CHAPTER 23

323 31 10
                                    

Daffi tengah bergelut dengan dokumen-dokumen penting di atas mejanya yang terlihat berserakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Daffi tengah bergelut dengan dokumen-dokumen penting di atas mejanya yang terlihat berserakan. Penampilan pria itu sudah tidak serapi tadi pagi. Dasi yang sudah lepas dari kerah kemeja, jas yang sudah tidak lagi melekat di tubuh menyisakan kemeja yang dua kancing teratasnya sengaja dibuka.

"Udahan dulu, Daff. Lo butuh istirahat."

Suara seorang perempuan yang memasuki ruangannya memenuhi telinga Daffi. Tanpa menoleh pun ia tahu suara siapa itu, jadi tidak perlu repot-repot mengalihkan pandangan dari dokumen penting ini.

"Daff," panggil Alexa yang sudah duduk di sofa memandang kesal sahabat sekaligus atasannya yang gila kerja itu. "Gue udah buatin kopi buat lo, minum dulu," katanya dengan gaya bicara santai.

Daffi memang tidak mempermasalahkan cara bicara Alexa kepadanya ketika mereka sedang berdua. Mereka benar-benar akan jadi atasan dan bawahan ketika ada orang kantor di dekat mereka.

"Nanti, Xa."

Mendengar itu Alexa berdecak jengah. Ia bangkit kemudian melangkah mendekati Daffi dan memutar kursi yang diduduki pria itu menghadap padanya sekuat tenaga. Tindakan perempuan itu sontak membuat Daffi terkejut. Alexa tidak peduli, ia merebut kertas-kertas tersebut dari tangan Daffi dan meletakkan di atas meja.

"Xa? What are you doing?" Pria itu protes tidak terima.

"Apa?!" Perempuan itu bertanya galak membuat Daffi membuang mukanya jengkel. "Kebiasaan buruk lo ini gak hilang-hilang ya dari dulu. Masih aja gila kalo urusan kerjaan sampe tahan gak makan dan minum."

Daffi tidak membantah dan mengelak sama sekali sebab apa yang perempuan itu katakan adalah kebenaran.

"Lo itu manusia bukan robot. Lo butuh makan, butuh minum, butuh istirahat." Alexa menarik tangan Daffi menuju sofa yang ia duduki tadi. Kali ini pria itu hanya pasrah. "Sekarang lo duduk di sini, minun nih kopi. Habis itu istirahat bentar."

Daffi menghela napasnya kasar. "Lo bikin gue kayak anak kecil," gerutu pria itu lalu meminum kopi tersebut.

"Gak ada orang dewasa yang kalo mau makan dan minum harus diingetin," balas perempuan itu ketus. "Lagian nanti malam kita bakal lembur juga, besoknya terbang ke Jepang. Lo harus banyak istirahat biar lo gak tumbang pas di sana."

"Iya-iya, bawel banget ya perempuan satu ini."

Alexa mendengus pelan. "Gue mau pesen makanan buat makan malam, lo mau gue pesenin sekalian?" tanyanya seraya membuka aplikasi untuk memesan makanan online. "Gue pesenin gurame bakar sama sate kambing buat lo."

Daffi hanya bergumam pelan menanggapinya. Ia menyesap kopi yang telah dingin itu sedikit lalu membaringkan tubuhnya di sofa setelah menyuruh Alexa menyingkir yang dibalas delikan jengkel olehnya.

Namun dering ponsel Daffi di atas meja kerjanya membuat pria itu mengurungkan niatnya untuk beristirahat. Ia mengambil ponsel miliknya dan kembali duduk di sofa.

I'm With You || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang