CHAPTER 30

399 54 4
                                    

Mungkin banyak yang menilai Navya bodoh, naif, terlalu baik dan polos memaafkan kesalahan Daffi berulang kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin banyak yang menilai Navya bodoh, naif, terlalu baik dan polos memaafkan kesalahan Daffi berulang kali. Tetapi Navya membiarkan saja apa yang orang lain katakan dan membiarkan orang lain menilainya bagaimana. Sebab ia yakin, kalau mereka semua berada di posisi Navya sekarang, mereka akan melakukan hal yang sama.

Memaafkan.

Ia sadar betul pernikahannya dan Daffi sedang diterjang badai. Dan perlu kesabaran yang luas untuk menghadapinya. Almarhum orang tuanya pernah berkata bahwa sebuah pernikahan jika dilandaskan dengan iman yang kokoh pasti akan bertahan. Maka dari itu Navya berusaha menguatkan imannya agar pernikahannya selamat.

"Mas langsung ke kantor ya, Na. Ada meeting sama jajaran direksi. Nanti kamu dianter supir ke rumah sakit, gak apa-apa?"

Saat ini Navya dan Daffi memang sedang berada di perjalanan dari bandara. Mereka tidak jadi liburan di Jepang karena suasana hati Navya tidak baik akibat insiden-insiden yang terjadi selama di sana. Daffi juga tidak memaksakan, istrinya itu mau menunggunya menyelesaikan pekerjaan saja sudah syukur.

"Mas gak capek?" tanya perempuan balik.

"Capek dikit, tapi gak apa-apa. Mas udah biasa kok habis ngelakuin perjalanan jauh langsung kerja," jawab Daffi agar istrinya tidak khawatir.

"Tapi kalau udah gak kuat jangan dipaksain ya, Mas. Nanti Mas sakit."

Mendengar itu Daffi mengusap puncak kepala Navya yang terbalut hijabnya seraya tersenyum. "Kalo Mas sakit, kan ada kamu yang ngerawat Mas," candanya.

"Itu udah pasti Mas. Tapi saya gak mau Mas sakit."

"Iya, Mas gak akan paksain kok. Kalau capek pasti Mas bakal istirahat. Makasih ya udah khawatir," ucapnya tulus. Ia menggenggam tangan kecil Navya lalu mengusapnya dengan ibu jari. "Kamu juga. Kalau butuh sesuatu di rumah sakit, jangan diem- diem aja. Kasih tau Ajeng atau hubungin Mas."

Navya mengangguk patuh mendengarnya. "Iya, Mas."

"Oh iya, Mas punya sekretaris baru yang ngegantiin posisi Alexa. Hari ini adalah hari pertama dia kerja," beritahu pria tersebut.

"Sekretaris baru?" beo Navya kebingungan.

Daffi mengangguk. "Alexa ngundurin diri dua hari yang lalu. Terus Alex nge-rekrut sekretaris baru, cowok. Untung dapetnya cepet, kalo enggak mungkin kerjaan Alex bakalan double."

Navya terdiam mendengarnya. Ia baru tahu dengan hal ini. Entah harus senang atau merasa bersalah. Tetapi mendengar cerita Daffi yang nadanya sangat santai tanpa ada rasa kecewa karena pengunduran diri Alexa sebagai sekretarisnya membuat Navya lega.

"Nanti pulang dari kantor Mas nyusul ke rumah sakit."

"Kalo capek langsung pulang ke rumah aja ya, Mas. Saya nanti mau nginep di rumah sakit, boleh kan?" tanya Navya dengan ekspresi memelas.

I'm With You || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang