CHAPTER 10

430 25 11
                                    

"Bunda, hari ini aku gak bisa nemenin Bunda di rumah karena kerjaan di kantor gak bisa ditinggal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bunda, hari ini aku gak bisa nemenin Bunda di rumah karena kerjaan di kantor gak bisa ditinggal. Tapi Bunda tenang aja, aku udah minta Alex buat nemenin Bunda ke mana pun Bunda mau. Bunda gak masalah kan?"

"Gak masalah, lagian Bunda kan udah ada temennya," jawab Sahara seraya menoleh pada Navya yang duduk di sebelahnya. "Paling Bunda minta ditemenin ke rumah sakit aja, jenguk Adnan. Iya kan, Vya?"

Navya mengangguk pelan, menurut. "Iya, Tante."

Daffi mengangguk singkat lalu kembali melanjutkan sarapannya. Pria itu sudah rapi dengan setelan kantornya yang mana membuatnya tampak berwibawa dan tampan.

Soal Navya yang ikut sarapan di meja yang sama dengannya sudah tidak Daffi permasalahkan lagi sebab Sahara yang meminta. Daffi juga sedikit kasihan dengan gadis itu, ia terlihat canggung dan kaku di depannya. Meski kadang bersikap menyebalkan di mata Daffi, kehadiran Navya cukup menghibur Sahara.

"Kemarin Shilla menghubungi Bunda," ucap Sahara menatap Daffi. "Dia nangis-nangis ngebujuk Bunda supaya Bunda restuin dia nikah sama kamu."

"Terus Bunda jawab apa?" tanya Daffi penasaran.

"Bunda jawab apa adanya. Bunda bilang kalo Bunda gak ngelarang kamu nikah sama dia, tapi Bunda gak suka kalo anak Bunda dipaksa harus nikah sama dia," jelas Sahara seraya menghela napasnya kasar.

"Tadi malam dia juga ikut sama Ayah buat nemuin Bunda."

Sahara mengangguk. "Makanya Bunda nolak waktu kamu ajak," katanya membuat Daffi menarik sudut bibirnya. "Mending Bunda ngabisin waktu sama anak gadis Bunda." Sahara mengelus pundak Navya.

Daffi melirik Navya yang mengunci mulutnya dari tadi. Sebelum mengalihkan pandangannya Daffi menyadari sesuatu. "Kamu sakit?" tanyanya spontan membuat Navya mendongak.

Gadis itu mengerjap pelan lalu menggeleng.

"Bibir kamu pucat," kata Daffi membuat Sahara memusatkan pandangannya pada Navya.

"Eng-nggak, saya baik-baik aja," jawab Navya canggung.

Tidak tinggal diam Sahara menempelkan punggung tangannya di kening Navya lalu ke pipinya. "Iya, lho. Badan Vya panas. Kita ke rumah sakit ya?" ajak Sahara khawatir.

Navya menggelengkan kepalanya lalu berusaha tersenyum. "Aku baik-baik aja, Tante. Ini cuma demam biasa aja kok, nanti juga udah gak panas lagi."

"Kalo ternyata panas kamu gak turun-turun, gimana? Kamu mau bikin Bunda saya repot?" sinis Daffi jengah.

Navya menunduk. "Tapi saya baik-baik aja," cicit Navya memilin jarinya sendiri. Nyalinya ciut mendengar ucapan sinis Daffi.

"Daffi! Gak usah galak-galak juga dong, Nak. Kasian Vya ketakutan kamu sinisin gitu," tegur Sahara lelah dengan sikap sang putra. Ia tahu jika Daffi tidak menyukai Navya.

I'm With You || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang