hanya terisi sedikit makanan itu kini habis dan Bintang tak sempat mengisi perutnya di kantin. Ketiga sahabatnya pun di buat heran karena Bintang menghilang saat bel istirahat berbunyi. Awalnya mereka mengira Bintang ada di rooftop namun disana pun Bintang tak ada dan Bintang malah kembali ke kelas saat bel istirahat telah selesai dengan wajah lelah dan penuh keringat membuat Reynand di buat penasaran apa yang telah Bintang lakukan sejak tadi hingga bisa kembali dengan wajah penuh keringat seperti habis olahraga.

BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang