Versi TAMAT
Avery and Her Ice Husband
Tersedia di:
KARYA KARSA
(unduh app di playstore)
dengan harga SUPER PROMO!
harga sewaktu-waktu akan naik!!!https://karyakarsa.com/evathink
Cerita tetap di lanjutkan di wattpad sampai TAMAT!
5
Sebuah mobil mewah melenggang keluar dari gerbang rumah berhalaman luas milik Harry Batara sesaat sebelum mobil Avery tiba. Avery menebak mobil tersebut milik David.
Syukurlah pria itu dan keluarganya sudah pulang. Avery belum pernah bertemu dengan David—dan tidak ingin bertemu. Dari cerita ibunya, David berusia awal tiga puluh.
Avery keluar dari mobilnya yang terparkir rapi di garasi dan berjalan malas menuju rumah. Seperti yang ia duga, ketika memasuki rumah, kedua orangtuanya sudah menunggu di ruang tamu. Ferdinan, kakaknya yang tampan tersebut, tak tampak batang hidungnya, mungkin sudah pergi ke kamar, mengeloni istrinya. Ferdinan menikah tahun lalu dan masih dalam rangka membuat bayi.
"Avery! Berani-beraninya kau mempermalukan papa!"
Terguran keras sang ayah membuat Avery yang baru tiba di ruang tamu, menunduk. Sang ayah sangat jarang memarahinya, tapi sepertinya kali ini ia keterlaluan. Sang ayah sudah mewanti-wantinya untuk bertemu dengan David dan kedua orangtua pria itu malam ini.
"Mana pria itu, yang katanya kekasihmu??"
Avery mengangkat wajah, "Dia ..., ada urusan mendadak, Pa ...."
Harry Batara mendengkus kesal. "Apa dia hanya ingin bermain-main denganmu, hah?"
Avery kembali menunduk dan menggigit bibir.
"Sayang ...," Karmila Batara menyentuh lembut lengan suaminya.
"Undang dia makan malam besok. Papa ingin bertemu dengannya. Jika dia serius menjalin hubungan denganmu dan akan menikahimu dalam waktu dekat, papa akan membatalkan perjodohanmu dengan David, tapi jika tidak, maka akhiri hubungan kalian dan menikahlah dengan David."
Setelah mengatakan itu, Harry berbalik dan melangkah pergi.
"Mama ...," Avery merengek pada sang ibu.
Karmila menghela napas panjang dan mendekati putrinya. Ia menarik Avery duduk di salah satu sofa yang ada di ruang tersebut.
"Aku tak mau menikah dengan David atau siapapun pria pilihan Mama-Papa."
Karmila mengelus rambut sebahu putrinya yang halus dan lembut. "Mama mengerti, Sayang. Tapi ini demi dirimu. Kita sudah membicarakannya tadi pagi, bukan?"
"Jika Mama dan Papa sayang padaku, seharusnya Mama dan Papa membiarkanku menikah dengan pria yang kucintai, bukan menikahkanku dengan pria asing."
Karmila menatap anaknya dengan penuh kasih sayang. "Tentu saja kami akan mengizinkanmu menikah dengan kekasihmu, siapa namanya?"
Avery mereguk ludah. Ia tak punya kekasih. Ia bahkan tidak tahu nama pria yang ia klaim sebagai kekasihnya itu.
"Ajak dia ke rumah besok malam, oke?" Setelah mengatakan itu, Karmila mengecup kening anaknya, kemudian berlalu menyusul suaminya yang sudah masuk ke kamar.
Tinggallah Avery yang membisu di ruang tamu.
***
Keesokan harinya, menjelang pukul sepuluh pagi, Avery sudah berada di lobi sebuah hotel bintang lima.
"Avery, maaf, aku telat."
Avery yang sedang berselancar di dunia maya di ponsel, mengangkat wajah dan mendapati sesosok pria tampan mengenakan kemeja biru berjalan menghampirinya. "Tidak apa-apa. Seharusnya aku yang minta maaf, Dev, ini hari Minggu, aku malah merepotkanmu."
Devon tersenyum lebar, "Tidak apa-apa. Mau minum-minum dulu di restoran atau langsung ke bagian keamanan?"
"Langsung ke bagian keamanan saja."
"Oke."
Tadi pagi-pagi sekali Avery menghubungi Devon, teman semasa SMA-nya yang menjabat sebagai manajer di hotel bintang lima tempat diadakan pesta pernikahan Claura dan Jonathan tadi malam. Tujuannya untuk memeriksa rekaman CCTV dan menemukan sosok sang pria dingin nan pelit senyum itu. Avery butuh mengetahui identitasnya. Ia harus mendatangi dan meminta bantuannya untuk menjadi pacar pura-puranya.
Lima belas menit kemudian, Avery sudah mendapat foto-foto yang ia inginkan.
"Apa kau kenal pria ini?" tanya Avery ketika ia dan Devon berada di ruang kerja pria itu. Avery tentu saja bisa bertanya langsung pada Claura dan suaminya, salah satu dari kedua orang tersebut pasti mengenal tamunya, bukan? Namun selain karena tak mau mengganggu bulan madu sang pengantin baru, Avery juga tak memiliki kontak wanita itu. Sejak lulus kuliah bisa dibilang mereka tak pernah bertemu dan menjalin komunikasi lagi. Avery agak terkejut ketika menerima undangan pernikahan Claura yang dikirim ke rumah orangtuanya beberapa hari lalu. Keinginan menghindar dari bertemu David-lah yang akhirnya menjadi alasan paling besar untuk pergi ke pesta pernikahan Claura.
"Namanya Gabriel Vinson. Dia pebisnis sukses, memiliki supermarket yang tersebar seantero Kalimantan Timur. Kenapa? Kau naksir padanya?"
Avery tersenyum samar dan menggeleng. "Tentu saja tidak. Hanya penasaran."
Devon tersenyum usil. "Biasanya dari rasa penasaran akan tumbuh perasaan cinta."
Avery terbahak. "Kau mengada-ada." Setelah tawanya mereda, Avery bertanya, "Apa kau punya alamat atau nomor ponselnya?"
Senyum usil Devon melebar. "Aku bilang juga apa ...."
Wajah Avery merona. "Jadi? Ada?"
Devon menggeleng menyesal. "Sayangnya tidak."
***
Vote dan komennnn yaaaa
Makasii
Love
IG/Karya karsa: Evathink
KAMU SEDANG MEMBACA
Avery and Her Ice Husband
Romance[Follow Evathink sebelum membaca, agar mendapat Info update!] Unexpected Love #3 Tak mau menikah dengan pria pilihan orangtuanya membuat Avery Larasati nekat mengklaim seorang pria asing yang ia temui di pesta sebagai calon suaminya. Adalah Gabriel...