13

2.6K 305 24
                                    

Ebook karya-karya Evathink bisa dipurchase di:
GOOGLE PLAY BUKU
KARYA KARSA.
Untuk order buku cetak, silakan WA Evathink +628125517788, ready stock!

*cerita dolanjutkan di wattpad sampai tamat!

Gambar berikut tampilan di karya karsa


13

"Gabriel."

Gabriel yang berbaring menyamping dan sedang mencoba untuk tidur, membuka mata dan berbalik mendengar panggilan itu.

Matanya disajikan pemandangan gadis bertubuh langsing dengan handuk putih melilit sebatas dada hingga paha. Ada handuk lain yang melilit kepala gadis itu, sementara wajah dan bibirnya tampak polos tanpa riasan dan lipstik. Uniknya, dia masih terlihat cantik.

Titik-titik air masih menghiasi bahu dan paha gadis itu, kesan dari belum dilap kering sepenuhnya.

Api gairah Gabriel yang telah dengan susah payah ia padamkan, kini kembali menyala.

"Koperku ...."

Alis Gabriel nyaris bertaut. Ia tidak mengerti apa yang dikatakan wanita di depannya itu. Apakah si wanita sedang menggunakan bahasa planet lain? Atau gairah telah menghambat habis kinerja otaknya?

"Koperku ..., ada di mobilmu. Bisakah kau mengambilnya untukku?"

Gabriel masih membisu.

Keterdiaman Gabriel membuat Avery berpikir pria itu keberatan dengan permintaannya. "Please. Selain berat, aku juga tak mungkin berkeliaran dengan tubuh hanya berlilit handuk seperti ini."

Gabriel sekali lagi memandang tubuh tersebut.

Avery tampak sangat seksi dalam balutan handuk putih itu. Ah, kenapa wanita itu tak memakai jubah handuk saja? Apa Avery sengaja menggodanya?

Dengan tak sabar Gabriel menarik tubuh Avery hingga jatuh di atas tubuhnya.

Avery menjerit kecil.

Gabriel melumat bibir wanita yang telah menjadi istrinya itu dengan buas. Avery pun membalas dengan panas.

Lama mereka berdua berciuman dengan liar.

Setelah ciuman itu berakhir, keduanya saling tatap.

Gabriel mengulurkan tangan dan menarik handuk Avery hingga terlepas. Pemandangan indah yang memabukkan tersaji di depan matanya.

Dengan gairah berkobar-kobar, kedua tangan Gabriel bergerilya di dada Avery. Puncak kemerahan itu seketika menegang.

Payudara Avery tidak terlalu besar, tapi kencang dan indah.

Gabriel meremasnya lembut, kemudian jari telunjuk dan ibunya memuntir kedua puncak yang indah menggoda itu.

Avery mengerang pelan.

Gabriel membawa tubuh Avery sedikit ke arah kepalanya, lalu mulutnya mengulum salah satu puncak payudara wanita itu.

Avery melenguh.

Gabriel buru-buru melepas celananya. Lalu tanpa melepaskan kuluman mulutnya di payudara Avery, ia mengatur posisi.

Bukti gairahnya menyentuh celah lembap Avery. Lalu Gabriel mendorong pelan.

"Gabriel?"

Kenapa Avery tidak mendesah? Apakah tidak nikmat?

"Gabriel?"

Seketika seperti ada air es mengguyur kepala Gabriel. Ia berkedip. Sial. Ia berkhayal bersetubuh dengan Avery.

"Jadi, bisakah kau membantuku?"

Gabriel mengumpat pelan. Ia pun bangkit dengan enggan.

Avery terkejut mendengar umpatannya, tapi Gabriel terlalu frustrasi untuk peduli dengan perasaan wanita itu yang pastinya merasa tak nyaman karena berpikir Gabriel tak senang diminta mengambil kopernya di mobil.

Avery melangkah mundur ketika Gabriel akan turun dari ranjang.

Ketika berdiri di sisi ranjang, Gabriel bisa melihat tatapan Avery tertuju ke bawah pusarnya.

"Bagus, jagoan, kau memberitahunya kalau kau menginginkannya," kata Gabriel kesal dalam batin.

Lalu tanpa bicara ia meninggalkan kamar untuk mengambil koper Avery.

***

Hei, apa-apaan?

Avery yang berdiri menggigil karena dinginnya suhu kamar, menatap kepergian Gabriel dengan alis terangkat. Tadi ia melihat tonjolan di bawah pusar pria itu. Meskipun belum pernah berhubungan intim, tapi Avery bukan sang perawan polos yang tidak tahu kalau Gabriel sedang bergairah.

Apakah melihatnya dalam balutan handuk membuat pria itu bergairah?

Avery menyesal jika sudah secara tak sengaja menggoda pria itu. Ia sama sekali tak bermaksud demikian. Seharusnya tadi ia mengenakan jubah handuk, tapi sialnya ketika hendak memakainya, jubah tersebut jatuh dan basah. Akhirnya Avery terpaksa mengenakan handuk.

***

Seumur hidupnya, Gabriel tidak ingat kalau ia pernah mengomel. Namun malam ini, sembari melangkah keluar dari kamar, ia bersungut-sungut dengan suara rendah. Bahkan saat sudah tiba di garasi dan mengangkat keluar koper Avery dari mobil pun, ia masih mengomel.

Avery sengaja menggodanya, bukan? Apa wanita itu berharap Gabriel mencumbunya?

Lihat saja, jika sekali lagi Avery melakukan itu, Gabriel akan menganggapnya sebagai lampu hijau untuk bercinta.

Setelah kembali ke kamar dan mendorong koper berwarna merah milik wanita itu, Gabriel masuk ke kamar mandi, ia butuh mandi air dingin untuk membunuh api gairah yang meretih-retih dalam dirinya. Sungguh malam pengantin yang menyebalkan!

***

Saat Gabriel pergi ke kamar mandi, Avery buru-muru membuka koper, mengambil sepasang piama, lalu memakainya.

Setelah itu, dengan gerak cepat ia menyusun perlengkapan kosmetiknya ke meja rias, kemudian mengoles krim perawatan wajah.

Begitu selesai, Avery yang merasa lelah segera meninggalkan kursi meja rias. Baru beberapa langkah, ia mematung. Di mana ia akan tidur malam ini? Ia tidak mungkin tidur seranjang dengan Gabriel, bukan?

Avery mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Matanya berhenti pada sebuah sofa panjang.

Ah, ya. Ia akan tidur di sana.

Dengan perasaan lega, Avery melangkah menuju ranjang, meraih selimut dan membawanya ke sofa.

***

Evathink
Follow instagram: evathink

Maafkan jarang bgt update wp, temen2
Kdg di sela kesibukan mau update, buka app, lemot bgt, mgkn jrgnnya kurang kuat,
Tp aku buka app ungu, cepat aja.
Kdg dah buka wp, krn lemot, aku tinggal, lalu lupa.
Seandainya wp kek ungu bs update otomatis sesuai pengaturan jadwal, nah mgkn crt ini bs rutin update. Maaf bgt ya tmn2.

Love u all.

Next part aku update secepatnya ya.

Avery and Her Ice HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang