Daffi kembali ke rumah sakit setelah balik dari kantor menyelesaikan sedikit masalah yang terjadi di sana. Sahara adalah alasan Daffi kembali ke rumah sakit ini. Sang bunda tidak mau pulang dan bersikeras mau menemani Navya yang menunggu Adnan. Daffi cukup lelah karena jarak dari rumah sakit dan kantornya lumayan jauh. Namun ia tidak bisa pulang tanpa Sahara.
"Maaf Mas, saya gak sengaja."
Langkah Daffi terhenti ketika mendengar suara yang tidak asing di telinganya. Pria itu menoleh ke sisi kiri dan mendapati seorang perempuan di kursi roda tengah meminta maaf pada seorang pria yang mengibas-ngibas bajunya yang terkena kopi.
"Punya mata itu dipake, dong! Udah cacat ngerugiin orang lagi! Mata kamu cacat juga, hah?!" bentak pria itu marah.
Daffi mendengus sebelum menghampiri keributan tersebut.
"S-saya minta maaf, s-saya gak sengaja. Saya akan ganti rugi," ujar gadis yang tak lain adalah Navya dengan suara bergetar. Malu dan merasa bersalah. Navya benar-benar tidak sengaja menabrak pria yang memarahinya itu. Meski bukan sepenuhnya salahnya, tapi Navya tidak mau memperpanjang masalah.
"Pake apa? Emang kamu bisa apa? Jalan aja gak bisa, sok-sok an mau ganti rugi," ejek pria itu memandang remeh Navya yang memejamkan matanya seraya beristigfar.
"Berapa kerugian anda? Biar saya yang ganti rugi."
Navya mendongak lantas tertegun menatap punggung tegap pria yang suaranya ia kenali itu berhadapan dengan pria yang memarahi dan menghinanya.
Daffi.
"Siapa kamu? Pahlawan kesiangan gadis cacat itu?"
Kedua tangan Daffi yang ia sembunyikan dalam saku celana mengepal kuat. Telinganya panas mendengar hinaan tersebut. Padahal dulu Daffi juga pernah memanggil Navya dengan sebutan gadis cacat.
"Sebut saja berapa kerugian anda, akan saya ganti. Tapi setelah itu jangan pernah tunjukin muka anda lagi di hadapan saya," tekan Daffi rendah. Pria itu menatap Daffi waspada dan sedikit takut karena aura yang dikeluarkan oleh pengusaha tampan itu sangat tidak bersahabat.
"Lima ratus ribu."
Daffi langsung mengeluarkan lembaran kertas pecahan seratus ribu sebanyak lima lembar lalu memberikannya pada pria itu tanpa basa-basi. "Pergi!" titahnya yang langsung dituruti.
Daffi mendengus sebelum berbalik menatap Navya. Ia ingin mengeluarkan kalimat pedas namun sadar jika gadis itu baru saja tertimpa musibah dan bersedih. Daffi kembali menelan omelannya dan mengeluarkan napas kasar. "Kenapa kamu malah berkeliaran di sini?" tanyanya.
"Saya habis dari musholla, Tuan," jawab Navya menunduk menatap sendal usangnya.
Daffi tidak lagi menjawab. Ia berjalan ke belakang Navya lalu mendorong kursi roda gadis itu membuat Navya terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm With You || On Going
RomanceFollow dulu sebelum dibaca, ya😊 *** Daffi memiliki prinsip yang tidak akan mengizinkan sembarang orang untuk menginjakkan kaki di mansionnya. Namun prinsip itu seolah terlupakan sebab pengusaha tampan tersebut justru membawa paksa seorang Navya mas...