haayy. ^^ terima kasih ya yang sudah membaca cerita gejeku ini. ^^
di sini saya masih dalam tahap belajar, jadi kalau ada kesalahan, silahkan bilang pada saya. ^^ bila tak berkenan juga silahkan untuk bilang dengan saya. saya bukan type author yang akan marah bila ada yang berkomentar pedas atau berbentuk sarkas, ^^
bagi saya itu adalah saran untuk saya. ^^ terima kasih.
happy reading~~
================================================================================
(Denime's P.O.V)
Aku baru 1 hari pindah di sekolah mewah ini. Sekolah Weterbuct. Aku beranggapan semua sekolah sama saja. Tak akan ada yang menarik. Hanya para gadis yang dengan soknya memamerkan paras cantiknya yang bertingkah ala tuan putri kerajaan. Kalau bukan karena perintah dari dad. Aku tak akan mau pindah di sini. Tentu, pindah sekolah itu sangat membosankan. Entah di mana kata menariknya saat kau pindah ke sekolah barumu saat kau sudah memiliki teman di tempat sebelumnya dan harus berinteraksi dan mencari teman baru.
Aku menuju ruang yang dimana tempat para guru itu berkumpul. Yep, ruang guru. Aku di giring oleh seorang pria separuh baya menuju ruang guru. Dan dia berhenti di depan seorang wanita cantik berambut coklat lurus sebahu.
"Tuan Denime, perkenalkan ini adalah Mrs. Chotten, yang akan menjadi wali kelasmu nanti." Mrs. Chotten hanya tersenyum menanggapi dirinya di perkenalkan. Dan aku membalas senyumnya.
Beberapa menit kemudian aku di bawa ke sebuah kelas yang mungkin akan menjadi kelasku nanti. Murid-murid di dalam yang sebelumnya ricuh kini terdiam. "Baiklah anak-anak, kalian akan mendapat teman baru. Nah perkenalkan namamu." Belum juga aku membuka suara ada seseorang di ambang pintu yang ijin memasukki kelas. Aku terpaku menatapnya. Anak itu sangat cantik dan menawan. Dia bagaikan malaikat yang turun dari nirvana.
Sesaat dia duduk dan kursinya hancur aku masih tetap mengikuti arah pandangannya atau arah dia melangkah. Dia seperti wanita. Tapi dia mengenakan celana. Baru kali ini aku menemukan makhluk seindah dia. Pada sesi perkenalanpun pandanganku tak lepas dari sosok cantiknya. Dia seperti boneka yang rapuh. Aw. Sekolah ini ternyata tak semembosankan itu. Akan aku jadikan dia milikku.
Tapi...seberapa keraspun aku mengajaknya berbicara dia sama sekali tak merespon atau menjawabnya. Aku hanya menggaruk tengkukku yang tak gatal. Apa dia bisu? Dia hanya memberikanku tatapan sebagai isarat. Tapi kebisuannya membuatku semakin penasaran. Semakin dia menutupinya, semakin penasaran aku untuk mengetahuinya.
"Hei. Namamu Crhish kan? Kau ingin ke kantin?" ucapku saat bel istirahat berbunyi. Tapi dia masih tetap bergeming tak menjawab. Dia masih asyik dengan kegiatannya mencatat. Sebenarnya aku sedikit merasa jengkel. Hanya tatappannya yang tertuju padaku dengan mengisaratkan agar aku tak mengganggunya itu membuatnya semakin menggemaskan.
Aku menarik pundaknya agar dia mau menatapku dan menghentikan kegiatannya menulis. "Hei. Apa kau tak pernah di ajari oleh orang tuamu? Aku sedang bicara denganmu." Dia menatapku kesal. Dan menepiskan tanganku yang memegang pundaknya dengan kasar. Dia membereskan perlengkapan menilisnya dan pergi melangkah keluar. Aku menatap punggung kecil itu pergi.
"Kau tak usah mengurusi anak buangan itu. Dia itu bisu. Tak dapat menjawab. Jadi percuma kau mengajaknya berbicara. Atau kau akan di asingkan oleh seluruh penjuru sekolah."ucap salah satu anak teman satu kelas, yang kebetulan duduk di depanku. Aku menatapnya dengan penuh tanda tanya.
"Kau...akan mengerti nanti."
Kerutan di alisku semakin dalam. Apa maksud anak ini? Aku tak paham. Atau memang aku tak memahami cara ia berbicara? "Apa maksudmu?" tapi anak itu memilih diam dan bungkam setelah ngebuat aku penasaran. Ash. Sial!
![](https://img.wattpad.com/cover/43847350-288-k31678.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Blind (BoyXBoy) yaoi
Mystery / Thriller(CERITA TELAH DI REUP LOAD. BILA ADA YANG MASIH TIDAK TERBACA SILAHKAN INBOX AUTHOR. TERIMA KASIH) yaoi/ homo/gay CONTENT!! WARNING!!! 1. bagi para homophobia di larang membaca 2. kata-kata yang di gunakan kasar (harap maklum) 3. cerita ini berk...