Love 33

4.5K 264 18
                                    

@multimedia: aw. author nemu cosplaynya yang cocok buat Aria dan Reviel. kira-kira seperti itu, penggambaran kedua kakak beradik Derraton.

hai minna-saann. ah lamanyaaaa ya gak up date. maaf untuk keterlambatan saya tidak update. jujur. cerita ini mendadak stuck abis. belum lagi kabisan ide. adeehh. belum tugas kuliah yang menumpuk.

oke cukup curhatnya. XD maaf untuk yang selalu mengikuti. maaf untuk telatnya.

dan makasih buat kalian yang masih setia membaca sampai chapt sekarang. cerita ini di dedikasikan pada para pembaca. ^^

happy reading~~

==============================================================================

(Denime's POV)

*Flashback on*

Aku buka kelopak mataku. Sinar matahari membuatku harus kembali merasakan rasa sakit yang menyakitkan. Karena terlalu terang. Setelah beberapa menit aku mulai membiasakan diri. Setelah mataku mulai terbiasa dengan pencahayaan yang terang , kini kepalakulah yang menelusuri ruangan yang kini aku rtempati. Ini di mana? Ruangan ini sangat berantakan, mungkin banyak debu yang menempel pada setiap perabotnya. Di depanku terdapat sofa yang lumayan besar yang bisa aku lihat kini telah usang. Di makan oleh waktu. Pandanganku kini tertubruk oleh lemari kayu yang sangat usang, jarang di sentuh sepertinya. Saat aku ingin sekali bangun, rasa sakit yang menghujam di tubuhku membuatku urung untuk bangun.

"AKH!" Sakit! Ada apa ini? Apa yang terjadi padaku? Aku meringis merasakan hujaman yang teramat sangat yang ada di dada kiriku.

"Ah? Kau sudah bangun? Luar biasa kau tertidur hingga 2 minggu." aku menolehkan kepalaku pada sosok yang baru saja masuk pada pintu sisi kanan kamar ini. Penampilannya sangat aneh. Suar rambutnya berwarna merah menyala. Iris matanya pun segelap merah darah. Dia kini berada di hadapanku, dengan menatapku dalam. Ada apa dengannya? "Kau harusnya beruntung. Karena kau selamat dari maut." Aku ngerutkan alisku. Maut? "Kau baru saja hampir terbunuh. Oleh seorang psikopat."

"Apa maksudmu?! Sebenarnya apa yang terjadi?!"

"Tenang. Lukamu baru saja sembuh. Bila kau memaksa untuk bergerak maka luka itu akan terbuka kembali." Dia berjalan menghampiri sebuah jendela besar di depanku yang menampakkan pemandangan hutan. "Apa kau mengingat terakhir kali kau sebelum tertidur?"

Aku mengerutkan alisku. Memaksa untuk mengingat apa saja yang telah terjadi. Memaksan otakku menggali semua ingatan terakhir kali yang aku rasakan. Yang aku ingat hanya...ketika rasa sakit atas penolakan Crhish. Aku lalu pulang. Dan saat pulang, betapa aku terkejut, ada beberapa orang berjas hitam sedang menyeret ayah. Setelah itu, yang aku ingat...ayah di bunuh oleh seorang...wanita? wanita..wanita itu adalah Crhish? Yah. Aku ingat. Crhish berusaha membunuhku. Tiba-tiba kepalaku sakit. Aku mencengkram rambutku. Aku mengerang sekuat tenaga menghilangkan rasa sakit yang terus menerus menghujam dadaku serta kepalaku.

"AAARRRRRGGGGGHHHHHHH....sakit, sakit." Aku merancau tak beraturan. Rasa sakit itu, iya. Penolakan itu. Dia membunuh ayahku. Dia juga membunuhku. Kenapa? Kenapa? Padahal aku mencintainya. Kenapa? Semakin aku memikirkannya semakin rasa sakit itu menghujam keras tepat di dadaku.

"Hentikan. Kau akan melukai dirimu sendiri." Laki-laki yang tak aku ketahui namanya itu berusaha menenangkanku walau tau semua gagal. Aku ingin memberontak. Aku tak ingin merasakan rasa sakit ini. Aku tak ingin merasakannya. Aku tak ingin. "Sudah hentikan! Aku dapat membantumu bila kau ingin balas dendam padanya." Seketika itu eranganku terhenti secara ajaib. Balas dendam? Haruskah aku balas dendam? Aku melihat laki-laki itu tersenyum miring padaku. Tak pernah terpikir padaku kata balas dendam itu."Aku bisa membantumu. Dengan satu syarat, kau harus membantuku juga."

Love is Blind (BoyXBoy) yaoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang