hai teman2, maaf ya baru update, baru teringat kalau cerita ini belum ditamatkan di wattpad. met baca ya. moga suka.
27
"Avery!" sambut Karmila dengan mata berbinar. "Senang melihatmu kembali, Sayang. Kau datang sendirian?"
Avery memeluk ibunya dengan penuh rasa rindu, kemudian menyerahkan bingkisan berupa cake yang ia beli di bandara kemarin. "Ya, Ma. Gabriel sudah kembali bekerja."
"Bagaimana bulan madu kalian, Sayang? Menyenangkan?" tanya Kamila sembari menerima bingkisan dari sang putri.
Meski tahu pertanyaan sang ibu bersifat umum, tak urung wajah Avery merona.
"Udara di sana dingin," kata Avery. Padahal sang ibu tahu tentang itu. Mereka pernah beberapa kali berlibur sekeluarga ke sana.
"Mama tidak kuat di sana. Rasanya ingin tidur sepanjang hari. Dingin."
Karmila dan Avery duduk di ruang keluarga, Bi Mira menghidangkan teh manis hangat untuk keduanya.
Harry Batara muncul. Avery bangkit dan memeluk sang ayah.
Mereka bertiga pun bercerita dengan hangat dan makan siang bersama.
***
Dalam perjalanan pulang dari rumah orangtuanya, Avery mampir ke rumah Silvia dan menyerahkan oleh-oleh untuk sahabatnya itu. Mereka bercerita sekitar tiga puluh menit, kemudian Avery pamit.
Begitu tiba di rumah, Avery langsung ke kamar. Saat di rumah Silvia tadi, Avery mendapat pesan dari Rangga.
Avery duduk di kursi dekat jendela dan menyalakan laptop, lalu membuka email dari Rangga dan mengunduh berkas yang dikirim oleh sang editor.
Berkas tersebut adalah naskah karya Avery yang telah diberi balon-balon komentar, bagian mana yang ejaannya salah, kalimat yang tidak tepat dan alur yang harus diperbaiki.
Avery membaca semuanya dengan cermat. Di halaman terakhir Rangga meninggalkan catatan, kalau naskah Avery adalah prioritas dan akan segera diterbitkan. Jadi Avery diharapkan bisa segera memperbaiki naskah tersebut untuk ditinjau kembali oleh sang editor.
Avery pun mulai memperbaiki naskahnya dengan penuh semangat. Ia tak sabar melihat karyanya dipajang di toko-toko buku seluruh tanah air.
***
Avery, Gabriel dan Gunawan Vinson makan malam bersama. Avery makan dengan terburu dan selesai lebih dulu, kemudian berpamitan. Kening Gabriel berkerut ketika melirik sosok sang istri berlalu.
Gabriel segera menyudahi makannya. Selesai makan, tidak seperti biasanya yang akan bersama sang ayah bersantai di beranda, Gabriel pergi ke kamar.
Ia mendapati Avery sedang duduk di kursi dekat jendela dan tampak fokus pada layar laptop. Sesekali wanita itu mengetik. Terkadang keningnya berkerut, terkadang ada senyum terukir di bibirnya.
Kening Gabriel kembali berkerut. Apa yang Avery lakukan? Ia pun melangkah mendekati istrinya itu.
"Avery."
Avery menoleh dan tersenyum. "Hai." Lalu kembali menatap layar laptop.
"Kau sedang apa?"
"Aku merevisi naskah."
"Naskah?"
"Naskah novelku, Gab," jawab Avery tanpa menoleh.
Gabriel berdiri di sisi Avery dan membaca tulisan yang tertera di layar laptop. "Kau pengarang?" Gabriel terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Avery and Her Ice Husband
Romance[Follow Evathink sebelum membaca, agar mendapat Info update!] Unexpected Love #3 Tak mau menikah dengan pria pilihan orangtuanya membuat Avery Larasati nekat mengklaim seorang pria asing yang ia temui di pesta sebagai calon suaminya. Adalah Gabriel...