Yuk ramaikan!!
Navya tidak pernah melihat Daffi berinteraksi dengan perempuan kecuali Sahara dan Ajeng selama ini. Selama Navya tinggal di mansion ini, tidak ada satupun tamu yang mengunjungi tempat ini kecuali kedua orang tua Daffi dan Alex sahabatnya.
Tapi pagi ini Navya melihat dengan jelas suaminya sedang mengobrol dengan seorang perempuan cantik di ruang makan. Navya memperhatikan raut wajah Daffi yang terlihat santai dan sesekali tertawa kecil menanggapi ocehan si perempuan cantik itu membuat Navya menyimpulkan jika perempuan itu memiliki hubungan yang dekat dengan suaminya.
Kesimpulan yang ia buat sendiri justru membuat Navya tersentil. Ternyata Daffi bisa sesantai itu dengan seorang perempuan. Berbeda ketika bersamanya, pria itu selalu menampilkan ekspresi datar dan kalau berbicara selalu dengan nada ketus.
"Ngapain kamu diam di situ kayak patung?"
Suara berat itu membuat lamunan Navya buyar seketika. Ia mendapati Daffi menatap dingin ke arahnya, juga perempuan cantik yang duduk di samping Daffi. Navya menunduk lalu mendorong kursi rodanya perlahan menghampiri meja makan dan menempati tempat yang biasa ia tempati. Di seberang Daffi.
"Jadi ini istri lo?"
Nada itu terdengar seperti ejekan di telinga Navya. Atau telinganya saja yang sensitif? Navya tidak tahu, tapi kehadiran perempuan tersebut membuat Navya tidak nyaman. Apalagi ketika mata mereka bersitatap, terdapat sirat tidak suka di sana.
Perempuan itu tidak menyukai Navya.
"Lanjutin sarapan lo, Xa," titah Daffi mengabaikan pertanyaan Alexa yang jelas-jelas jawabannya sudah gadis itu ketahui. Lalu tatapan Daffi terarah pada Navya yang masih mengambil sarapannya. "Kenapa kamu masih diam? Sarapan." suruhnya.
Navya mengangguk lalu mulai mengambil sarapannya dan menyuapnya secara perlahan. Di sepanjang memakan sarapannya, Navya merasa jika perempuan di samping Daffi terus menatapnya membuat Navya tidak nyaman.
"Alexa!" tegur Daffi sadar dengan gestur tidak nyaman Navya di tatap oleh sahabatnya itu. "Lo bikin dia gak nyaman," ucapnya pelan.
Perempuan bernama Alexa memutar bola matanya malas. "Apa salahnya sih ngeliatin doang? Gue tuh lagi menilai seperti apa sosok perempuan yang dinikahi sahabat gue ini," tuturnya terang-terangan. Sedetik kemudian ia tertawa kecil. "Ternyata gak salah ya, Om Said gak seneng sama pernikahan lo," lanjutnya penuh makna.
Jika Alexa mengira Navya tidak mengerti dengan maksud ucapannya, Alexa salah. Navya sangat mengerti dengan maksud kalimat tersebut. Tapi ia hanya diam, tidak menimpali. Ia tidak memiliki hak untuk berbicara di sini. Ia tahu posisinya.
"Alexa, cukup!"
"Why? Kenapa lo kesel? Gue cuma bicara apa adanya."
Daffi menghela napasnya kasar. Ia menyudahi sarapannya. "Lo udah selesai?" tanyanya. Selera makannya hilang begitu saja padahal ia masih belum kenyang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm With You || On Going
RomanceFollow dulu sebelum dibaca, ya😊 *** Daffi memiliki prinsip yang tidak akan mengizinkan sembarang orang untuk menginjakkan kaki di mansionnya. Namun prinsip itu seolah terlupakan sebab pengusaha tampan tersebut justru membawa paksa seorang Navya mas...