{SEBAGIAN PART DIPRIVATE}
ini cerita saya real dari otak author yang agak eror. jadi bila andai ada kesamaan cerita atau nama dan tempat sama. author tak menjiplak. ^^
ini murni dari pemikiran author.
peraturannya jangan lupa ya. ^^
kalau bisal kata-kata yang di pakai dalam cerita sangat-sangat tak sopan, author sudah bilang. ^^ jadi saya mohon maaf. di sini sedikit agak ada kekerasan. mohon di mengerti. ^^ XD hehehe.
Happy reading~~~
================================================================================
Orang yang tak mengerti rasa pedihnya dunia tak pantas mengatai apa yang telah aku perbuat. Mereka hanya sekedar bicara tanpa arti, tanpa tau arti di balik semuanya. Kalian yang tak mengerti apa yang aku rasakan tak pantas untuk memiliki mulut itu. Kalian tak pantas untuk menyandang predikat manusia alim tak berdosa. Kalian yang belum tau kejamnya dunia tak akan pantas memandangku rendah. Kalian yang hanya seonggok daging yang hidup takpi tak berharga tak pantas harus hidup dengan bergelinang kemewahan dan juga kebahagiaan fana. Bagiku kehidupan penuh kedamaian hanyalah ada pada buku dongeng anak-anak yang dengan segala ilusi dan imajinasi yang memabukkan.
Ya. Benar. Semua sama saja. Tak akan pernah menghargai bagaimana hati orang-orang lemah sepertiku di tindas dan juga di maki. Kalian hanya memandangku sebelah mata tanpa tau keadaanku sebenarnya. Kalian yang seperti itu seharusnya tak pastas untuk hidup. tapi kalian juga pantas merasakan penderitaan tiada akhir yang di berikan dunia pada kalian. Akankah kalian merasakannya? Rasa sakit yang kalian rasakan karena telah menodai dunia ini sendiri? Kalian lah yang akan merasakan rasa sakit yang aku rasakan selama ini. Ya. Kalian memang tidak pantas untuk hidup, tapi kalian juga pantas mendapatkan penderitaan yang perih.
"Annabella, keluarkan suaramu. Dan berikan pada mereka lagu indahmu. Biar mereka merasakan perihnya di terima di dunia ini."orang berjas di sampingku memandangku lalu kembali memandang sekumpulan orang-orang di depan sana yang dengan bergidiknya memandangku yang mulai mengangguk dan maju selangkah.
"Tidak! aku mohon. Hentikan! Aku mohon jangan!!" dan merekapun saling menghujamkan senjata mereka pada antara mereka. Aku masih terus bernyanyi, dan bernyanyi. Hingga nada lagu yang aku nyanyikan telah selesai. Aku memandang mayat-mayat yang telah berlumuran darah mereka sendiri. Mereka mati dengan mengenaskan. Dan yang lebih menyedihkan lagi mereka mati di tangan teman mereka sendiri.
Akupun berbalik dan menghampiri pria berjas hitam itu. Dia tersenyum sangat puas. "Owh, annabella, kau tetap saja masih cantik seperti biasa. Suaramu yang merdu selalu menggetarkan jiwa yang mendengarkan." Lalu pria berjas itu mengusap pipiku yang terkena cipratan darah para manusia rendah tadi. Dan tak lupa dia mengecup bibirku. Pria itu menggiringku menuju mobil hitam mewah miliknya. Dan kami pergi dari tempat mengenaskan itu.
Benar, panggilanku saat ini adalah Annabella. Dengan dandanan perempuan yang manis sebagai hiasan gaun yang indah. Inilah pekerjaanku. Mau tidak mau aku harus aku lakukan. Kehidupanku tak akan pernah lepas dari dosa yang selalu aku perbuat. Aku merasakan pedihnya dunia yang tak akan menerimaku di sisinya. Tapi pria di sampingku ini memperkerjakan diriku agar berguna baginya.
Semenjak aku hidup atau menjalani pekerjaan baruku, hidupku seakan tenang dan tak terbebani. Dosa-dosa yang mengalir deras dari suara sudah tak bisa aku rem. Aku adalah anak 'laki-laki' yang di karuniai suara indah laksana seruling kematian. Suaraku selalu aku pergunakan untuk menghipnotis orang yang di tuju untuk membunuh dirinya sendiri atau bahkan keluarga atau juga teman. Tapi ini hanya berlaku saat aku sedang bekerja. Di luar itu aku tak pernah memperdengarkan suaraku.
"Annabella. Hari ini kau bekerja dengan keras. Aku sangat menghargai kerja kerasmu. Kini pulanglah dan beristirahatlah. Aku ingin kau menyanyikan kembali untukku besok."tepat saat pria berjas di sampingku selesai berbicara mobil ini berhenti tepat di depan apartementku.
Aku hanya mengangguk tanda mengerti, lalu membukakan pintu mobil dan melangkah keluar. Akupun membungkuk memberi hormat. Lalu mobil melaju pergi. Saat mobil itu sudah tak terlihat, aku melangkah masuk dan menaiki tangga apartemenku. Tiba-tiba pintu terbuka.
"CCCCCRRRRHHHIIIIISSSHHH!!!" muncullah seorang gadis yang cantik melompat padaku. Akupun reflek menangkapnya. Dia hanya cengar-cengir menatapku. "Selamat datang Crhish. Aku sudah menunggumu." Aku melihat jam pada tanganku. Pukul 11 malam. Aku meliat pada Emelin yang di depanku dengan senyuman 5 jarinya.
"Tak apa. aku memang menunggumu. Ayo masuk. Dan lepaslah pakaianmu itu. Aku geli melihatnya." Ucapnya sambil mendorongku masuk apartement. Dia dengan cerewetnya menyuruhku untuk tak lupa mencuci kaki serta tangan. Tak lupa dengan melepas semua 'atribut' kerjaku. Aku hanya kembali memandang gaun serta wig yang aku taruh pada kasurku. Saat aku bekerja panggilanku adalah 'Annabella'. Dan saat di rumah aku menjadi Crhish Vanberond. Seorang laki-laki biasa yang mengalami kehidupan yang sulit.
Karena suaraku yang menurut keluargaku adalah suara kematian, mereka tak mau menerimaku dalam bagian mereka. Akhirnya dengan usahaku aku mencari pekerjaan untuk memenuhi kehidupanku serta Emelin yang ingin ikut denganku. Suka dan duka aku lewati. Caci dan maki sudah sering aku dengar. Mereka menganggapku bisu. Dan aku tak peduli dengan semuanya.
"Crhish? Mau sampai kapan kau akan di dalam kamar? Ayo makan malam!!" teriak Emelin dari dapaur. Akupun keluar kamar dan menemui Emelin. Ya, hanya Emelin yang aku pertahankan dan selalu mendukung apa yang jadi keputusanku. Hanya dia satu-satunya keluarga yang aku punya.
^.^.^.^.^.^
tbc... ^^
ahahahay. ^^
kalau kalian sudah baca ceritaku sebelumnya kalian pasti tau bagaimana karakter cerita saya. ^^ agak geje, absurd, dan aneh.
see you next chapt~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Blind (BoyXBoy) yaoi
Mystery / Thriller(CERITA TELAH DI REUP LOAD. BILA ADA YANG MASIH TIDAK TERBACA SILAHKAN INBOX AUTHOR. TERIMA KASIH) yaoi/ homo/gay CONTENT!! WARNING!!! 1. bagi para homophobia di larang membaca 2. kata-kata yang di gunakan kasar (harap maklum) 3. cerita ini berk...