Love 17

5.4K 411 11
                                    

haaii~~ ada yang kangen author? kayaknya gak ada. okee. lupakan.

ini author lagi semangat buat cerita. yang ntah, ceritanya jelek atau poll atau apalah. :D ampuni, author yaa. XD

okee....happy reading~~~

=========================================================================

Sudah beberapa hari yang lalu saat aku mempertontonkan aksiku dengan Tuan Jeremi pada Tuan Alex. Kini, hanya ada aku yang berada di sampingnya melindunginya dan mengawasi setiap aktivitas yang di lakukan oleh Tuan Alex. Aku tau, semenjak itu, Tuan Alex sama sekali tak pernah menganggap aku ada. Jangankan melirik, menganggap aku ada di sampingnya saja tidak. aku hanya heran dengan tingkahnya yang seperti itu. Segitu tak sukakah di kawal oleh seorang 'banci'? tapi bagiku tak masalah. Aku hanya bertugas mengawasi serta melindunginya. Tak lebih dari cukup. Aku kembali menatapnya yang masih berdiri di depan meja kerjanya. Walau tubuh dan umurnya yang masih terbilang cukup sangat muda, tapi semua pekerjaan yang di berikan oleh Tuan Jeremi selalu dia kerjakan dengan sempurna. Tak ada halangan baginya yang dalam mengerjakan pekerjaan tersebut. Dia masih kecil tapi tumbuh melampaui kedewasaan seseorang yang telah matang dan dewasa. Tuan Alex sangat cerdas. Pantas, Tuan Jeremi hanya sesekali mempedulikan dia untuk bersenang-senang, selebihnya pasti terserah apa mau Tuan Alex. Dan kini, setelah kerja, dia selalu meminta para pria berjas hitam itu untuk membawakannya seorang wanita yang masih perawan. Yep! Masih perawan, untuk memuaskan harsatnya.

"Tuan Alex, saya sudah membawakan apa yang Tuan minta."

"Haruskah aku memberitahukan padamu? Hem? Kau bisa menaruhnya di kamar. Tak perlu harus lapor!" Ucap Tuan Alex penuh dengan penekanan dengan masih dalam kesibukan yang dia kerjakan. Aku dapat melihat pria berjas hitam itu membawa seorang perempuan yang cantik, kulitnya putih. Seperrtinya masih muda juga. Terlihat dari parasnya yang masih sangat muda dan cantik. Pria berjas hitam itu mendorong masuk perempuan itu. Aku hanya menatap seperti biasa tanpa ada bantahan. Tugasku di sini hanyalah menemaninya. Dan selalu menatap Tuan Alex yang sedang bermain seks dengan para wanitanya.

Aku dapat melihat Tuan Alex telah membuka baju serta celananya, yang kini berganti menjadi pemandangan yang telanjang. Suara desahan, demi desahan di lontarkan oleh sang wanita di kala, Tuan Alex mulai memperlakukan kasar wanita itu. Yeah! Tuan Alex selama bermain seks tak pernah bermain lembut, dia selalu berlaku kasar terhadap pasangan seksnya. Tak ada yang berani protes. Hanya dapat menatap kasihan terhadap wanita yang di derumulinya. "Tsk! Tak bisakah kau membuatku bergairah? Dasar wanita jalang!" dan DOR! Suara tembakan terdengar ketika umpatan demi umpatan di lontarkan oleh Tuan Alex. "THEO! THEO! Kau membawakan wanita yang tak dapat membuat nafsuku bergairah. Apa saja yang selama ini kau kerjakan?! HAH?! Kau bosan hidup?!"

Pria berjas hitam tersebut hanya menunduk lesu ketika Tuan Alex memarahinya. Seperti biasa suara tembakan terdengar bergema di dalam ruangan. Tak hayal para pengawalnya menelan ludah kelu melihat adegan, di mana Tuan Alex menembakin dengan beruntun pada tubuh yang telah meregang nyawa itu. Dengan kekesalan yang memuncak, dia menendang jasat yang malang itu. "BUANG DIA! JUGA GADIS ITU! KALIAN SEMUA TAK BERGUNA!! KERJA APA SAJA KALIAN?! HAH!!" dengan sigap, pria berjas hitam yang lainnya membersihkan onggokan sampah itu. Tuan Alex hanya berdecak kesal. Entah mengapa dia begitu kesal setiap kali bermain cinta dengan para wanita.

Aku hanya menatap bahwa, kini mayat-mayat itu telah menghilang dari asalnya, dan ruangan kembali bersih. Aku menolehkan kepalaku pada Tuan Alex yang kini, mulai melampiaskan amarahnya terhadap benda mati. Dia menghancurkan vas bunga yang terduduk cantik di tempatnya. Lalu memecahkan kaca yang besar yang ada di kamarnya. Aku tak mengerti, apa yang membuat pria kecil itu mengamuk sejadi-jadinya. Bisa di lihat? Kini kamarnya bak rumah yang baru di terjang angin tornado. Berantakan! Sangat berantakan. Aku melangkah untuk mencari kotak kesehatan, dan membawanya kepada Tuan Alex yang terduduk lesu di bawah. Luka yang kemarin dia dapat kembali mengeluarkan cairan metalik itu. Luka itu di dapat hampir sama saat dia melakukan hal yang sama seperti sekarang. Menghancurkan kamarnya.

Love is Blind (BoyXBoy) yaoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang