CHAPTER 5

475 33 5
                                    

Note : Minta tolong tandain typo ya gess :)

Mobil yang Daffi naiki berhenti di depan mansion tepat pada pukul tujuh malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil yang Daffi naiki berhenti di depan mansion tepat pada pukul tujuh malam. Pria yang menenteng jas dan tas kantor di sebelah tangannya itu berjalan dengan suasana hati yang sangat baik masuk ke dalam. Penyebabnya tentu saja adalah sang bunda. Daffi tidak sabar ingin mencicipi masakan yang sangat ia rindukan yang dibuat oleh tangan ajaib wanita kesayangannya.

"Bunda di mana?" tanya Daffi pada Ajeng yang menerima tas dan jas miliknya.

"Nyonya ada di dapur, Tuan."

Mendengar itu Daffi langsung ke dapur menemui sang bunda. Sementara Ajeng melihat kepergian Daffi dengan raut wajah gelisah dan cemas. "Semoga tidak terjadi masalah setelah ini," gumamnya lalu pergi meletakkan jas dan tas milik sang majikan.

Kembali ke Daffi, pria 25 tahun itu tidak bisa menahan senyumannya ketika matanya menangkap sosok Sahara tengah duduk di kursi makan. Namun senyum itu seketika memudar kala melihat sosok gadis yang duduk di samping Sahara dengan kursi roda.

Daffi menelan ludah.

Bagaimana bisa Sahara bertemu dengan Navya? Siapa yang memberitahu bundanya bahwa Navya berada di sini? Dan, bagaimana bisa keduanya bicara dengan wajah santai seperti yang Daffi lihat sekarang?

Daffi tahu bundanya. Sahara bukan tipe orang yang mudah dekat dan akrab dengan orang lain. Daffi juga ingat bahwa Shilla pernah mengeluh tentang sikap sang bunda yang terlalu cuek. Tapi sekarang lihatlah, Sahara bahkan terlihat antusias bercerita dengan raut ceria ketika bersama Navya, gadis tawanannya.

Sihir apa sebenarnya yang Navya miliki sampai dengan mudah mengambil hati orang-orang terdekat Daffi?

"Lho, kamu udah pulang? Kok berdiri aja di situ? Bunda udah nungguin dari tadi." Daffi tersentak mendengar suara Sahara yang ternyata sudah sadar dengan kehadirannya. "Ayo sini, Bunda masak semua makanan kesukaan kamu."

Daffi mengangguk patuh lalu berjalan menghampiri sang bunda dan menyempatkan mencium kening dn punggung tangan Sahara sebelum duduk di sisi Sahara yang kosong yang mana berhadapan dengan Navya.

Pria itu melirik Navya yang menunduk takut. Tentu saja takut, sebab selama di sini Navya tidak diperbolehkan keluar dari kamar tanpa izin dari Daffi. Tapi Navya juga tidak bisa menolak saat wanita di sampingnya mengajak bahkan bisa dikatakan memaksa untuk keluar dan makan malam bersama.

Navya hanya bisa berdoa semoga Daffi tidak marah dan melakukan sesuatu yang tidak-tidak kepadanya atau kepada Adnan nanti.

"Ini semua bunda yang masak? Banyak banget, Bun," ujar Daffi melihat seluruh masakan yang ada di atas meja.

I'm With You || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang