ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKTUH.
BAGAIMANA KABAR KALIAN? SEMOGA SELALU SEHAT DAN BAHAGIA.
HAPPY READING 📚.
SALAM SAYANG DARI AKU💙.***
Sejak di perjalanan pulang, Azila tidak bisa tenang, ucapan Roni tadi membuat Azila sedikit terusik. Bagaimana Dia harus menjawab Roni? Azila memang belum menjawab pertanyaan Roni tadi, Dia hanya diam, tidak menyetujui, tapi tidak juga menolak.
Sekarang Azila sudah berdiri di depan pintu rumahnya, Dia bahkan lupa mengabari Faizal jika akan pulang, Azila memilih naik taksi. Pakaiannya sedikit basah karena memang masih hujan deras.
"Mbak nggak bawa payung? Hujannya lumayan deras."
"Ah, nggak pa-pa pak, jarak dari sini ke teras rumah nggak begitu jauh."
Setelah menutup pintu taksi, Azila langsung berlari, sempat berhenti sejenak untuk membuka lalu menutup kembali gerbang.
"Pasti dia sudah pulang," gumam Azila saat melihat mobil Faizal yang sudah terparkir di samping rumah saat berlari tadi. Azila membuka pintu, berjalan masuk sambil mencari keberadaan seseorang.
"Sudah pulang?" Azila terkejut bukan main saat suara itu justru berasal dari luar rumah, Dia berbalik. Terlihat Faizal di sana dengan tatapan mengintimidasi.
"Eh, iya. Lo dari mana?" tanya Azila kikuk. Apalagi baru pertama kalinya Dia ditatap seperti itu oleh Faizal.
"Dari beli sesuatu," ucapnya sambil mengangkat kantong kresek.
"Mandi air hangat. Jangan sampai sakit," ucap Faizal lalu menutup pintu.
Azila mengangguk patuh, Dia berjalan ke arah kamar, sedangkan Faizal ke dapur.
"Apa gue jujur aja? Lebih baik bukan? Jadi gue nggak usah banyak bohong kalau mau ketemu Roni. Faizal juga pasti bakal lepasin gue kalau gue jujur."
***
Malam harinya, setelah makan malam. Azila ikut duduk di ruang tamu, Faizal terlihat sibuk dengan laptonya. Azila berdehem, membuat Faizal menoleh.
"Kenapa?"
"Gue mau ngomong sesuatu, bisa dengerin gue dulu?" Faizal mengangguk, lalu meletakkan laptonya di meja.
"Ada apa?" tanya Faizal, Azila berdehem singkat.
"Tadi gue ketemu sama pacar gue yang pernah gue kasi tahu ke lo waktu masih di Singapura," jujur Azila, Dia menunggu reaksi Faizal, tapi justru Faizal hanya menatapnya, seakan menunggu penjelasannya.
"Terus?" tanya Faizal pada akhirnya, Azila menghembuskan nafas kasar, reaksi Faizal tidak Dia duga. Dia kira pria itu akan marah, lalu mereka akan bertengkar, dan Faizal akan menceraikannya, semulus itu imajinasinya.
"Lo nggak marah? Istri lo ketemu sama pacarnya loh ini, ketemu di cafe, pelukan juga bahkan. Lo nggak mau marah gitu?" tanya Azila kesal.
"Marah, ini saya lagi marah," ucap Faizal datar, lalu kembali mengambil laptonya.
"Ini lo bilang marah?"
Faizal hanya bedehem.
"Ya ampun Zal, mana ada marah kayak gitu. Marah itu yang marah-marah. Giamana sih." Bukannya Faizal yang marah, justru Azila yang marah.
"Itu marah versi kamu, veris saya seperti ini."
"Dahlah, males gue. Yaudah gue blak-blakan aja."
"Silahkan," ucap Faizal yang masih fokus pada laptopnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Persimpangan Jalan (END)
Fiction générale⚠️JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ *** Kira-kira bagaimana perasaan kalian, ketika ada beberapa orang yang tidak kalian kenali mengaku menjadi keluarga, bahkan salah satunya mengaku menjadi calon suami, bagaimana? Mungkin yang kalian rasakan ad...