CHAPTER 7

479 31 2
                                    

Navya benar-benar tidak percaya jika yang berdiri di hadapannya saat ini adalah Sahara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Navya benar-benar tidak percaya jika yang berdiri di hadapannya saat ini adalah Sahara. Nyonya besar Haryatama. Wanita berhati malaikat yang membantunya membayar hutang almarhum ayahnya.

"Tante boleh masuk?"

Saking terkejutnya Navya sampai lupa mempersilahkan Sahara untuk masuk ke dalam. Gadis itu sedikit khawatir jika Sahara tidak nyaman duduk di kursi kayu yang sama sekali tidak empuk. Namun kekhawatiran itu perlahan sirna sebab Sahara terlihat nyaman-nyaman saja duduk di sana.

"Tante mau minum apa?" tanya Navya ragu.

"Apa aja yang ada. Air putih juga gak masalah," jawab ibu Daffi tersebut. "Oh iya, ini Tante bawain buah untuk kamu. Tolong di terima ya."

Dengan gerakan ragu dan canggung Navya menerima pemberian Sahara. "Makasih Tante, maaf ngerepotin."

"Gak repot kok, Tante seneng-seneng aja. Di makan ya buahnya."

Navya mengangguk seraya tersenyum simpul. "Saya tinggal ke belakang sebentar Tante."

"Iya, sayang."

Sepeninggal Navya, Sahara menelisik ruang tamu. Di dinding ruangan itu terdapat beberapa foto terpajang. Foto Navya bersama seorang laki-laki yang bisa Sahara simpulkan adalah kakaknya, lalu foto Navya bersama dengan kedua orang tuanya tanpa memakai kursi roda. Sahara tersenyum sendu melihat senyum lebar Navya di foto itu. Gadis malang itu pasti sangat terpukul kehilangan kedua orang tuanya.

Tak lama kemudian Navya datang membawa segelas teh lalu meletakkannya ke atas meja. Gadis itu  terlihat luwes menggunakan kursi roda seraya membawa teh di pangkuan. "Silahkan diminum Tante, maaf adanya cuma Teh. Mas Adnan kayaknya belum belanja."

"Makasih ya." Sahara mengambil gelas itu lalu menyesap sedikit teh hangat itu. "Ini teh pake jahe ya?" tanyanya begitu teh masuk ke tenggorokan.

Navya mengangguk kikuk. "Iya Tante. Tante gak suka ya? Mau saya tukar sama teh baru?"

"Enggak usah, sayang. Tante suka tehnya. Enak dan hangat. Dulu mama Tante juga sering bikinin ini buat Tante."

Navya menghela napas lega. "Syukurlah kalau Tante suka."

Sahara tersenyum hangat. Ia merasa sikap Navya di sini dan mansion Daffi sangat berbeda. Gadis itu lebih banyak senyum dan tidak ada ekspresi takut sama sekali. Tentu saja, di mansion Daffi, gadis malang itu tidak bisa bertemu keluarganya dan merasa tertekan.

"Kakak kamu di mana?" tanya Sahara.

"Mas Adnan kerja, Tante."

Mendengar itu Sahara mengangguk mengerti.

"Tante, maaf, Tante tahu alamat rumah saya dari mana?"

"Yang pasti bukan dari Daffi. Anak lanang Tante itu mana mau ngasih tahu alamat kamu. Tante ke sini dianterin supir yang nganterin kamu ke sini tadi."

I'm With You || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang