maaf teman2, baru sempat update
btw, part 21-25 sudah hadir di karya karsa ya. mohon dukungannya teman2 agar aku semakin semangat update dan berkarya. makasih buat yang udah dukung.
unduh app karya karsa, lalu cari nama evathink, jangan lupa follow ya.
oh ya, aku aktif di youtube, share cerita gratis, jangan lupa subcribe ya.
met baca
20
Gabriel bersama sang ayah bersantai di beranda. Gunawan Vinson duduk di salah satu kursi yang ada di sana, sementara Gabriel berdiri tak jauh darinya.
"Sepertinya malam ini akan turun hujan lebat," kata Gunawan Vinson.
Gabriel mendongak. Menatap langit malam yang tampak diselimuti awan mendung tebal. "Ya, sepertinya begitu," Gabriel mengiyakan. Angin yang bertiup sedikit kencang menyapa tubuhnya, terasa dingin di kulit.
Alih-alih menggigil, Gabriel merasa panas. Darah seakan menderu-deru ke bawah pusarnya.
Bayangan Avery yang hanya berlilitkan handuk, melintas di benaknya. Api gairah Gabriel seketika menyala.
Gabriel mencoba mengalihkan pikiran pada tumpukan pekerjaan yang sudah menantinya esok hari, sialnya usahanya itu tak mampu mematikan api gairahnya. Detik demi detik yang berlalu membuat api tersebut kian membesar.
"Papa akan istirahat, Nak. Sebaiknya kau juga." Gunawan berdiri, kemudian berlalu.
Gabriel memandang sosok sang ayah yang perlahan-lahan menjauh.
Saat merasa celananya kian mengetat, Gabriel meringis. Apa yang harus dilakukan? Ia tak mungkin pergi mencari pelampiasan di luar sana. Ia tak pernah tidur dengan sembarang wanita.
Sepertinya mandi air dingin akan menjadi solusi sempurna.
Gabriel mengumpat pelan dan masuk ke dalam rumah. Beberapa saat kemudian ia sudah berada di kamar. Tampak Avery sedang mondar-mandir gelisah. Wanita itu mengangkat wajah ketika mengetahui Gabriel memasuki kamar.
Pandangan mereka bertemu. Dalam jarak beberapa meter yang membentang, di bawah siraman lampu yang terang benderang , Gabriel bisa melihat ada gairah yang sama berkobar di mata Avery.
Avery juga menginginkannya. Untuk apa ia mandi air dingin jika ada sang istri yang akan menemaninya mengarungi samudra kenikmatan?
Gabriel menutup pintu kamar dan melangkah lebar menuju Avery yang sedang terpaku di tengah ruangan. Tanpa basa basi, Gabriel menarik Avery ke dalam pelukan, lalu melumat bibir wanita itu dengan buas.
Awalnya Avery terkejut, tapi kemudian membalas dengan sama liarnya.
Bibir mereka bertaut dan saling menggoda. Desir-desir indah menjalar ke seluruh saraf Gabriel. Tanpa melepaskan tautan bibir mereka, ia membopong Avery ke ranjang, lalu membaringkannya di sana.
Sesaat Gabriel menatap Avery. Wanita itu juga melakukan hal yang sama. Tatapan mereka berdua terkunci dalam pendar gairah.
Masih berdiri di sisi ranjang, Gabriel melucuti pakaiannya. Mata Avery membesar melihat itu. Ada sinar takjub di sana ketika helai terakhir yang menutupi tubuh Gabriel jatuh ke lantai.
Gabriel menyeringai samar. Ia tahu Avery kagum pada bentuk tubuhnya yang indah dengan kulit kecokelatan dan otot-otot yang kekar, dan tentu saja pada bukti gairahnya yang berukuran luar biasa, lihat saja, mata Avery terpaku di bawah pusarnya.
Dengan api hasrat yang menyala-nyala, Gabriel naik ke ranjang. Ia membungkuk di atas tubuh Avery.
Bibir keduanya bertemu. Dalam sekejap kecupan Gabriel berubah menjadi pagutan. Lidahnya menerobos bibir Avery, menjelajah untuk mengecap kemanisan istrinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Avery and Her Ice Husband
Romance[Follow Evathink sebelum membaca, agar mendapat Info update!] Unexpected Love #3 Tak mau menikah dengan pria pilihan orangtuanya membuat Avery Larasati nekat mengklaim seorang pria asing yang ia temui di pesta sebagai calon suaminya. Adalah Gabriel...