4

3K 358 26
                                    

Versi TAMAT
Avery and Her Ice Husband
Tersedia di:
KARYA KARSA
(unduh app di playstore)
dengan harga SUPER PROMO!
harga sewaktu-waktu akan naik!!!

Cerita tetap di lanjutkan di wattpad sampai TAMAT!

4

Dalam balutan setelan jas lengkap berwarna kelabu yang mencerminkan suasana hatinya, Gabriel Vinson berdiri sendirian di sudut sepi ruang pesta. Matanya lekat menatap sepasang pengantin yang berdiri di atas pentas dan tampak bahagia. Senyum semringah seakan tak berhenti mengembang di wajah keduanya, sangat berbanding terbalik dengan Gabriel. Dadanya terasa nyeri bak ditikam brutal dengan pisau berkarat. Amat sangat sakit.

Gabriel menghela napas berat. Seharusnya dirinyalah yang berdiri di sana, bersanding dengan mempelai yang jelita itu.

Claura Anatasia ..., desah Gabriel dalam hati dengan perasaan merana. Tiga tahun perjalanan cinta mereka begitu mulus, siapa sangka tidak akan berakhir di pelaminan?

Sering Gabriel tak habis pikir, bagaimana mungkin Claura mengkhianatinya?

"Ayo, pulang! Bagaimana mungkin kau menghadiri pesta sementara David dan kedua orangtuanya sedang di rumah kita??"

"Aku sudah bilang, aku tak mau menikah dengannya! Please, Kak, jangan paksa aku! Aku sudah punya kekasih!"

"Bohong!"

"Kenapa aku harus berbohong?? Kami bahkan akan menikah dalam waktu dekat!"

Suara perdebatan itu membuyarkan lamunan Gabriel. Ia menoleh. Sekitar dua meter dari tempatnya berdiri, tampak seorang gadis muda bergaun biru sedang memelototi seorang pria yang tampak beberapa tahun lebih tua darinya. Ada kemiripan di wajah keduanya.

Pria itu Ferdinan Batara. Gabriel tak pernah berkenalan secara langsung dengannya, tapi siapa yang tak kenal putra Harry Batara? Sepak terjangnya di dunia perbisnisan harus diancungi jempol.

"Ayo, pulang!" Si pria mencengkeram tangan si gadis dan siap menyeretnya pergi.

Si gadis menggeliatkan tangan dalam usaha melepaskan cengkeraman itu.

Tanpa sengaja iris gelap Gabriel bersitatap dengan iris keemasan si gadis berambut lurus sebahu itu.

"Lepaskan aku! Dia! Dia kekasihku!"

Sepertinya pernyataan gadis bertinggi tubuh sekitar 160 senti itu berhasil menarik perhatian si pria. Cengkeraman pria itu mengendur dan si gadis langsung melepaskan diri.

"Dia kekasihku!"

Gabriel terkejut ketika gadis itu berjalan cepat ke arahnya dan dengan tak tahu malu bergelayut manja di lengannya.

"Kami akan menikah dalam waktu dekat, benarkan, Sayang?" lanjut gadis itu cepat. Matanya menatap Gabriel dengan sorot memohon, meminta diiyakan.

Pria yang bersama si gadis menatap Gabriel dalam-dalam, sementara Gabriel masih terpaku dalam keterkejutan.

"Kalau begitu, ayo, sekarang pulang, ajak dia, kenalkan pada kedua orangtua kita!"

"Tidak! Tidak bisa malam ini!" kata si gadis panik. "Ka..mi ..., tak mungkin meninggalkan pesta secepat ini!" alasan si gadis tergagap.

Si pria menatap si gadis dan Gabriel silih berganti dengan tajam. "Pesta ini tidak penting."

"Lagi pula ada David dan kedua orangtuanya di rumah kita," si gadis tidak putus asa mencari alasan.

Si pria melirik arloji di pergelangan kirinya. "Ini hampir pukul sepuluh. Kakak yakin, saat kita tiba di rumah, mereka sudah pulang."

"Ta..pi ...."

"Berhenti bermain-main, Avery! Pokoknya ajak dia ke rumah kita, sekarang! Jika kau tidak melakukannya, jangan menyesal jika akhirnya kau harus menikah dengan David atau siapapun pilihan Papa." Setelah mengucapkan itu, si pria berlalu.

Tinggallah si gadis yang terpaku dengan wajah memucat sementara tangannya masih memegang erat lengan Gabriel.

Gabriel yang sudah berhasil pulih dari keterkejutannya, melepaskan cengkeraman si gadis dari lengannya.

"Aku tidak tahu apa masalahmu, Nona, dan aku tidak ingin tahu, tapi tak seharusnya kau melibatkanku," setelah mengatakan itu dengan dingin, Gabriel berbalik dan berlalu.

Si gadis tersadar dari keterpakuannya. Ia segera mengejar Gabriel, mengabaikan banyak pasang mata yang menatap ingin tahu ke arah mereka.

"Tidak! Jangan pergi! Kau harus membantuku!"

Gabriel tidak menghentikan langkah. Ia menembusi para tamu pesta dan berhasil keluar dari ruang tersebut. Unik, rasa sakit hatinya akibat ditinggal menikah sang kekasih hati, memudar. Tingkah konyol si gadis sukses mengalihkan pikirannya.

"Aku mohon! Kau harus menolongku!" si gadis berhasil mengejar Gabriel dan meraih lengan pria itu setelah keduanya berada di luar ruang pesta.

Gabriel menghentikan langkah dan menatap si gadis dengan bosan. "Apa? Kau tak mungkin memintaku menemui keluargamu sebagai calon suamimu, kan? Kita bahkan tidak saling kenal!"

Si gadis mereguk ludah.

Gabriel menatap gadis cantik yang memucat itu. Ia mengembus napas panjang lalu berbalik dan melangkah pergi.

***

Avery Larasati Batara menatap pria tampan berjas kelabu itu berlalu tanpa bisa berkata-kata. Rasa kesal memenuhi dadanya.

Siapa pria itu? Sangat angkuh dan menyebalkan!

Sosok pria itu lenyap dari pandangan Avery. Dengan kesal Avery berdecak, lalu turut bergerak menyusuri jejak langkah si pria. Ia harus segera pulang. Kakak laki-lakinya, Ferdinan Batara, pasti sudah menghubungi orangtua mereka, mengatakan Avery akan membawa kekasih untuk bertemu mereka.

Avery mengembus napas kesal. Sekarang ia harus memutar otak mengarang alasan.

***

Love
Evathink

Hayokk teman2 vote dan komen yang cetarrrrr, yang banyakk

Semakin cepat banyak vote dan komen, semakin cepat update!!







Avery and Her Ice HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang