CHAPTER 20

502 32 12
                                    

Assalamualakimu, semua...

Dafvya balik lagi nih. Masih pada nungguin gak ya?

Navya terjaga ketika waktu menunjukkan pukul 8 pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Navya terjaga ketika waktu menunjukkan pukul 8 pagi. Perempuan itu seketika terduduk saat sadar suaminya tidak lagi ada di sampingnya. Ia menatap pintu kamar mandi yang tertutup namun tidak ada suara gemericik air dari dalam. Beranjak dari tempat tidur, Navya melangkahkan kaki menuju keluar kamar mencari keberadaan sang suami. 

Menuruni satu persatu anak tangga, Navya berpapasan dengan Ajeng yang hendak ke atas. Di tangan pelayan itu terdapat nampan berisi makanan dan minuman. "Nona sudah bangun?" Navya mengangguk sebagai balasan. "Tuan muda menyuruh saya membawakan sarapan untuk Nona ke kamar."

"Tuan di mana, Jeng?" tanya Navya. "Dia udah sarapan?"

"Tuan sedang berada di ruang makan, Nona. Beliau sedang sarapan bersama tuan Alex dan Nona Alexa," sahut Ajeng.

Mendengar nama Alexa membuat Navya tanpa sadar mengerutkan keningnya tak suka. Jujur saja setelah kejadian di mana Alexa menyentuh Daffi dengan dalih merapikan dasinya, pandangan Navya terhadap sahabat perempuan suaminya itu sudah berbeda. Setiap mendengar nama Alexa ada di sekitar Daffi membuatnya waspada dan tidak nyaman. Adik kembar Alex itu seperti ingin memperlihatkan pada Navya bahwa dia memiliki posisi penting di hidup Daffi.

"Aku mau makan di ruang makan aja, Jeng," kata Navya langsung membuat Ajeng terdiam dengan raut wajah bingung sebelum mengangguk mengiyakan. Perempuan tersebut mengikuti istri tuan mudanya menuju ruang makan.

"Harusnya dari awal lo emang gak perlu nikahin perempuan itu dan bikin lo nyesel kayak sekarang. Gue ngerti gimana kecewanya Om Said karena lo nolak permintaan terkahirnya untuk nikahin Shilla. Ya meskipun gue sedikit gak suka sama tuh cewek, tapi dia lebih baik dari istri lo sekarang."

Sesampainya di ruang makan justru kalimat itu yang ia dengar dari mulut Alexa. Raut wajah Navya kontan berubah. Ia menatap Daffi yang belum menanggapi ucapan Alexa dan fokus pada sarapan di depannya. Pria itu tampak tidak terpengaruh dengan kalimat Alexa yang sengaja memanasinya.

"Xa, udahlah! Lo jangan profokasi Daffi terus. Percuma lo profokasi dia, karena Daffi dan Navya udah menikah dan jadi suami istri. Mungkin jodoh Daffi bukan Shilla tapi Navya. Lagian Daffi udah janji sama bunda Sahara gak akan ceraikan Navya sampai kapan pun," sahut Alex yang tampak jengah dengan sikap sang adik yang terus memprofokasi sahabatnya.

Alexa mendecakkan lidahnya pada sang kembaran. "Kalo Daffi gak bisa ceraiin perempuan itu, bikin perempuan itu yang ceraiin Daffi. Gampang kan? Yang janji sama bunda Sahara kan Daffi, bukan perempuan itu."

Mendengar itu Daffi mengangkat kepalanya menatap Alexa yang menyilangkan tangan di dada dan menyandarkan punggungnya di kursi. Raut wajah pria itu tidak bisa diartikan sebelum kembali melahap sarapannya. Navya sedang menerka-nerka apa yang ada di pikiran Daffi saat ini. Apa dia setuju dengan pendapat Alexa atau tidak, Navya tidak tahu.

I'm With You || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang