Said masuk rumah sakit.
Begitulah kabar yang Daffi terima dari asisten ayahnya. Daffi yang saat itu sedang dalam perjalanan pulang ke mansion miliknya langsung berputar arah menuju rumah sakit. Ia berusaha tenang meski perasaannya kini tidak tenang sama sekali.
Tak lupa Daffi mengabari Alex yang ternyata sudah lebih dulu mendapatkan kabar tersebut dari asisten sang ayah. Sepanjang perjalanan Daffi tidak berhenti berdoa agar kondisi Said baik-baik saja dan tidak ada yang mengkhawatirkan.
Setibanya di rumah sakit, tanpa pikir panjang Daffi langsung melesak masuk dan mencari ruangan rawat ayahnya. Dari kejauhan di depan ruang rawat, Daffi melihat bundanya duduk di kursi besi panjang dengan raut wajah sedih dan Alex yang mengusap punggung wanita itu.
"Bunda," panggil Daffi menghampiri. Sahara dan Alex langsung menoleh. "Gimana keadaan ayah?"
Sahara langsung bangkit dan memeluk sang putra. Tangis yang berusaha ia tahan di depan Alex tadi langsung pecah. Daffi dengan sigap mengusap punggung Sahara dengan lembut.
"Ini semua karena Bunda. Bunda gak bisa jadi istri yang baik buat ayah. Bunda udah bikin ayah masuk rumah sakit, harusnya Bunda gak ninggalin Ayah sendirian di rumah," isak Sahara.
"Bukan salah Bunda, ini udah jalannya, Bun."
Sahara menggeleng. "Kalo aja Bunda bisa ngurus ayah dengan baik, dia pasti gak akan masuk rumah sakit. Bunda gagal jadi istri yang baik, Bunda lalai."
Daffi menghela napasnya pelan. Ia tidak membalas lagi ucapan Sahara yang terus menyalahkan dirinya sendiri. Ia biarkan sang bunda mengeluarkan semua yang ingin ia ucapkan.
"Dokter masih di dalem?" tanya Daffi pada Alex.
Alex mengangguk.
Daffi mengurai pelukannya lalu menangkup wajah sang bunda dan menghapus air matanya. "Kita doain Ayah sama-sama ya, semoga gak ada yang perlu dikhawatirin. Bunda duduk dulu, kita tunggu dokter keluar." Lalu ia tuntun Sahara kembali duduk di tempatnya.
"Gue susulin Navya dulu, tadi dia pamit sholat di Mushola."
Daffi menoleh pada Alex yang sudah berdiri, bersiap akan pergi. "Dia juga ikut ke sini?" tanyanya.
Alex mengangguk. "Dia mau sekalian jenguk Adnan," jawabnya. "Nanti kabarin gue kalo Om Said udah sadar."
"Iya," balas Adnan pelan.
Alex berlalu dari sana dan tak lama berselang seorang perempuan datang dengan raut wajah paniknya menghampiri Daffi dan Sahara.
"Daffi."
Panggilan itu membuat Daffi menoleh, begitupun Sahara yang hanya melirik sekilas lalu kembali menatap ke pintu ruang rawat yang masih tertutup.
"Gimana keadaan Om Said? Tante, maaf Shilla baru dateng, baru dapat kabar dari asisten Om Said." Shilla meraih punggung tangan Sahara lalu menyaliminya. Sahara mengangguk serta tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm With You || On Going
RomanceFollow dulu sebelum dibaca, ya😊 *** Daffi memiliki prinsip yang tidak akan mengizinkan sembarang orang untuk menginjakkan kaki di mansionnya. Namun prinsip itu seolah terlupakan sebab pengusaha tampan tersebut justru membawa paksa seorang Navya mas...